TV12 || Rencana

4.3K 445 5
                                    

Maap typo**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maap typo
*
*

"Daebak!" seru Kia, Afis dan Tirta setibanya di kelas.

Plak.

Pletak.

Ayman menggeplak Tirta dan Afis, lalu menyentil kening Kia.

"Suara kalian bangsul! Ngalahin toa," sarkas Ayman menatap 3 sohibnya tajam.

Ketiganya menyengir kuda, "Maap kakanda," ucap ketiganya.

"Jadi, Pak Davin itu bokap lo, Van?" tanya Afis, kini mereka menatap serius Vanka kecuali Abi.

Vanka hanya membalas deheman kemudian memasang earphone ke telinganya.

Kia menarik earphone tersebut dari telinga Vanka, "Beneran lo? Ngeprang lo ya, mana? Dimana kameranya?" ucwp Kia menelisik ruangan itu.

Vanka menatap datar para sohibnya, "Gue kagak bercanda, ntar malam kita pergi ke acara peresmian hotel si Babe gue, lo pada harus ikut."

Wajah mereka yang awalnya serius menjadi cerah secerah matahari, "Beneran lo? Kita-kita di undang? Wah ... Baik bener Bakap lo, Van," ucap Tirta di angguki Afis dan Kia.

"Acaranya jam berapa?" tanya Kia.

"Tujuh," jawab Vanka singkat.

Mereka memutar bola mata malas, beginilah jika jin dingin yang mendiami di tubuh Vanka.

Drrt! Drrt! Drrt!

Ponsel Vanka bergetar. Ia melihat layar ponselnya yang ternyata Dita yang menghubunginya, dengan segera ia menggeser tombol bewarna hijau tersebut.

"Selamat siang, Miss. Tidak ssngaja tadi saya mendengar ucapan pemilik GC yang sedang merencanakan pembunuhan pada Tuan Davin di acara peresmian hotelnya nanti malam."

Vanka mengepalkan tangan, "Terimakasih infonya, pantau terus jangan sampai lengah. And hati-hati disana." ucap Vanka sebelum memutuskan sambungan telpon tersebut.

Abi yang melihatbitu mengelis rambut Vanka, "Kenapa?" tanya Abi lembut.

Vanka mendongak menatap Abi, "Garel berencana membunuh Papa ntar malem di acara. Kita harus kerahkan penjagaan di sekitar acara. Gue minta Om Damar berpura-pura menjadi rekan kerja Papa, dan selalu di dekat Papa."

"Iya nanti gue minta Om Damar nyamar, nanti kita kerahkan beberapa pengawal menjaga dari jarak jauh. Nanti gue minta Bang Yogi buat lindungi ni para curut-curut. Karna pasti nanti akan ada penyerangan." ucap Abi menatap para sohibnya yang tampak bingung dengan ucapan mereka berdua.

"GC? Penyerangan? Maksudnya?" tanya Ayman heran. Afis, Tirta dan Kia mengangguk bingung kemudian menatap serius mereka berdua

Abi melirik Vanka untuk meminta persetujuannya menjelaskan semuanya. Vanka hanya membalas dengan anggukan sekali.

Transmigrasi Vanka (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang