Semua laki laki bajingan, tidak ada laki laki ideal itu hanya mimpi para wanita.
^o^
Jacob di landa perasaan binggung dan dilema malam ini, hatinya ia serahkan hanya untuk Eve tapi otaknya terus saja memikirkan Zera
di jam hampir pagi ini ia mengalami insomnia berat.Bangun dari ranjangnya lalu mendekat ke dinding arah kamar Zera, di sana ada semacam pintu rahasia yang memang sedari awal ia telah siapkan, ingin masuk dan bermaksud untuk melihat siapa yang ia inginkan dari kedua wanita yang terlelap itu.
Tapi tiba-tiba saat mengeserkan kayu penghalang terakhir ada yang sengaja memblokir jalannya dengan kayu lain sehingga ia tidak bisa masuk.
Kesal seketika memuncak, tidak dapat melihat Istrinya atau wanitanya ia kembali dengan wajah kesal, tak bisa mengawal emosi anehnya ia pun memutuskan untuk keluar dari rumah dan menghilang entah ke mana.
.
Zera menyipit matanya yang masih mengantuk sebelum kembali terpejam dan smirk tipis, sekali lagi mata itu menyipit lalu melihat ke lemari kaca tempat sepatu dan tasnya.
Aku tahu kamar ini ada jalan rahasianya karna kamar ini kau siapkan untuk Eve sejak lama. Kau terlalu meremehkan aku sebagai pembaca...aku masih mengingat hal hal terjadi walau 4 tahun lalu aku membacanya..
Zera kembali terlelap di dalam pelukan Eve.
>>>
Eve sudah bersiap untuk kuliah sedangkan Zera sedang mandi.
"Kak aku turun duluan ya!"
Langsung keluar kamar, karna derasnya air yang mengalir Zera tidak mendengar sama sekali suara lembut Eve.
Jacob baru saja keluar dari kamarnya saat sosok yang berdiri di bawah tangga itu berbelok ke ruang makan, melihat punggung gadis yang ia kenali itu membuat ia hanya terdiam.
Tapi anehnya hatinya kali ini tak memiliki riak sedikitpun, tak ada perasaan debaran atau riak kesenangan seperti gairah di waktu muda hanya perasaan kosong dan hampa di saat kebingunganya wajah centil Zera muncul secara sekilas sebelum Jacob mengenyah pikirannya.
Sedikit melirik ke pintu kamar di sampingnya yang sedikit terbuka, dari celah itu ada cahaya matahari terang bersinar.
Ia mendekat dengan niat untuk menutup pintu tersebut mungkin Eve lupa menutupnya tadi pikirnya, tapi tak disangka dari celah itu Zera baru keluar dari kamar mandi.
Kulit putih itu langsung terkena cahaya matahari pagi membuat Zera tampak seperti seorang peri kayangan. Jacob merasakan panas di suatu tempat pada tubuhnya hanya karna melihat kaki dan lengan Zera yang tidak tertutupi handuk.
Deg!..
Deg!..
Deg!...
"Tuan.. "
Suara pembantu kaget saat melihat tuanya yang berdiam diri di depan kamar Zera.
Jacob meletakan satu jari di bibirnya sambil tersenyum, pembantu itu paham dan berbalik pergi. Jacob kembali memasang wajah dingin lalu menatap Zera yang hanya mengunakan dalaman berwarna merah terang sangat kontras dengan warna kulitnya.
Zera mengunakan busana cerah untuk musim semi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not A Supporting Role (END)
Teen Fiction(Semua boleh baca kecuali yang bernama Ana~02) Jacob tidak menyadari gadis yang kini menjadi istrinya bukanlah wanita yang terkejar kejar akan pesonannya. Violet tidak pernah menyadari bahwa suatu hari ia akan mendarat di dalam novel yang per...