27

8K 360 5
                                    

Abim, Amorei, Anna, Leo dan Vino seperti biasa sedang berkumpul bersama di kelas. Abim menarik kepala Amorei agar bersandar dibahunya.

Vino tidak habis pikir dengan Abim dan Amorei kenapa bisa keduanya selalu bermesraan tidak tahu tempat. Tapi melihat Amorei yang tampak nyaman dirangkulan Abim membuat dia tersenyum.

"Stres ya senyum-senyum sendiri." celetuk Leo.

Vino menoleh, dia menatap Leo sinis. "Lo kali yang stres. Gue itu lagi ngeliatin Rei." Abim sudah mengeluarkan aura permusuhan ke cowok itu. "Rupanya cantik manis itu. Sayang udah ada pawangnya, galak lagi."

Mata yang sempat terpejam itu terbuka, Amorei menatap Vino senang. Amorei tersenyum lucu.

"Maksud lo?" Abim menaikkan sebelah alisnya.

"Tuh kan udah dibilangin awas suka. Rei kan emang cantik bangettt." Amorei mengedipkan matanya menggoda Vino.

"Heh diem." ucap Abim sambil menutup wajah Amorei.

"Woi liat geh." Anna menunjukkan layar ponselnya pada mereka, jelas sekali terlihat poto Amorei yang di post oleh Gino. Abim menarik paksa hp Anna dari pemiliknya. Ia memeriksa kembali apakah itu benar poto Amorei atau tidak.

"Brengsek." Abim mengembalikan kembali ponsel yang dia pegang ke pemiliknya.

Leo dan Vino saling menatap seolah pikiran mereka sama. Abim tampak mengotak-atik hpnya. Sedangkan cewek manja disampingnya menoleh kearahnya dengan takut.

"Gue gak marah sama lo sayang." Abim membawa kepala Amorei ke pelukannya. Amorei yang mendengar ucapan Abim merasa lega. Dia menenggelamkan wajahnya ke dada bidang milik Abim dan mendusel-duselkan kepalanya seraya memeluk Abim.

"Panas amat sih ini." Vino mengipasi wajahnya dengan tangan.

Leo mengkode Abim dengan lirikan matanya. Abim yang mengerti maksud Leo hanya membalas tanpa suara. "Liat aja nanti."

Vino yang mengamati Abim dan Leo menatap heran keduanya. Vino melihat mereka seperti sedang melakukan telepati.

"Rei makan nih biskuit lo." ucap Anna mengambil biskuit yang ada di dalam tas Amorei. Selalu ada makanan di dalam tasnya tetapi jarang sekali ia makan.

Amorei melepaskan pelukannya dan memutar badannya menjadi menghadap Anna. Membuka mulutnya mengkode Anna menyuapkannya seperti biasa.

Anna dengan senang hati melakukannya.

"Nih aaa." Anna menyodorkan satu buah biskuit ke mulut Amorei. Amorei menggigitnya dengan senang.

"Lagi lagi nih." Dia menyodorkan kembali satu buah biskuit dan yang kembali digigit oleh Amorei.

Lagi.

Lagi dan lagi.

Hingga ketiga cowok itu tertawa melihat kelakuan mereka berdua. Anna tersenyum mengusap kepala Amorei. Mereka berdua sudah seperti ibu dan anak.

Anna greget menatap sahabatnya ini. Dia mencubit gemas pipi Amorei sampai membuat si empunya menyengir lucu.

"Boleh gue bawa pulang gak sih?" tanya Anna.

"Gak. Punya gue ini." Abim membersihkan sisa-sisa remah biskuit di pipi Amorei.

"Nanti kita bikin aja yang lebih lucu." ucap Leo merangkul Anna

"Ha?"

...

"Leo tangkap."

Abim mengoper bola basket ke arah Leo dan dengan siap Leo menangkap operan dari Abim. Dia memantul-mantulkan bola ke lantai dan berlari mendekati ring kemudian melempar lagi kearah Abim dan langsung dilempar Abim ke dalam ring. Gotcha masuk.

"Yeeeee."

Leo, Vino dan lainnya bergosip sambil berlari pada Abim. Hari ini jadwal pelajaran olahraga kelas mereka dan kelas 12 IPA 3 yaitu kelas Gino. Dua kelas itu kini sedang melakukan tanding basket sesuai perintah dari gurunya. Kebetulan sekali pikir Abim.

Banyak murid yang lewat hanya sekedar ingin melihat Abim, cowok tampan idaman semua orang. Dan ada juga yang memang sengaja menonton di pinggir lapangan karena kelasnya sedang tidak ada guru.

Abim yang memang sedang kesal, menjadikan Gino pelampiasan dari amarahnya. Lagian cowok itu memang yang membuat dirinya kesal seperti ini.

Seperti sekarang, Abim berlari mendribble bola sambil dengan sengaja menabrak bahu Gino. Gino yang sudah tahu maksud Abim akhirnya mendekat kearah Abim.

"Kenapa ha? Lo marah gue post poto cewek lo?" tanya Gino geram.

"Lo kayaknya gak punya otak deh. Mau gue beliin apa?" Abim terkekeh santai meremehkan Gino.

Gino melirik Amorei, lalu tersenyum. "Gak perlu. Kasih aja cewek lo buat gue." ucap Gino. Kalau saja sekarang tidak ada guru yang mengawasi mereka dan Amorei yang sedang melihatnya sudah dipastikan Abim akan menghajarnya.

Amorei cemberut menatap mereka, kesal melihat Gino yang selalu mencari masalah dengan Abim. Amorei hanya berharap semoga Abim tidak akan berkelahi saat ini.

"Kasian amat sih jadi orang kok hobinya ngerebut punya orang. Murahan tau gak!"

Setelah mengucapkan itu Abim berjalan kearah Amorei. Abim menarik tangan Amorei membawanya menuju kelas. Baru saja mereka berjalan.

"Aw Abim sakit."

Abim menoleh terkejut saat mendengar bunyi suara bola yang mengenai kepala Amorei. Sedangkan di tengah lapangan Gino tidak kalah terkejut saat bola yang dia lempar malah mengenai Amorei. Niat sebenarnya ia ingin melempar kearah Abim.

Abim mengecek keadaan Amorei dengan cemas dan emosi. Kemudian menatap Gino yang tampak resah melihat Amorei.

"Tahan bentar ya sayang." ucap Abim menggendong Amorei menjauhi lapangan.

Raut wajah Anna, Leo dan Vino sama semua, tampak khawatir dan emosi. Mereka bergegas menyusul Abim dan Amorei. Dengan sengaja Vino menabrak dengan keras bahu Gino hingga membuat cowok itu terjatuh.

"Di diemin malah ngelunjak." gumam Vino.

TBC

AMOREI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang