Maap typo.
*
*Vanka berjalan di koridor sekolah, ia memasang earphone di telinganya, Vanka menyalakan sebuah lagu berjudul here's your perfect. Entah mengapa ia sangat menyukai lagu itu.
Vanka berhenti sejenak saat berada di depan gudang yang tertutup, iaendengar kegaduhan di dalam sana.
Brak!
Vanka membuka kasar pintu gudang tersebut. Terlihat abel dkk juga Bulan yang tampak berantakan.
"Apa yang lo lakuin lagi hah!" bentak Vamka menatap tajam Abel dkk.
Abel tersenyum smirk, "Siapa lo? Gak usah ikut campur!"
Vanka menyeringai, "Gue akan ikut campur. Kalo lo pada ngusik Kak Bulan," sinis Vanka.
"Apa peduli lo dengan cewe murahan ini," sarkas Abel menarik kasar rambut Bulan.
"Aakh!" Bulan meringis kesakitan sambil mencoba melepas tangan Abel di atas kepalanya.
Vanka maju selangkah menatap sengit Abel, " Mending murahan," ucap Vanka terjeda, Abel berdecih.
"Dari pada lo, gra-ti-san," sarkas Vanka penuh penekanan.
Abel melepas genggamanan dari rambut Bulan.
"Kurang ajar lo!" pekik Abel hendak menampar Vanka. Namun dengan cepat Vanka menahan tangan Abel yang hampir menamparnya.
"Jauhin tangan haram lo dari wajah cantiks gue," dingin Vanka menatap datar Abel kemudian menepis tangan Abel kasar hingga membuat sang empu terjatuh.
Fely dan Rara hanya terdiam menyaksikan irmtu semua, tidak berani ikut camoir saat Vanka mengeluarkan aura dinginnya.
"Sialan!" geram Abel. "Lo pada ngapain liatin aja! Bangtuin gue anjeng!"
"I-iya," jawab Fely dan Rara bersamaan lalu membantu Abel bangkit.
Vanka membantu Bulan yang terisak untuk bangkit.
"Yuk, Kak. Kita pergi dari sini, soalnya banyak setannya," sindir Vanka lalu menuntun Bulan keluar gudang.
"Bangke!" pekik Abel geram saat mereka di depan pintu gudang.
Vanka yang mendengarnya hanya mengedikkan bahu acuh.
"Terimakasih, Van. Udah mau nolongin aku, kalo gak ada kamu ... Entahlah apa yang akan terjadi sama aku," ucap Bulan sambil merapikan rambutnya serta bajunya yang lusuh.
"Sans aja," jawab Vanka.
"Kalo gitu aku pulang deluan ya, sekali lagi terimakasih."
Vanka mengangguk, "Hati-hati, Kak Bulan!" seru Vanka saat Bulan mulai menjauh.
Bulan berbalik kemudian mengangguk seraya tersenyum, "Kamu juga, Van!" seru Bulan sambil melambaikan tangan kearah Vanka, juga di balas lambaian tangan dari sang empu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Vanka (END)
Teen FictionSEQUEL UDAH DI UP! __ Semula hidup Vanka terasa damai dan sempurna di sayangi orang-orang disekitarnya. Dan perlahan sebuah kebenaran mulai terungkap. Kenyataan bahwa dirinya bukan anak kandung dari orang tuanya, yg ternyata memiliki orang tua ka...