[Enam Belas]

212 28 8
                                    

"Hadehhhh"

(Name) mendudukkan dirinya di kursi taman dimana hanya ada ia seorang

Di kursi lainnya, terdapat beberapa pasangan muda yang menikmati waktunya

Ternyata benar hanya (Name) yang sendirian

Tak lama sejak (Name) singgah disana, ada segerombolan anak motor lewat bersama kendaraan mereka yang terbilang berisik

"Pasti anak anak nakal" Ujar seorang perempuan yang duduk di bangku kedua dari (Name)

(Name) mengernyitkan dahinya sedikit, memang sih kesan pertama yang akan didapat saat melihat mereka adalah 'nakal'

Apalagi mereka kelihatan seperti seumuran (Name), jalannya masih cukup panjang

Segerombolan anak anak itu lalu berhenti di depan pintu masuk taman

Berkat itu taman yang awalnya sunyi dan tenang menjadi ramai dan berisik

Tentu saja para pasangan roman disana langsung pergi melihat suasana nyaman mereka diusik

Awalnya (Name) juga ingin pergi, tapi sekali sekali melihat suasana begini sepertinya juga menyenangkan

"Halo cewek" Ujar salah seorang lelaki dari mereka yang menghampirinya

Dengan wajah datarnya, (Name) membalas perkataan lelaki itu singkat, "Halo"

"Sendirian? Mau ditemenin sama kita? Rumahnya mana sayang?" Ujar lelaki yang lainnya

"Cukup sendirian" Balas (Name) sembari meneguk kopi hangat nya

"Cuek banget, kamu cantik loh" Lelaki ketiga yang menghampirinya duduk di sebelah (Name) dan memainkan ujung rambut (Name)

Kemungkinan lelaki itu adalah ketua grub nya, sedikit lebih tinggi mungkin sekitar 181 cm

"Tolong jangan mainkan rambutku" Gadis itu menepis tangannya pelan

"Boleh juga, mau bergabung dengan kami? Tenang, kau akan berada satu peringkat dibawahku"

"Maaf, aku masih ingin hidup normal. Kulihat kita seumuran"

"Begitu? Berapa umurmu?"

"17"

"He? Aku 18, cih, beda setahun"

"Tahun tak menjadi penentu" (Name) beranjak dari duduknya, sangat tak nyaman dikelilingi oleh banyak lelaki yang tak ia kenal

"Tunggu! Kau masih SMA bukan? Dimana sekolahmu?"

"Untuk apa bertanya seperti itu?"

"Tentu saja aku akan datang ke sekolahmu, ratuku"

"Tak perlu, lagipula aku tak mengenalmu"

"Benar! Aku tidak memperkenalkan diri, tunggu saja! Aku akan datang ke sekolahmu dan memperkenalkan diriku! Ayo semuanya!" Lelaki itu pergi meninggalkan (Name) bersama grub motornya di taman

Perlahan gerombolan mereka menjauh dari kota. Dari jauh (Name) hanya memperhatikan mereka

"Kayaknya pernah ketemu yang satu gini, siapa ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kayaknya pernah ketemu yang satu gini, siapa ya..."

(Name) menaikkan bahunya seakan menjawab pertanyaannya sendiri. Ia melirik jam tangannya, sudah jam delapan sekarang

Gadis itu bergegas pergi dari taman dan pulang menuju rumahnya. Di sepanjang jalan ia memikirkan perkataan lelaki tadi

Tapi kelihatannya tak mungkin perkataannya serius mengingat ujian yang akan datang esok

(Name) terkekeh kecil. Ia hanya membayangkan bagaimana raut wajah lelaki itu jika benar ia datang dan mengetahui ujian sudah dimulai

***

Sedangkan di sisi lain...

"Boss, beneran mau dateng?"

"Iyalah, masa ga?"

"Memang boss tahu sekolahnya dimana?"

"Ini kan lagi dicari sama ahli teknologi kita, udah ketemu belom?"

"Udah nih! (FullName), Aoba Johsai, kelas 3, tapi dari datanya besok dimulai ujian, yakin boss?"

"Ngeremehin kalian? Aku, penerus dari keluarga konglomerat tak pernah gagal mendapatkan yang ku inginkan. Pasal ujian mah gampang. Gue malah lebih tertarik sama anak gadis tadi"

"Lumayan sih boss, buat cewe segitu tinggi banget gila"

"Berapa sih tingginya?"

"180 cm, gila sih, yang main voli aja paling 170 ke atas"

"Memang dia ikut voli?"

"Ga kelihatannya, cuma siswi biasa kok"

"Ada data keluarganya ga?"

"Ada sih, tapi di privasi sama sekolah"

"Hahahaha, siap siap (Name), gue bakal nyamperin lu" Ketua grub itu menyisir poninya dengan jari jari sembari berkacak pinggang bangga

"Boss udah bagus bagus lho di sekolah swasta khusus konglomerat, cuma karena anak gadis itu boss mau pindah sekolah?"

"Iyalah, lihat aja nanti. Habis dia tahu gue penerus keluarga kaya raya gini, gue pastiin dia langsung jatuh hati deh"

"Tapi anaknya kayaknya ga gitu deh boss, memang boss tahu tipe cowoknya gimana?"

"Ya engga sih, tapi sekali tahu sejarah gue pasti klepek klepek, dijamin"

"Denger denger disana banyak siswa berbakat, ada satu namanya Oikawa Tooru, sekelas sama dia, umur 18, setter sekaligus kapten klub voli putra"

"Denger denger juga dia banyak penggemar, bahkan sampai sekolah lain"

"Hati hati deh boss kalau ketemu"

"Santai aja, gue bakal jatuhin kepopulerannya"

DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang