4

17.2K 773 3
                                    

"Rei." Panggilan tersebut membuat Amorei menoleh melihat siapa yang memanggilnya.

"Eh, hai Gino." sapa Amorei dengan senyum khasnya.

Cowok yang dipanggil Gino itu menoleh ke kanan ke kiri memastikan cewek itu sendirian.

"Kok tumben sendirian aja, biasanya sama Abim?" tanya Gino heran.

"Ini Rei lagi cari Abim."

"Abim kayaknya di rooftop deh, Rei. Biasanya kan sering bolos bareng temennya disitu." ucap Gino.

"Yah kok di rooftop sih kan jauh." Amorei menghela napas berat.

"Emang lo mau nyamperin Abim?" tanya Gino.

"Iya tapi Rei takut jalan ke rooftop sendiri gino." Jawab Amorei dengan tampang polosnya.

Gino merasa sangat gemas dengan gadis di depannya itu. "Ayok sini gue anter."

"Serius mau nganterin?" tanya Amorei riang.

"Iya ayok."

Amorei pun mengikuti Gino dengan senang karena cowok itu baik ingin mengantarkan dia ke tempat Abim.

"Tuh lo masuk aja." Ucap Gino saat mereka sudah sampai.

"Makasih ya gino." Ucap Amorei tulus.

Gino mengacak pelan rambut cewek didepannya itu. Sungguh cewek didepannya itu ingin sekali dia pacari jika belum ada pawangnya.

"Sama-sama cantik. Oh iya nih coklat yang manis buat orang yang manis juga." Ucap Gino memberikan coklat.

"Serius ini buat Rei." Ucap Rei memastikan.

"Iya cantik."

"Omg makasih banyak Gino." Girang Amorei sambil memeluk coklatnya.

"Rei masuk nemuin Abim dulu ya. Dadah Gino." Ucap Amorei sambil melambaikan tangannya.

"Dadah cantik."

Amorei langsung berlari menemui Abim saat dia melihat kekasihnya itu sedang duduk bersama Leo dan Vino.

"Abim. Aku cariin dari tadi tau."

Abim, Vino dan Leo menoleh melihat amorei yang berada di ambang pintu rooftop tersebut.

"Sini." Ucap Abim menyuruh Amorei duduk disampingnya. "Kok lo berani ke rooftop sendirian, kan jauh?" Tanya Abim saat Amorei sudah duduk disampingnya.

"Tadi aku dianterin Gino." jawabnya polos. Abim langsung menatap tajam kearah Amorei.

"Oh gitu jadi kalo gue gaada, lo deket-deket gino gitu?" Tanya Abim galak.

"Tadi gak sengaja ketemu ih." Sebal Amorei.

"Alasan aja." Cibir Abim.

Amorei mengangkat kedua jarinya. "Aku gak bohong serius." Ucap Amorei..

Abim menghela napas pelan. Cowok itu tidak bisa terlalu lama marah kepada Amorei.

"Jangan deket-deket dia lagi."

"Iya, Abim."

"Oh iya, liat aku dapet coklat." Ucap Amorei lagi sambil memperlihatkan ke Abim.

Abim lantas menatap heran Amorei. "Gue gak ngasih lo coklat hari ini. Dari siapa itu?"

"Gino tadi ngasih aku abis dia nganterin  kesini." Jawab Amorei.

"Wih berani banget dia. Udah tau pawangnya kayak macan. Ya gak." Ucap Vino sambil menyenggol lengan Leo.

"Bukan gue loh yang ngomong." Ucap Leo saat Abim menatapnya tajam.

Abim melirik sinis kearah temannya itu. Cowok itu kemudian kembali menatap amorei yang masih menatap girang kearah coklat pemberian Gino.

"Buang." Suruh Abim.

"Ha?" Tanya Amorei bingung.

"Buang coklatnya." Abim menyuruhnya lagi.

"Ih kenapa di buang sayang tau." Ucap Amorei memeluk coklatnya.

"Kayak gak pernah makan coklat aja lo. Lagian dari papi aja masih banyak di rumah."

"Tapi kan sayang."

"Yaudah kasih Leo sama Vino aja, kalo gak gue diemin lo." Ancam Abim.

"Gak mau ih."

Abim membuang muka kearah lain. "Yaudah gue diemin lo."

Amorei memberengut kesal. Mana bisa dia didiami oleh Abim. Cewek itu memberikan coklatnya pelan kearah Leo.

"Makasih cantik." Ucap Leo.

"Tuh udah aku kasih." Ucap Amorei kepada abim.

Kemudian Abim menarik kekasihnya itu kepelukannya dan mengusap rambutnya dengan sayang.

"Nanti gue beliin coklat yang banyak." Ucap Abim.

Amorei mendongak melihat Abim. "Serius?"

"Iya kalo perlu pabriknya nanti gue beliin sekalian juga."

"Wow. Aku bakalan jadi ratu coklat nanti." Pekik Amorei senang.

Leo dan Vino merasa gemas sekali dengan kekasih sahabatnya itu. Ingin rasanya mereka memeluk Amorei juga, tapi jika itu benar terjadi mereka sudah lebih dulu dihajar oleh pawangnya.

Mereka berdua bertopang dagu memperhatikan Abim dan Amorei.

"Andai aja gue punya pacar juga kayak Rei." Ucap Leo.

Vino pun mengangguk. "Gue juga mau yang gemes gemes gitu."

Mereka berdua melamun membayangkan jika hal itu benar terjadi.

Amorei menatap aneh kearah Leo dan Vino. Mengapa kedua sahabat Abim itu melamun sambil senyum senyum sendiri.

"Abim mereka kenapa?" Tanya Amorei heran.

"Orang gila biarin aja." Jawab Abim sambil menatap kearah kedua temannya itu. "Eh lo ngapain cari gue? Pake segala ikutan bolos jadinya." Sambungnya sambil menatap kembali amorei.

"Aku takut tau kamu kenapa-napa. Kan tadi kamu izin ketoilet tapi kok lama banget."

Abim menahan senyumnya mendengar jawaban Amorei yang mengkhawatirkannya. "Terus."

"Yaudah aku izin juga rupanya kamu ikutan bolos kayak mereka." Ucap Amorei.

"Khawatir nih sama gue." Goda Abim menaik turunkan alisnya.

"Iya lah." Ucap Amorei.

"Abis istirahat gue mau bolos lagi nanti lo dikelas aja sama anna."

Amorei memelototkan matanya kearah Abim. Cewek itu berusaha agar terlihat galak. "Abis istirahat ada ulangan tau."

"Gue susulan ajalah."

"Ih kalo kamu gaada aku nyontek siapa." Rengek Amorei.

Abim tertawa melihat kelakuan Amorei ini. Sungguh gemas sekali dia terhadap kekasihnya itu.

"Makanya belajar sayang." Ucap Abim lembut.

"Aku kan ketiduran semalem. Jangan bolos ya." Pinta Amorei memelas.

"Iya apasih yang enggak buat kesayangan abim ini."

TBC

Follow Instagram 💙
@cutyusi_

AMOREI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang