22. Mereka Yang Kehilangan [1]

20 8 0
                                    

05.12 PM

"Anak kecil!? Kau di mana?" Seseorang berteriak dengan keras. Mendobrak rumah Keluarga Parama.

"VALORA PARAMA! KELUARLAH!" Teriakan itu semakin keras.

Pemuda berusia 13 tahun itu berusaha diam tidak menangis sembari berlari keluar rumahnya. Ia terus berlari menembus hutan di balik desa tempat ia tinggal, semakin masuk, semakin minim cahaya yang didapatkannya.

"AAH!"

Keberuntungan tidak memihak padanya. Tubuh kecilnya terjatuh ke tanah usai dengan tidak sengaja menyandung akar pohon akasia yang sangat besar. Dirinya hanya bisa meringis kesakitan.

"Hehe, mudah juga menangkapnya." Dua orang pria berbadan besar dan kekar mengangkat tubuhnya hingga tidak menyentuh tanah.

"MAMA! PAPA!" Valora kecil berusaha memberontak. Lututnya memar, dahinya memerah, matanya berair.

"Valora!"

Terlambat. Dua pria besar itu melempar Valora masuk ke dalam mobil bak yang mereka bawa. "MAMA!"

Violla Parama, seorang wanita yang bisa dibilang usianya cukup pas-pasan dengan tubuh yang kurang fit itu berlari mengejar mobil yang membawa Valora. Valora kecil memberontak lagi. Berusaha melepaskan dirinya dari cengkraman orang-orang itu.

"VALORA!" Lagi-lagi keberuntungan tidak memihak padanya.

"MAMA!!!"

DOR! DOR! Dua tembakan di dada dan kepala.

"MAMA!"

Wanita itu sempat meraih tangan kecil Valora. Dan itu adalah hari terakhir Valora melihat Sang Mama. Wanita itu terjatuh, terkapar dengan darah di mana-mana. Mobil melaju dengan kecepatan yang semakin tinggi.

"MAMAAA!!!"

Valora kecil terjatuh lemas, terduduk diam. Hanya bisa memeluk kakinya dan menangis, semakin menjadi dalam hitungan menit. Ia kehilangan Sang Mama dihari di mana ia memulai pelatihannya.

I hate them for this, but at some point ... it wasn't their fault. - Valora

- LOYALTY -

Papa Valora cacat dengan keadaan tidak bisa berjalan normal karena kaki kirinya lumpuh. Sang Papa adalah professor terkenal dengan beragam penemuan bergunanya. Hari itu, ia berusaha mengejar Valora juga, dengan bantuan robot dan kursi roda mekaniknya.

Sayangnya ia juga gagal. Dan hanya bisa berusaha mengangkat tubuh wanita yang begitu ia cintai. Warga baru berani membantunya setelah mobil menjauh. Mereka takut untuk keluar saat petugas pemerintahan masih di sekitar mereka.

Hari itu adalah hari patah hati mereka karena mereka kehilangan sosok wanita hebat bernama Violla itu. Dan mereka kehilangan semangat sang professor, Vareno Parama.

Vareno menjadi sosok pendiam dan penyendiri. Ia tak lagi menggarap projek-projek hebatnya. Sang anak dan sang istri kini tak ada disisinya. Yang tersisa darinya hanyalah nama dan wujud tanpa arti.

Hingga satu hari, ia bertemu sosok pria mapan yang baru saja tiba di desa itu untuk mencarinya. Sebut saja ia sebagai Ayah Nagen, Nevada Prawara. Sosok yang membawa jalan lain dalam hidupnya.

- LOYALTY -

"Permisi? Apakah benar ini rumah Professor Parama?" Pria dengan kursi roda itu membuka pintu dengan lemah.

LOYALTY [ ENDED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang