only one II

2K 192 11
                                    

Lebih baik ia menyerah sebelum mendapatkan kenyataan pahit. Ia lebih baik berhenti saat ini dan meyatukan keduanya, daripada berpura-pura tidak tau akan kedua pasangan ini.

Sasuke masih terus terdiam kaku. Ia tak bisa mengatakan apapun. Semua yang dikatakan kazekage suna itu membuatnya memiliki secercah harapan. Sasuke tak ingin salah langkah lagi. Ia membutuhkan sakura. Ya sakura. Hanya sakura.

"bisakah kau melepas sakura untuk mantan buronan sepertiku." ucap sasuke lirih membuat gaara terkejut. Ia tak menduga bahwa pria angkuh itu akan memintanya dengan sopan tak seperti uchiha yang ia temui dimasa akademi dulu. Uchiha yang angkuh dan sombong. Sasuke tampak tak berdaya dan gusar, berbeda sekali ketika melawan musuh, pria itu tenang namun brigas di dalamnya.

Gaara bertepuk tangan dalam hati pada sakura, gadis itu bisa menaklukkan pria dingin nan kejam seperti sasuke. Sasuke bisa saja tertekuk lutut pada sakura jika seandainya mereka benar-benar bersama.

"ntahlah kupikir bukan aku yang memutuskannya-"

"kurasa kau harus menemui sakura. Jika ia menerimamu aku hanya akan kembali ke desaku." lanjut gaara lagi.

Sasuke mengangguk pelan. Mulai mengambil ancang-ancang berlari. Namun ia berbalik dan menggumamkan kata yang tak pernah terbesit sekalipun dalam pikiran gaara. Ucapan tulus sasuke sudah mengakhiri segalanya. Dan ia tau ia akan kalah pada akhirnya.

"terimakasih."


***

Mebuki terkejut bukan main dengan kehadiran uchiha terakhir yang berdiri diambang pintu mereka pada dini hari bisa dikatakan pagi-pagi buta pukul empat pagi.

Tanpa banyak bicara mebuki menarik sasuke memasuki rumah karena pria itu basah.

"ayo nak ganti pakaianmu." mebuki memberikan pakaian ayah sakura pada sasuke. Sasuke sempat menggeleng namun orangtua sakura kembali mendesak sasuke agar berganti pakaian.

"Aku tak ingin kau menemui putriku dalam keadaan sakit." setelah itu sasuke memberanikan diri menuju toilet dan berganti pakaian. Sasuke merasa hangat seketika, orangtua sakura mau menyambutnya hangat dan mengajaknya berbincang-bincang seperti ini. Sasuke merindukan rumahnya.

"ayo di minum kau pasti kedinginan." mebuki dan kizashi masih terus menatap wajah tampan sasuke. Keduanya mengangguk-angguk mengerti. Dari wajah kesepian pria itu, pasti banyak luka yang sasuke dapatkan. Apalagi pembantaian klan yang membuat pria itu trauma. Sedikitnya kedua orangtua sakura mengerti mengapa sakura sangat mencintai sasuke.

Meskipun terlihat dingin sasuke sangat rapuh didalam. Wajahnya pucat dan datar sulit dibaca. Namun berbeda dengan seorang ibu yang mengetahui bagaimana keadaan seorang anak yang sudah lama di tinggal mati keluarganya.

Ibu sakura melampirkan selimut tebal dipunggung sasuke, membuat pria itu tersentak namun tak bisa menolak. Rasa hangat di dalam hatinya semakin menjadi-jadi apalagi dengan senyum tulus kedua orangtua sakura yang tidak menatap rendah dirinya setelah apa yang ia lakukan pada putri semata wayang keluarga haruno.

"tinggallah sampai sakura bangun. Kami harus menjalankan misi sampai tengah hari. Ada kari yang sudah kuhangatkan di panci. Kau bisa memakannya nanti. Jangan keluar sampai kau merasa hangat nee sasuke." mebuki tersenyum riang percis seperti sakura. Senyum sakura ternyata menurun dari sang ibu. Sasuke mengangguk pelan, merapatkan selimut yang melilit dirinya. Selimut beraroma citrus. Hangat dan sasuke menyukainya.

"selesaikan masalahmu dengan putriku. Aku menunggu kabar baik darimu uchiha." ayah sakura menepuk pelan kepala sasuke. Mengingatkan sasuke akan kilasan ayahnya dulu. Sasuke tak bisa banyak berbicara. Dia hanya bisa terdiam kaku menerima kehangatan keluarga haruno. Membungkuk dua kali melihat kepergian kedua orangtua sakura yang menitipkan sakura pada dirinya. Bahkan masih terlalu dini dan kedua orangtua sakura mempercayai dirinya.

Sasusaku Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang