TV6 || Kenyataan

6.7K 614 4
                                    

Kenyataan apakah ini? Bahkan aku juga tak pernah memikirkannya, ataupun menduganya_Vanka

Kenyataan apakah ini? Bahkan aku juga tak pernah memikirkannya, ataupun menduganya_Vanka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maap typo
*
*

Tok! Tok! Tok!

"Indah! Indah! Tolong bukain pintu sayang," pinta Alin dari dapur.

Indah yang berada di sofa ruang tamu kemudian bangkit membuka pintu.

Ia dikejutkan dengan Davin, Lingga, dan juga para bodyguard di belakang mereka.

"Pa-Pak Davin? Lingga?" ucap Indah tak percaya dengan orang di hadapannya saat ini.

"Indah? Ini rumah kamu?" tanya Lingga yang tak kalah kaget dengan Indah.

"I-Iya, kalo gitu silahkan masuk," ucap Indah mempersilahkan mereka masuk.

Kini mereka sudah berada di ruang tamu. Begitu juga Alin dan Adam, mereka juga tak kalah terkejutnya dengan kehadiran Davin.

"Maap, Tuan. Ini minumannya," kata Mbok Ima pembantu rumah Indah.

"Terimakasih," ucap Davin dingin. Mbok Ima mengangguk kemudian berlalu.

"Hmm, maap Pak Davin, ada perlu apa kedatangan anda kemari, apakah anak saya berbuat kesalahan di sekolah?" tanya Adam hati-hati.

"Rey," kode Davin. Kemudian Rey memberikan berkas tersebut ke hadapan Adam, dengan segera Adam membuka beekas tersebut.

Indah ingin sekali melihat isi berkas tersebut, namun ia urungkan.

Alin mengambil alih berkas tersebut, seketika matanya membulat melihat semua bukti-bukti yang menyatakan bahwa Vanka anak kandung dari Davin.

"Ekhem, jadi gimana?" celetuk Davin.

Adam dan Alin menatap Davin, "Bisakah saya ambil alih, yang seharusnya bersama saya?" tanya Davin.

Perlahan Alin menjatuhkan air matanya. Indah yang melihat itu mengernyitkan dahinya, karna ia sangat penasaran, kemudian ia mengambil berkas tersebut dari tangan Alin.

Indah menutup mulutnya dengan tangannya, ia benar-benar terkejut melihat pernyataan ini.

"Mohon maap, Pak Davin. Tetapi Vanka sedang tidak di rumah," ucap Adam.

"Kalo begitu antarkan saya ke tempat ia berada," ucap Davin menatap dingin mereka.

Alin dan Adam saling pandang, kemudian mengangguk menatap Davin.
____
___
__
_

"Eugh," Vanka melenguh merasa tidurnya puas.

Vanka menatap Abi yang juga menatapnya, "Udah malem, Van."

"Emang siapa yang bilang siang! Ya terus kalo udah malem juga kenapa, Bi?" sinis Vanka menyentil kening Abi.

Abi mengaduh sambil mengusap-usap keningnya, "sakit Markonah!" kesal Abi.

Transmigrasi Vanka (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang