FlashbackTampak seorang gadis kecil berumur 7 tahun sedang bermain dengan boneka barbie di bangku taman depan rumah mewah milik orang tuanya.
"Vanka sayang, ayo!" teriak seorang wanita dari kejauhan.
Gadis kecil itu menoleh kala mendengar seseorang memanggil namanya, "Iya, Ma!" teriak gadis itu berlari menghampiri wanita itu. Mama. Ia wanita itu adalah Ibu dari gadis kecil itu, yang bernama 'Desty.
Kini gadis kecil itu beserta orang tuanya berada di ambang pintu, juga seorang laki-laki yang berumur 8 tahun serta beberapa pengawal di belakangnya.
"Lingga, jangan telat makan ya nak," pinta Desty mengelus puncak kepala anak laki-laki tersebut yang bernama 'Kalingga Keenan Gentala, akrab di panggil 'Lingga.
"Papa berangkat dulu ya, Abang baik-baik di rumah, jangan nakal," tegur Davino Lazuardy Gentala selaku Ayah dari Lingga dan Vanka, seraya menjawil hidung Lingga.
"Iya Pah, Mah. Vanka juga, disana jangan jahil," tegur Lingga sambil mengacak rambut gadis kecil itu, karna sungguh adiknya ini sangat suka sekali menjahili orang.
Vanka. Ya, nama gadis kecil itu adalah Jovanka Permata gentala.
"Siap komandan!" serunya menaikkan tangan kanan ke samping dahi layaknya hormat.
Davin dan Desty terkekeh melihat tingkah keduanya. Terlihat bahwa Lingga sangat menyayangi Adik perempuannya ini.
Lingga tampak mengamati Vanka, merasa ada yang kurng, "Hm ... Kalung Vanka kemana? Tumben gak di pake."
Vanka menepok jidatnya, "Hehe ketinggalan di kamar," ucapnya di sertai cengiran.
Pengawal yang berada di dekat mereka hanya terdiam, Davin dan Desty hanya saling pandang mendengar teguran Lingga untuk Vanka kemudian terkekeh.
Lingga menoyor pelan kening Vanka, "Kebiasaan lu, nih kalungnya."
Vanka tersenyum bahagia saat melihat kalungnya, kalung yang bertuliskan nama Vanka, dan ada ukiran kecil di belakangnya yang bertuliskan 'Jovanka permata. G' yang di rancang khusus untuknya, dan hanya satu di dunia yang bentuk kalungnya seperti ini.
Saat Vanka hendak mengambil alih kalung tersebut, "Biar Bang Lingga aja yang pakein," ucap Lingga kemudian memasangkan kalung di leher Vanka.
Sontak yang berada disana hanya tersenyum, begitu juga dengan orang tua mereka.
Desty maju kemudian mengelus puncak kepala Lingga, "Lingga baik-baik ya, jangan jadi anak nakal, Mama sayang Lingga," seraya memeluknya, Lingga yang mendengar itu merasakan aneh, namun segera ia tepiskan pikiran itu kemudian membalas pelukan sang Mama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Vanka (END)
Ficțiune adolescențiSEQUEL UDAH DI UP! __ Semula hidup Vanka terasa damai dan sempurna di sayangi orang-orang disekitarnya. Dan perlahan sebuah kebenaran mulai terungkap. Kenyataan bahwa dirinya bukan anak kandung dari orang tuanya, yg ternyata memiliki orang tua ka...