"Ya, tapi tadi, gua merasa gemas dengan tingkah Kak Deven," ucap Anneth.
"Maksud kamu?" tanya Uwa.
"Tadi di mobil, dia sangat tegas ketika memberi tahu tentang olimpiade. Entah mengapa, gua merasa gemas dan akhirnya gua cubit pipinya," ucap Anneth.
"What?!" Teriak ketiga sahabat Anneth.
"Jangan teriak," ucap Anneth.
"Neth, kamu serius cubit pipinya Pak Deven?" tanya Ucha.
"Ya, kenapa?" tanya Anneth.
"Bagaimana reaksinya saat kamu mencubitnya?" tanya Joa.
"Gua tidak tahu, karena setelah itu, gua langsung lari ke kelas," ucap Anneth.
"Wah, ampun," ucap ketiga sahabat Anneth.
"Tapi, Kak Deven itu bukan guru sembarangan. Dia adalah teman gua saat SMP. Dia SMA, dan kamu ingat, dia kakak kelas yang sering gua panggil klepon?" tanya Anneth.
"Kamu masih ingat dengan dia? Kenapa?" tanya Joa.
"Ternyata, dia adalah Kak Deven. Kalian ingin tahu, dia masih menyimpan lagu favorit gua dan dia," ucap Anneth.
"Serius?" tanya Uwa.
"Ya, tadi di mobil, dia memutar lagu itu," ucap Anneth.
"Kamu bersama Kak Deven tadi?" tanya Ucha.
"Ya, dia yang menjemput. Dia juga menyuruh gua memanggil dia dengan panggilan khusus," ucap Anneth.
"Cie, panggilan khusus," ucap Ucha sambil mengolok-olok Anneth.
"Apaan sih? Eh, nanti sore gua akan pergi bersama Kak Deven. Kira-kira harus memakai baju apa ya?" tanya Anneth.
"Iya deh, kamu yang punya pacar, nanti aku akan membantumu memilih baju," ucap Uwa.
"Tumben kamu, Uwa," ucap Ucha.
"Gua juga akan hangout dengan Kak William," ucap Uwa santai.
"Oh, begitu," ucap Joa.
Tiba-tiba, HP Anneth berbunyi.
"Kak Deven tadi mengirim pesan, katanya sudah makan atau belum, dan makan apa?" tanya Anneth.
"Ah, bilang saja kalau kamu makan bakso dan minum es teh manis," ucap Joa.
"Sudah, sebenarnya tidak perlu kamu memberitahu Jo, aku sudah memberitahunya duluan," ucap Anneth.
"Sabar saja, untung kamu adalah sahabatku," ucap Joa.
"Hehe, maaf ya Jo. Baiklah, mari kita cepat-cepat makan, setelah ini kita akan belajar dengan Pak Vano," ucap Anneth.
"Eh, tunggu dulu Neth, apakah kamu tahu siapa Pak Vano dan Pak Sam? Mereka adalah kakak dari Kak Deven," ucap Uwa.
"Serius?" tanya Anneth dan Joa kaget.
"Ya, benar. Tunggu dulu, artinya kamu akan menjadi adik ipar saya. Tapi, apakah kamu tahu kalau kakakmu, Kak Naura, adalah istri dari Kak Vano?" ucap Joa."Sudahlah, aku sudah capek datang ke pernikahan mereka," ucap Anneth.
"Baiklah, mari kita cepat-cepat habiskan makanan kita, bell pelajaran kedua akan segera berbunyi," ucap Ucha.Mereka pun segera menghabiskan makanan mereka.
Bell pelajaran kedua pun berbunyi.
Akhirnya, saat pulang sekolah tiba.
"Anneth, Anneth!" panggil Deven.
"Ada apa kak?" tanya Anneth.
"Ayo, kakak akan mengantarmu pulang," ucap Deven sambil menarik tangan Anneth.
"Kak, sabar dong," ucap Anneth, berusaha menyamakan langkahnya dengan langkah Deven.
Sesampainya di rumah.
"Terima kasih, kak. Mau mampir sebentar nggak?" tanya Anneth.
"Tidak usah, kakak harus pergi duluan. Nanti sore kakak akan menjemputmu jam 3, oke bye," ucap Deven,lalu mencium pipi Anneth.
"Kak!" ucap Anneth.
"Ini balasan karena tadi kamu mencubit pipi kakak di mobil. Sudahlah, sampai jumpa ya. Bye," ucap Deven.
Deven pun pergi dari rumah Anneth.
"Ih, Kak Deven dasar," ucap Anneth.
...
Sore harinya, Anneth menunggu Deven di depan gerbang. Tiba-tiba, terdengar suara klakson mobil dari arah jalan.
"Kak, aku sudah siap," ucap Anneth sambil membuka pintu mobil Deven.
"Oke, ayo kita pergi ke butik untuk mencoba gaun pengantin dan foto prewed," ucap Deven.
Mereka pun pergi ke butik yang sudah disiapkan sebelumnya.
Sesampainya di butik, Anneth mulai memilih beberapa gaun pengantin yang disediakan oleh pelayan.
"Kamu mau yang mana, Neth?" tanya Deven.
"Hmm, aku masih bingung. Bisakah kamu membantuku memilih?" ucap Anneth.
"Tentu saja, bagaimana dengan yang ini?" tanya Deven sambil menunjukkan satu gaun pengantin.
"Bagus sekali, aku suka. Ayo, mari kita mencoba," ucap Anneth.
Sementara Anneth mencoba gaun pengantin, Deven pergi ke tempat jas untuk memilih jas yang akan dikenakannya di hari pernikahan.
Setelah Anneth selesai mencoba beberapa gaun, mereka pun mengambil beberapa foto prewed di dalam butik.
"Aku senang sekali dengan pilihanmu, Kak. Terima kasih sudah membantuku," ucap Anneth.
"Tidak perlu terima kasih, aku senang bisa membantumu," ucap Deven.
Mereka pun kembali ke mobil dan pulang ke rumah.
Cie yang mau di kenalin sama keluarga mempelai😄💕penasaran sama kelanjutan ceritanya?" Penasaran?" Jangan lupa tinggalkan jejak bye love you all😘❤🤗.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan (End)
Romance"gimana rasanya jika lo dijodohkan oleh guru lu sendiri?" panik ngak? panik ngak? paniklah masa engga😂 bercanda okay lanjut ke topik ini adalah kisah Anneth yang terpaksa harus menerima perjodohan karena keadaan ekonomi dimana dia diumur 17 tahun...