Maap typo.
*
*Nathan yang panas langsung berjalan cepat kearah El.
"Kenapa tuh si bos? " tanya Nevan pada Novan twins nya.
"Cembokur mungkin," jawab Novan enteng.
Cowok yang di peluk El siapa ya? Baru liat gue, batin Bilqis. Termasuk para siswa yang disana yang baru melihat lelaki itu di sekolah ini. Mungkin siswa baru pikir mereka. Karena seragam mereka sama.
Al masih menatap heran dengan El. Pasalnya setaunya El tidak memiliki teman yang twinsnya itu peluk. "Samperin," ajak Al berlalu dari sana menghampiri El.
Ditempat El.
"Gue juga kangen, " balas lelaki itu.
"Abi, gimana keadaan mereka? " tanya El melepas pelukan mereka.
Yaps. Orang itu adalah Abi. Ia meminta sang Mami untuk memindahkannya ke SMA Gemasih.
Abi tersenyum, "Mereka baik. Lo kenapa gak bilang sama gue kalo nyasar ke tubuh gadis ini hm? Lo mah gak tau tiap hari gue nungguin lo bangun. Eh tenyata lagi seneng-seneng," ambek Abi membuat El terkekeh.
"Iya, gue--" belum sempat El mengucapkan tiba-tiba Nathan menarik tangannya.
Abi mencekal tangan Nathan dengan menatap datar Nathan, "Lepas, " dingin Abi.
Nathan menatap tajam Abi, "Siapa lo meluk pacar gue?" tanya Nathan dingin.
Kini keadaan mulai mencekam, Bilqis menggigit kukunya. Al dkk dan Nathan dkk bingung dengan perlakuan Nathan yqng biasanya tak perduli dan malahan terang-terangan bermesraan dengan Ana. Jelas hati cewek mana yang gak remuk saat melihat pacarnya selalu membela, perhatian, melindungi, menyayangi, dan memberi senyuman tulus dengan perempuan lain, padahal senyum itu sangat sulit deperlihatkan oleh orang lain, yang biasanya senyum itu selalu di berikan untuknya dan untuk keluarganya saja.
El mulai jengah dengan 2 manusia di hadapannya ini yang terdiam saling menatap tajam satu sama lain.
Dasar bocah tengik. Maki El dalam hati lalu menepis kasar cekalan Nathan.
"Siapa yang lo maksud pacar lo? " dingin El menatap datar Nathan.
Nathan menoleh menatap El, "Lo mau jadi cewek murahan meluk cowok lain, lo lupa? Lo pacar gue! " bentak Nathan di akhir kalimat.
El menyeringai mendengar penuturan Nathan. Abi mengeraskan rahang, El mengerti keadaan Abi mengelus tangannya lalu mengangguk lemah mengisyaratkan untuk 'diam.'
"Iya, gue murahan. So, lo mau apa? " tanya El entang bersedekap dada.
Keadaan hening, dan semakin mencekam. Al dkk dan Nathan dkk sudah was-was dengan apa yang terjadi. Akan ada baku hantam sebentar lagi, pikir mereka masing-masing.
"Gak tau diri lo, emang ya lo cewek murahan! Kok bisa ya gue pacaran sama jalang kaya lo, " sinis Nathan menatap remeh El.
Abi hendak membogem wajah Nathan, namun dengan segera El menahan tangan Abi.
"Pacar? Emang lo pacar gue? Dan ya, gue gak punya pacar, dan gue juga gak pernah pacaran toh, " enteng El membuat semua orang tercengang, pasalnya yang mereka tau itu adalah El yang notabenenya pacar Nathan, bukan Vanka si singgle.
Perkara sulit nih/aneh batin mereka masing-masing.
Nathan emosi sampai ubun-ubun dan .....
Plak!
Nathan menampar pipi mulus El. El hanya menatap datar Nathan yang sudah naik pitam.
"Lo! Emang gak tau diri ya! Gue nyesel pacaran sama cewek murahan kaya lo! Dasar jalang! Kenapa lo gak sekalian mati aja sih kemarin!" bentak di hadapan El sambil mencekal kuat pergelangan tangan El hingga membiru.
El menahan rasa sakit di pergelangan tangannya, "Mending murahan, dari pada gratisan? " El melirik Ana dan Lala yang di balas tatapan tajam marah.
"Lo inget ni baik-baik ya anjing! Pacar mana yang terang-terangan mesraan, dan nyakitin pacarnya tepat di hadapan pacarnya. Kata Bilqis, lo kenal El udah lama kan? Bahkan dadi kecil kan? Harusnya lo mikir lah bego! Di setiap kejadian saat lo denger gue bully dan nyakitin nih ni Anabel dan Lalat, harusnya lo tau lah goblok! Mana yang benar dan mana yang bohong. Nih gue kasi tau ye Bang, lo tau kedondong kan, nah kedondong kan bulet tuh luarnyah, lo juga tau kan, kedondong dalemnya tu berserat, " jeda El lalu berjalan dan merangkul pundak Ana dan Lala.
Keadaan semakin mencekam. Membuat keadaan semakin hening. Mau cosplay jadi kuburan mungkin.
El tersenyum melirik keduanya yang menegang, "Sama seperti 2 orang gadis, eh ralat. Maksud gue dua orang wanita, mereka terlihat polos, lugu, kalem, lemah lembut, sopan, padahal... Aslinya bercabang, and siapa tau juga busuk? " tekan El di akhir kalimat tersenyum manis pada Ana dan Lala yang berpura-pura ketakutan.
Kurang ajar lo El! Batin Lala.
Lihat aja lo El! Batin Ana geram.
"Bangsad lo! Maksud lo fitnah mereka gitu! " bentak Ar yang sedari tadi diam.
El menyeringai, "Bodoh. Emang gue bilangin mereka? " tunjuk El menatap polos kearah Ana dan Lala.
Gemesin banget sih!
Aaaa kyut banget!
Bagor! Mana bagor!
El gemoy banget sih!
Jadi pengen nyulik El!
Dan pekikan dari yang lainnya.
Kok jadi gemes dih, batin Ar.
Sial! Menggemaskan, batin Nathan.
Huh! Mulai lagi ni si cantik, batin Abis menahan tangannya untuk tidak mencubit pipi El.
"Lo jadi Abang juga bodoh banget sih, " ambek El mencebikkan bibir.
Ar yang mendengar itu membulatkan mata lebar.
"Al! Mata Bang Ar mau lompat tuh," adu El pada Al seraya menunjuk wajah Ar.
Hahahaha
Tawa semua siswa pecah mendengar penuturan El.
Al terbengong dengan ucapan El yan polos, sedangkan Ar sudah merah padam. Marah.
Abi yang tersadar dengan wajah Ar segera mengangkat El seperti layaknya karuang beras.
Ar menyumpah serapahi El Dalam hati. Sungguh dirinya ingin sekali mendendang El ke samudera.
»»««
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Vanka (END)
Подростковая литератураSEQUEL UDAH DI UP! __ Semula hidup Vanka terasa damai dan sempurna di sayangi orang-orang disekitarnya. Dan perlahan sebuah kebenaran mulai terungkap. Kenyataan bahwa dirinya bukan anak kandung dari orang tuanya, yg ternyata memiliki orang tua ka...