SEQUEL UDAH DI UP!
__
Semula hidup Vanka terasa damai dan sempurna di sayangi orang-orang disekitarnya. Dan perlahan sebuah kebenaran mulai terungkap.
Kenyataan bahwa dirinya bukan anak kandung dari orang tuanya, yg ternyata memiliki orang tua ka...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Maap typo * *
"Bang! Bang! Jangan tinggalin Vanka! Capek lari nih," seru gadis kecil tersebut dengan napas ngos-ngosan mengejar Kakak laki-lakinya.
"Lingga! Kasian Adeknya, liat tuh megap-megap gitu," tunjuk wanita muda itu ke arah gadis kecil itu.
Lingga berhenti kemudian berbalik, "Iya,Ma!"
"Ututu ... Adek gue kecapek-an ya, sini Abang gendong," seraya jongkok membelakangi gadis kecil itu.
Vanka terbangun dengan napas naik turun, dan keringat yang membanjiri area wajah serta pelipisnya.
"Mimpi itu lagi, itu lagi. Gak bosen tu mimpi ngunjungi gue mulu," gerutu Vanka mengelap keringatnya dengan punggung tangan.
"Van! Van! Buk Dana Bank liatin lu tuh," histeris Abi menyenggol- nyenggol lengan Vanka.
"Biarin aja elah," santai Vanka merapikan rambutnya yang sedikit berantakan.
"Lagian lu di kelas malah molor, semalem ngapain aje lu. Gue tebak, pasti lu sibuk halu," ucap Abi memainkan penanya.
Vanka menyengir kuda menatap Abi, namun perlahan cengiran terhenti memudar ketika seseorang berdiri di sampingnya.
"Vanka, Abi, kalian ibu hukum karena tidak memperhatikan papan tulis sedari tadi!" tegas Bu Dana menatap tajam mereka.
"Di hukum apa lagi kami Bu?" tanya Abi tak sabaran, sungguh baginya sangat mengulur-ulurkan waktu wanita di hadapannya ini.
Buk Dana menatap tajam Abi, "Sekarang kalian bersihin taman hingga bersih!"
Vanka menatap Kia, "Mampus!" ucap Kia tampa mengeluarkan suara. Vanka hanya menatap tajam Kia.
Tirta selaku teman sebangku Kia, menyentil kening Kia karna meledek Vanka.
"Baik, Buk Dana Bank, ntar Abi nabungnya ke Ibu aja deh," goda Abis tersenyum manis sebelum merangkul Vanka dan menyeret paksa beranjak dari sana.
Jelas saja wajah Buk Dana sudah merah padam menahan marah.
"Suer gue kaya kambing aja lu seret-seret njir!" kesal Vanka mencebikkan bibir.
"Udah kesalnya? Sekarang kita bersihin taman dulu ya," ucap Abi lembut seraya menepuk pelan puncak kepala Vanka.
Vanka memutar bola matanya malas kemudian mengangguk. ____ ___ __ _
Lingga dkk berjalan menyusuri koridor sekolah menuju kantin. Namun saat melewati taman Varo menyenggol lengan Lingga, kala melihat seseorang yang tak asing.
"Ling, Ling, bukannya itu bocil yang tadi ya?" tunjuk Varo ke arah Vanka dan Abi yang sedang kejar-kejaran.
Lingga menoleh ke arah yang dimaksud Varo, ia mengerutkan kening melihat orang itu yang sedang berlari.