15

10.1K 426 1
                                    

Abim melepaskan rangkulannya dari pundak Amorei saat tiba didepan kelas. Amorei mengerutkan keningnya heran, cowok didepannya ini terlihat sedang buru buru.

"Rei masuk duluan ya." ucap Abim.

Amorei menggeleng. "Kamu mau bolos ya?"

"Bentar aja kok nanti pas istirahat gue jemput lo."

Amorei berdecak tidak suka, perasaan mulai tidak enak melihat raut wajah Abim. "Kamu gak mau berantem kan?" tuduh Amorei.

"Enggak sayang. Masuk sana, tuh udah ada Anna." ucap Abim.

"Awas aja kamu berantem. Sini tasnya aku taruh." Abim memberikan tasnya kepada Amorei.

Abim merapikan rambut Amorei yang sedikit berantakan akibat terkena angin. Kemudian menarik gemas hidung Amorei.

"Jangan ke kantin sebelum gue dateng." perintah Abim.

"Siap Abim."

Amorei melambaikan tangannya sebelum masuk ke kelasnya. Abim berlalu saat dia melihat Amorei sudah duduk di bangkunya. Dia mengkode Anna untuk menjaga Amorei.

Abim melangkahkan kakinya menuju rooftop sekolah karena Leo dan Vino sudah menunggu dirinya disana. Setelah sampai disana dia langsung duduk disofa, menyenderkan badannya dengan santai.

"Jadi gimana?" tanya Vino membuat Abim menoleh kearah kedua temannya.

"Gue mau ngasih peringatan aja sama tuh bocah. Dia pikir gue bakal diem aja kali. Tuh anak ngechat gue kemarin ngamcem buat rebut Amorei, jijik banget anjing." ucap Abim menatap Leo dan Vino tajam. "Nanti kalian gak usah ikutan. Biar gue aja soalnya ini masalah gue."

"Lo bilang aja kalo butuh bantuan." ucap Leo yang diangguki Vino.

"Yok lah buruan sebelum bel bunyi." sahut Vino.

Mereka bertiga kini tengah berada di depan kelas cowok songong itu. Abim menatap sinis Gino yang sedang mengobrol dengan temannya. Dia berjalan pelan kearah Gino.

"Woy gila lo!" teriak Gino saat Abim menarik dirinya dan memukul wajahnya tiba-tiba. Gino menyentak tangan Abim kasar.

"Lo nantangin gue kan." ucap Abim kemudian memukul tekuk Gino kuat. "Sini gue ladenin lo." desis Abim membuat Gino memundurkan langkahnya dengan badan yang sakit akibat pukulan dari Abim.

Gino membalas pukulan Abim saat Abim lengah. Abim menatap Gino emosi lalu dia memelintir tangan Gino ke belakang dengan sangat kuat hingga Gino berteriak.

Seluruh orang yang berada di kelas itu tidak ada yang berani memisahkannya. Leo dan Vino dengan santai duduk memperhatikan Abim yang masih melampiaskan emosinya itu.

"TANGAN GUE PATAH WOI ARGHHH." teriak Gino.

Abim tersenyum sinis lalu melepaskan tangan Gino. Dia mendorong tubuh Gino ke dinding.

"Makanya gak usah jadi jagoan." ucap Abim sambil menepuk pipi Gino.

Abim berbalik meninggalkan Gino yang tampak lemas. Abim keluar kelas diikuti Leo dan Vino yang merangkul bahunya.

"Singa dilawan." ucap Leo dan Vino bersamaan.

.....

Amorei mengobati Abim dengan tangisnya yang tidak kunjung berhenti. Walaupun Abim hanya luka sedikit didekat bibirnya tetapi tetap saja cewek itu khawatir.

"Aku bilang apa coba? Aku gak suka kamu berantem Abim. Kamu jadi luka gini." ucap Amorei sesegukan.

"Maaf sayang."

Mereka berlima kini tengah berada di apartemen milik Abim. Tadi saat Amorei melihat Abim dengan luka di bibirnya, dia langsung menangis. Akhirnya Abim membawa Amorei ke apartemennya dan tiba-tiba Anna, Leo dan juga Vino ingin ikut mereka.

"Aku khawatir Abim." tubuh Amorei bergetar.

Abim menatap Amorei sendu. Dia tidak mengira Amorei akan begini reaksinya. Amorei rupanya sangat sangat sayang sekali kepadanya.

"Maaf maaf banget. Maafin gue ya." Abim meraih tubuh Amorei kedalam dekapannya dan mengusap tubuh Amorei yang masih bergetar itu.

"Awas aja kalo ngulangin lagi." lirih Amorei.

Abim melepaskan pelukannya untuk melihat Amorei. Abim mengusap air mata di pipi Amorei.

"Ini gak sakit kok." ucap Abim menenangkan Amorei.

Anna datang dari arah dapur membawa minuman untuk mereka berlima, menaruh minumannya di meja kemudian mengambil satu dan menyerahkannya ke Amorei.

"Nih minum dulu." ucap Anna sambil mengusap bahu Amorei.

"Makasih Anna." ucap Amorei pelan.

Abim membantu cewek itu untuk minum dengan pelan. "Udah jangan nangis lagi oke."

"Cowok lo singa gitu Rei. Luka segitu mah gak papa." celetuk Leo membuat Anna memelototkan matanya kearah Leo.

Ting Nong

"Eh siapa tuh yang dateng?" tanya Vino.

Abim menyerahkan beberapa lembar yang berwarna merah ke Vino. "Tadi gue pesen makanan untuk kita. Ambil sana." suruh Abim.

"Azigg." sahut Leo berjalan mengikuti Vino untuk mengambil makanannya.

Vino dan Leo kembali membawa beberapa kantung yang berisi makanan.

"Banyak banget."

Abim mengambil satu dan membukanya. "Nih makan dulu ya." ucap Abim menyuapkan Amorei.

Amorei menggeleng. Dia tidak nafsu makan sehabis menangis tadi.

"Nanti sakit sayang. Makan ya." bujuk Abim. Abim kembali menyuapi Amorei, kali ini cewek itu menerima suapan darinya.

"Kamu gak makan?" tanya Amorei pelan.

"Nanti aja abis lo." jawab Abim yang dibalas gelengan oleh Amorei. "Barengan aja." ucapnya.

Abim tersenyum melihat Amorei yang sudah tampak biasa. Abim menarik Amorei agar lebih dekat dengan dirinya.

Amorei menoleh kearah Anna untuk melihat cewek itu makan juga atau tidak.

"Kenapa?" tanya Anna saat merasa diperhatikan.

"Gak papa." Amorei menggeleng.

Abim kembali menyuapkan Amorei dengan telaten. "Nih aaa."

Leo berjalan mendekati Anna dan duduk disampingnya.

"Ngapain lo?" tanya Anna heran.

"Gue pengen nyuapin lo juga kali." ucap Leo santai. Anna tersenyum kecil mendengarnya.

Vino menatap kedua pasangan itu masam. "Nasib nasib." gumamnya.

TBC

AMOREI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang