part 5

275 28 11
                                    

Di ruang tamu, 

Anneth dan Deven bertemu dengan kakak-kakak Deven: Amel, Sam, dan Vano.

"Kak Amel, kak Sam, kak Vano, coba lihat aku bawa siapa!" ucap Deven, memanggil ketiga kakaknya. 

"Anneth?" ucap Amel, Sam, dan Vano secara bersamaan. 

"Halo kak Amel, kak Sam, dan kak Vano," ucap Anneth sopan. 

"Hai ya ampun kamu cantik banget, sayang aku kak Amel, kakak pertamanya Deven. Oh iya, ini suamiku, namanya Winston. Panggil saja kak Winston," ucap Amel. 

"Halo kak Winston," sapa Anneth. 

"Halo Anneth. Sudah berapa lama kalian bersama, Deven?" tanya Winston. 

"Kami tidak berpacaran, kak. Deven langsung melamar saya," ucap Anneth. 

"Neth, kakak tahu kalian dijodohkan, tapi meskipun ini perjodohan kakak, mohon apapun yang terjadi kedepannya, kalian jangan pernah berpisah atau bercerai," ucap Vano bijak. 

"Sejak kapan abangku jadi bijak?" tanya Deven heran.

"Biasa dek, abangmu ini lagi ada maunya pasti," ucap Sam. 

"Jangan mulai, oh iya ini istriku, namanya Naura," ucap Vano. 

"Sudah tahu, kak. Naura adalah kakak kandungku," ucap Anneth.

 "Maaf, aku sampai lupa kalau Naura itu kakakmu, hehe. Ya udah, duduk dulu biar aku dan Naura panggil anak-anak," ucap Vano. 

"Tidak perlu, kak/ayah," ucap Neona, Zera, dan Naya. 

"Kakak cantik banget," ucap Naya. 

"Terima kasih. Panggil saja kak Anneth. Kalian namanya siapa?" tanya Anneth. 

"Kenalin, nama saya Naya, ini kak Neona, dan itu kakak saya, kak Zera," ucap Naya. 

"Hai Naya, Neona, dan Zera," sapa Anneth. 

Mereka pun duduk dan mengobrol sambil menikmati cemilan bersama-sama. 

Di mobil, Anneth bertanya pada Deven. 

"Kak, tadi Mamah dan Papah kakak nggak ada ya?" tanya Anneth. 

"Abis ini, kakak mau bawa kamu ketemu Mamah tapi Papah dia di luar negeri," ucap Deven.

"Kakak nggak mau cerita?" tanya Anneth.

 "Mau kok, bentar kakak ke tepi dulu," ucap Deven. 

Deven pun menepikan mobilnya. 

"Pelan-pelan aja kak," ucap Anneth, sambil mengelus punggung Deven. 

"Mamah kakak udah meninggal karena penyakit jantung, dan Papah kakak dari dulu dari semenjak Mamah sakit Papah nggak pernah datang dan perduli lagi, dia selalu sama wanita barunya dan sekarang dia pergi ke luar negeri tanpa memperdulikan kami berempat," ucap Deven, sambil mengeluarkan air mata. 

Anneth pun memeluk Deven.

"Keluarin semuanya kak, nggak apa-apa Anneth disini" ucap Anneth, sambil mengelus punggung Deven.

"Kak aku ngerti kok tapi, apa kakak nggak mau kasih tau Papah kalau kakak akan menikah? Aku tau kak ini perjodohan tapi, bagaimanapun sifat ayah kakak dia tetep ayah kandung kakak" ucap Anneth, sambil mengusap air mata Deven. 

"Kakak udah pernah kasih tau ke ayah cuma, ayah nggak pernah mau datang bahkan dia menolak semua telpon dari kami," ucap Deven. 

"Kak maafin aku ya aku nggak tau apa yang terjadi di keluarga kakak tapi, kedepannya kalau misalnya ayah kakak kembali dan meminta kita bercerai karena dia nggak setuju gimana?" tanya Anneth. 

"Kakak tidak akan pernah meninggalkan kamu Neth bagaimanapun kedepannya kita hadapi berdua, tidak akan pernah ada yang bisa pisahkan kita berdua kecuali maut yang memisahkan kita," ucap Deven. 

"Janji kak?" tanya Anneth. 

"Kakak janji," ucap Deven. 

Mereka tiba di makam mamah Deven, Deven memperkenalkan Anneth kepada mamahnya. 

"Hai Mah, ini Anneth, calon istriku dan calon menantu Mu," ucap Deven. 

"Hai Mah, saya Anneth, semoga Mah memberikan restu untuk kami dan membantu kami agar tetap bersama," ucap Anneth. 

"Mah, kita pulang ya. Semoga Mah selalu tenang disini dan doakan agar kami selalu bahagia dan langgeng," ucap Deven 

sambil meletakkan rangkaian bunga di atas makam mamahnya. 

Mereka meninggalkan makam mamah Deven dengan hati yang sedikit lega.

... 

Di rumah Anneth


Kasihan Deven ngak tega aku guys yang kuat ya dev kamu udh hebat kok bisa banggain mamah kamu mamah kamu pasti bangga liat kamu dari atas sana" jangan lupa tinggalkan jejak bye love you all 😘❤🤗.

Perjodohan (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang