prolog

21.6K 1.4K 19
                                    

Maap typo**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maap typo
*
*

"Hey! Siapa kalian! Beraninya kalian masuk kesini! " teriak salah satu dari mereka yang terdiri dari 18 orang.

"Kepo banget si jadi orang, Om! " jawab Vanka santai membuat penjaga tersebut naik pitam.

Penjaga tersebut kemudian melayangkan peluru kearah Vanka, dengan gesit Vanka langsung menghindar dari peluru tersebut.

"Eits! Gak kena! Wlek! " ledek Vanka menjulurkan lidah kearah penjaga tersebut.

"Sialan! " kesal penjaga itu lalu para penjaga tersebut menyerang Vanka dkk.

Bugh
Bugh
Dor
Sreet
Dor
Krek

"Akkh" teriak salah satu penjaga.

"Sialan" geram salah penjaga yang terkena tembakan sebelum akhirnya menutup mata.

Crees
Bugh
Dor
Dor
Dor

"kurang ajar, " geram Vanka kala sudut bibirnya mengeluarkan darah karena terkena bogeman tersebut.

Bugh
Bugh
Dor

"Mati lo semua, " ucap Vanka tersenyum smirk.

"Beruan, " celetuk Abi.

Perlahan Nana membuka pintu tersebut, kemudian mereka masuk ke dalam ruangan tersebut yang bisa di bilang ruangan tersebut adalah kamar, namun banyak barang pecah, berserakan, seperti kapal pecah.

Vanka mematung saat melihat wanita duduk di pojok ruangan dengan menelungkupkan wajahnya di lipatan tangannya.

Nana mengirim pesan kepada Rey untuk bersiap.

"Ma-Mama... " lirih Vanka mendekati wanita tersebut.

Wanita itu adalah Desty, Mama Vanka dan juga Lingga.

Saat kejadian 9 tahun yang lalu, Garel sengaja membuat mereka kecelakaan, dengan begitu Garel bisa menculik Desty.

Perlahan wanita itu mendongak, "Va-Vanka?" tanya Desty itu, perlahan air mata wanita itu mengalir deras.

Vanka mengangguk seraya tersenyum terharu. Desty bangkit lalu memeluk erat tubuh mungil putrinya.

Begitupun Vanka membalas pelukan Desty. Vanka memeluk erat tubuh ringkih sang ibunda setelah sekian lama berpisah.

"Maap, Miss. Kita harus cepat keluar dari sini, anak buah Garel pasti sedang bersiap meyerang kita lagi, " ajak Nana di angguki Dita juga Abi.

Desty bingung dengan mereka, namun ia tetap menyetujui ucapan Nana.

"Ayo, Ma, " ajak Vanka menuntun Desty pergi dari ruangan itu.

Mereka berjalan menuruni tangga, lampu yang redup membuat mereka harus berhati-hati.

Transmigrasi Vanka (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang