TV4 || Abi

7K 639 5
                                    

Di saat semuanya pergi, kau selalu disini disampingku_Abi

Di saat semuanya pergi, kau selalu disini disampingku_Abi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maap typo
*
*

Dari siang hingga kini malam, Abi belum juga sadar. Vanka dengan setia selalu berada disamping Abi.

Ceklek.

Pintu terbuka tampak dari ambang pintu Dokter Gina berjalan menuju mereka.

"Bu Dok, Abi kok belum sadar sih, lama banget sadarnya, " ucap Vanka sambil memainkan jari jemari Abi.

Gina terkekeh, "Nanti juga sadar kok, sapa suru dia tidak meminum obatnya kemarin, " seraya memeriksa mata Abi dengan senter khusus.

Vanka mengembungkan pipi, "Memang dasar ferguso!" geram Vanka memukul pelan lengan Abi.

Gina tersenyum tulus melihat Vanka yang sangat setia menemani Abi.

"Yaudah, Bu Dokter balik dulu ya, ada pasien yang harus di periksa," pamit Gina di angguki Vanka.

"Duh Abii! Lama banget sih sadarnya. Ntar kalo Abi sadar Vanka bawakin mangga depan rumah deh, " sambil memainkan jemari Abi.

Abi yang berpura-pura tak sadar seketika membuka lebar matanya menatap Vanka. "Yang bener lo! " antusiasnya.

Vanka menoleh, kemudian memeluk Abi erat. "Vanka seneng banget, Abi udah sadar. Dari tadi Vanka suntuk gak ada temennya tau!" Vanka mencebikkan bibir.

"Van, Van, gak napas gue Van, gu-e bis-sa mati, Van, " ucap Abi seperti orang kecepit. Spontan Vanka mendorong kuat bahu Abi hingga terbentur bantal yang berada di belakangnya.

"Awh, kepala gue, sakit Van. Lo dorongnya kuat banget, mana kepala gue lagi sakit lagi, lo pengen liat gue semaput ya! " lirih Abi berpura-pura sedih.

Vanka gelagapan, kemudian mengelus-elus rambut Abi, "Udah, nanti sembuh kok. "

Abi menatap heran Vanka, tak biasanya gadis ini bertingkah manis.

Ceklek.

Pintu terbuka tampak Alin dan Adam berada di ambang pintu.

Alin membulatkan mata saat melihat yang dilakukan Vanka, "Apa yang kamu lakukan, Vanka!"

Vanka dan Abi menoleh ke sumber suara, "Eh Bunda, Vanka cuma kakuin apa yang Bunda lakuin ke Ayah, kalo Ayah sakit kepala kok, Bun," jelasnya seraya menampilkan deretan giginya.

Alin menepok jidatnya, "Hadeh, capek deh."

Adam menggelengkan kepala pelan, lalu menyenggol lengan Alin, "Anak kamu tuh, " menunjuk Vanka dengan dengan dagunya.

Alin menatap nanar Adam, "Anak kamu juga tuh."

Abi dan Vanka saling pandang melihat pertengkaran suami istri ini di hadapan mereka.

Transmigrasi Vanka (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang