hurt

3.1K 267 57
                                    

Bagaimana perasaanmu jika suami yang selama ini kau banggakan ternyata hanyalah pria brengsek. Pria memiliki wanita lain yang ia sembunyikan dari pandanganmu? Bagaimana perasaanmu melihat suami menghianati dirimu?

Sakura menatap nanar suami yang ia cintai setengah mati diseberang sana. Suami yang ia temani sejak merintis karir. Suami yang ia bangunkan setiap pagi dan ia tunggu setiap malam. Suami yang ia khawatirkan setiap waktunya.

Sakura meremas ujung cardigan merah muda yang melekat ditubuhnya. Di depan matanya sendiri suami-sasuke lebih memilih wanita berambut pirang tersebut dibandingkan dirinya yang sedang hamil muda. Dimasa kehamilannya yang rentan akan keguguran.

Dengan wajah datar sakura tetap memandang lurus kesana. Hatinya mati rasa. Melihat suamimu sendiri melakukan perselingkuhan nyata. Memperlakukan wanita lain lembut dan tersenyum manis.

Mata gelap itu bergerak liar hingga bertemu pandang dengan mata indah giok yang menemaninya setiap sisa hidupnya.

Sasuke melotot. Menahan nafas panjang hingga tidak merasakan guncangan dari wanita pirang. Sasuke terlalu fokus dengan tatapan sendu istrinya.

Sakura memasuki mini bus yang berhenti. Tak ada ekspresi apapun yang dikeluarkan gadis gulali itu.

"s-sakura..."

Sasuke bergerak gelisah, setelah pertemuannya tadi tangannya tremor parah. Bergetar tak karuan dan jantungnya berdenyut kencang. Sasuke begitu khawatir apa sakura melihatnya?

Sasuke mencengkram stir mobil kuat. Sangat kuat hingga kuku-kukunya tertancap. Sasuke sekuat mungkin menghilangkan rasa takutnya. Tak bisa dipungkiri ia begitu ketakutan apa yang akan terjadi. Terlebih kemungkinan terburuk istrinya yang akan meninggalkannya.

Sasuke menaikkan kecepatan laju mobil, sedari tadi ia hanya menggumamkan nama istrinya dengan tidak jelas.

"sakura sakura"

Begitu melihat sakura di ujung jalan ia bisa merasakan detik itu juga jantungnya seakan lepas. Bagaimana pandangan istrimu yang memergokimu bersama wanita lain.

"sial mati saja kau sasuke." gumam sasuke.

Kali ini sasuke mengutuk jarak ibu kota dengan perumahannya terasa sangat jauh dan mendebarkan. Seakan ia segera mati jika tidak sampai tepat waktu.

Sasuke ngosngosan. Pria itu berlarian menuju gerbang rumah. Meninggalkan mobilnya yang masih dalam keadaan menyala. Keringat berukuran biji salak bercucuran di dahinya.

Sasuke menyentak pintu rumah memandang segala penjuru. Kemudian berlari lagi menuju lantai dua kamar miliknya dan sakura.

Sakura disana terdiam memandang kosong kedepan. Tidak ada pergerakan sama sekali.

"aku bertanya-tanya sejak 2 minggu yang lalu mengapa suamiku lebih memilih diluar dibandingkan dirumah menemani istrinya. Seakan keadaan diluar lebih penting dibandingkan istrimu yang sedang mengandung anakmu." suara sakura memecah keheningan.

"aku berfikir positif mungkin masalah pekerjaan namun tanpa kusadari suamiku ternyata sudah memperhatikan wanita lain diluar sana."

Sasuke tak berkutik bahkan sejengkal pun. Menelan ludahnya dengan susah payah.

"jika kau ingat aku tidak memaksamu menikahiku. Kau yang mendatangiku menjanjikan segala hal. Aku merelakan studiku agar dapat bersamamu. Menjadi calon ibu muda di usia 19 tahun. Hanya untukmu aku melakukannya."

"s-sakura..."

"jika kau tidak menginginkanku lagi pulangkan aku pada orangtuaku dengan baik seperti kau menjemputku dengan baik."

Sasusaku Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang