19. Kisah Lama

23 8 0
                                    

03.30 AM

"Nagen, seseorang menitipkan ini padaku, untukmu." Valora mengeluarkan sebuah surat.

"Huh?" Nagen tak banyak protes, ia menerimanya dan membukanya.

Sebuah foto terjatuh ke pangkuannya sementara suratnya berhasil ia ambil.

"Ini..." Valora menatap Nagen.

"Saudara kembar Alexan. Ia menitipkan surat ini 10 tahun yang lalu karena tidak sempat menemuimu."

Nagen menatap foto itu lamat-lamat. Ia ingat betul bahwa keduanya baru saja selesai melakukan operasi beberapa saat sebelum akhirnya berpisah.

"Baca saja suratnya, mungkin ada yang ingin ia sampaikan," Nagen membuka lembaran kertas kusam itu. 

Hai Nagen,

Apa kabarmu? Saat kamu membaca surat ini ... Mungkin kita telah terpisah entah oleh apa. Terima kasih sudah menyelamatkan Alexan. Terima kasih sudah berjuang bersamaku. Maaf aku sedikit merepotkan ya? Hehe.

Tentang Alexan ... maaf, dia memang seperti itu juga. Aku harap kau memakluminya. Dia memang cukup nakal, hehe. Sampaikan maafku juga untuknya, sudah meninggalkannya seorang diri tanpa siapapun.

Aku menitipkan surat ini pada Valora karena satu hal. Hanya dia yang bisa aku percaya. Dan kamu. Sampai kapan kamu akan menutupi identitas aslimu?

Dan aku menyertakan sesuatu yang sejak lama kau cari. Obat untuk Red Plague. Hanya berjaga-jaga jika mereka kembali dengan lebih ganas. Aku menyertakan resepnya di balik surat ini.

Take care Nagen, kau akan tetap menjadi Legenda di hati masyarakat.

PS. Cepatlah jujur tentang siapa dirimu.

- Alex.

Surat itu berakhir di sana. Nagen menghela nafas pelan, membalik surat itu. Terdapat data-data obat berbahaya yang tertulis dengan tinta hitam.

"Apakah aku bisa dipercaya untuk melakukan itu lagi? Radiasi dari Radio Aktif sangat tidak baik bagi orang-orang yang sehat atau baik-baik saja..."

Nagen menatap resep obat dan vaksin yang terletak di balik surat. Tatapan matanya kosong. Resep obat itu dulunya ia dan Alex kembangkan di laboratorium bersama. Kini alatnya mungkin sudah usang ditelan masa.

"Hey, Nagen, kita berjuang dengan susah payah di masa itu. Kenapa kita tidak bersemangat sekarang? Mereka masih membutuhkan kita." Ucap Valora, sejak tadi hanya diam menatap Nagen.

"GAWAT! GAWAT! PASIEN TIDAK BISA BERNAFAS DENGAN BAIK!"

Terdengar kepanikan dari luar ruangan. Dan itu adalah suara Varen dan Farraz yang saling menyahut satu sama lain.

"Oke, kita bekerja lagi, in command, Agent Zero Three!"

"Ready, Sir!"

Nagen memasang kembali topengnya dan berdiri duluan, menekan tombol alarm yang menunjukkan ruang operasi siap digunakan. Ia meninggalkan ruangan sedetik kemudian. Valora tersenyum tipis, berdiri dan memakai topengnya.

"Masih tetap sama, tegas dan berwibawa. Hanya saja ... siapa kamu sebenarnya? Kenapa hari itu kau hanya datang tanpa perkenalan?" Gumamnya sembari berjalan keluar mengikuti Nagen.

- LOYALTY -

Nyaris semua pasien kesusahan bernafas. Nagen meminta Alexan menghubungi pusat keamanan kota agar menutup semua akses keluar masuk ke dalam kota mereka. Karena bahaya yang ada semakin membesar.

LOYALTY [ ENDED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang