Maap typo
*
*Sore keluarga bahagia itu, alias Abi, El, dan Kevin berada di ruang Tv. El menselonjorkan kakinya di atas karpet tebal berbulu bewarna hijau lumut bermotif katak. Kevin merebahkan kepalanya di paha El sebelah kanan dan Abi yang menyenderkan kepalanya di bahu sebelah kiri El.
Sedari tadi Kevin dan Abi berkutat dsngan oonsel di genggaman masing-masing, berbeda dengan El yang sedang menonton senetron.
Drrrt! Drrt! Drrt!
El melirik ponselnya yang tergeletak di sofa belakangnya. El melihat layar ponsel tersebut ternyata Al twinsnya yang menelpon.
"Lo dimana sih! Dari tadi juga di cariin gak nemu-nemu. Lo kemana sih? Ntar lo ilang, gue lagi yang di coret dari KK sama Daddy! " gerutu Al di seberang sana.
"Bawel, gue nginep di rumah temen, lo tenang aja gue bakal balik kok. "
"Beneran?" tanya Al memastikan di seberang sana.
"Iye, " jawab El lalu menutup panggilan sepihak.
"Siapa? " tanya Abi.
"Twinsnya El, " jawab El enteng.
Abi hanya mengangguk lalu memainkan ponselnya kembali.
"Gimana keadaan Lion dan jupri? " tanya El pada Kevin.
Fyi. Lion adakah singa peliharaan Vanka a.k.a El sejak binatang buas itu masih bayi. Dan jupri adalah buaya peliharaan Kevin.
Terkadang Vanka a.k.a El memberikan makanan binatang buas itu dengan daging korbannya. Daging manusia.
"Biasalah, Bun," jawab Kevin enteng.
"Bun?" panggil Kevin mendongak menatap El.
El menunduk menatap Kevin seraya menaikkan sebelah alis matanya seolah berkata 'Apa? '
"Bunda tau gak? Kevin kesel banget sama temen Kevin. "
El menatap serius Kevin, "Kesel kenapa? Terus-terus namanya siapa?"
Kevin mencebikkan bibir kesal, "Iiish Bunda... " rengek Kevin. "Namanya tu Vio, tu cabe ngintilin Kevin .... Mulu, Kevin kan jadi risih. Kemana pun Kevin pergi pasti tu lampir ngintilin, " adu Kevin.
Abi yang mendengar penuturan Kevin menyentil kening Kevin gemas, "Ngomong apa tadi? Cabe? Siapa yang ngajarin kamu ngomong gitu?" marah Abi menatap horor Kevin. Kevin yang di tatap begitu meringis ngeri.
Kevin menarik-narik baju El meminta pertolongan, "Mampus," timpal El terkekeh melihat Kevin mencebikkan bibir lalu nerubah posisinya menjadi menghadap kesamping kiri menatap TV.
El tersenyum tipis lalu mengusap rambut Kevin, "Mungkin karna dia suka sama Kevin, " ucap El lembut.
"Tapi Kevin risih, " dengus Kevin.
"Ada juga yang naksir lo bocil, " cibir Abi terkekeh.
Seketika Kevin menatap kearah El yang tersenyum kearahnya "Bunda ... Ayah ngeselin... " rengek Kevin membuat Abi terbahak. Sedangkan Kevin mencebikkan bibir kesal. El menatap tajam Abi membuat sang empu perlahan meredakan tawanya.
"Gue mau buat jus mangga, lo pada mau gak? " tanya El pada mereka.
"Mau! " seru Abi dan Kevin serempak.
El mengangguk lalu pergi ke dapur. El membelalakkan mata kala melihat semua isi kulkas, "KEVIIIIN!!!" pekik El.
Abi dan Kevin yang mendengar teriakan El terlonjak kaget kemudian berlari menuju dapur.
"Kenapa, Bun? " panik Kevin di angguki antusias Abi.
"Ini kenapa isi kulkas mangga semua! " marah El berkacak pinggang menatap horor Kevin.
Kevin yang melihat tatapan El meneguh ludahnya susah payah, ia menyikut-nyikut lengan Abi meminta pertolongan. Abi hanya mengedikkan bahunya acuh.
Kevin menghela napas, "Kevin sengaja mengisi kulkas dengan buah mangga, karna Bunda maniak mangga dan hari ini pulang, jadi Kevin beli mangga sekarung, " jawabnya polos.
El hanya menghela napas kasar, "Kembali je tempat, " titah El menatap tajam kearah Abi dan Kevin.
Abi dan Kevin melihat tatapan itu sudaj ngacir beranjak dari sana sebelum mendapat amukan dari El.
_____
___
__
_El berada di kamar Kevin. Setiap El a.k.a Vanka menginap, Kevin selalu memintanya membacakan dongeng.
El menghentikan bacaannya lalu menatap Kevin yang sudah terlelap. El mengecup dahi Kevin singkat, "Night, boy," bisiknya lalu keluar dari kamar Kevin tak lupa mematikkan lampu dan menutup rapat pintu kamar Kevin.
Saat El menuruni tangga ia melihat Abi di sofa seraya memainkan ponselnya di ruang TV. El menghampiri Abi lalu mendaratkan bokongnya di samping Abi.
Abi yang merasa ada sosok di sampingnya lalu menoleh "Kevin udah tidur? " tanya Abi mengusap-usap puncak kepala El.
El mengangguk, "Lo kok belum tidur? Ni udah malem, " ucap El melirik jam pukul 22:30.
"Belum ngantuk."
"Bi? Kayanya gue ngerasain apa yang di rasain El deh sewaktu melihat Nathan bersama Ana. Gue ngerasain Bi! Dan rasanya itu sakit banget, gue gak sanggup, gue gak kuat. Gue gak nyangka El sekuat itu. Gue yang belum lama numpang di tubuh ini aja sudah kesekian kalinya patah. Kenapa hiks mereka jahat hiks. Gue benci mereka hiks. Andai aja El asli ngijinin gue bunuh mereka, pasti udah dari lama gue nyincang mereka, " tangis El kemudian pecah.
Abi merasa sesak dengan ucapan El lalu mendekap tubuh ringkih itu, "Selesaikan semua secepatnya."
El hanya membalas dengan anggukan seraya tersenyum horor. Abi yang melihat itu meneguk ludahnya cepat.
"El?" panggil Abi menatap El.
"Hemm? "
"Besok ke taman yuk! Kan udah lama juga kita gak ke taman bareng tu bocah, " ucap Abi.
El tampak sedang mempertimbangkan, "Ide bagus tuh, " seraya mengangguk.
"Yaudah, tidur sono gih! " usir Abi mendorong-dorong El ke arah tangga.
"Ck. Nyesebil banget sih! " dengus El namun ia tetap melangkahkan kakinya menuju kamar.
»»««
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Vanka (END)
Teen FictionSEQUEL UDAH DI UP! __ Semula hidup Vanka terasa damai dan sempurna di sayangi orang-orang disekitarnya. Dan perlahan sebuah kebenaran mulai terungkap. Kenyataan bahwa dirinya bukan anak kandung dari orang tuanya, yg ternyata memiliki orang tua ka...