[Tiga Puluh Tiga]

51 13 7
                                    

"Hikari ngajak makan bareng"

"Makan bareng? Boleh gabung ga?"

"Boleh kok" Balas Hikari

Selama jam istirahat berlangsung mereka terus mengobrol tentang kehidupan mereka

Walau (Name) yang lebih banyak mendengarkan sih...

Selama itu juga Oikawa terus menempel pada (Name). Entah tangannya sampai ke depan wajah (Name) atau dirinya yang terus maju sampai mepet

(Name) sendiri sudah menjaga jarak duduknya hingga kepucuknya, sesekali ia melirik Hikari melihat mimiknya

Takut saja jika tiba tiba Hikari mengamuk dan... Tentu reputasinya jatuh dihadapan orang yang dicintainya

Tapi jauh dalam perkiraan (Name), Hikari tetap tersenyum bahkan tak ada kerutan syaraf pada dahinya

Iwaizumi sendiri duduk di bangku depan (Name), Hikari, dan Oikawa agar tak terlalu mengganggu

"Jadi (Name) punya hal kaya gitu, Oikawa-san?" Tanya Hikari

"Iya, pas itu juga banyaaaaakk banget–" Sembari mengatakan kata 'banyak' tangan Oikawa keduanya melebar dengan cepat

Hal itu membuat (Name) menyingkir tapi karena tumpuan pada tangan kirinya tidak kuat, hingga ia jatuh dan hampir menimpa Hikari

"Ack!" Cicit Hikari

"Shittykawa!"

"Gomen! Iwa-chan!"

Hanya tinggal 5 centi saja hingga ujung hidung Hikari dan (Name) dapat bersentuhan

"Maaf, Hikari" (Name) langsung bangkit dari posisinya tetapi tanpa sadar bagian belakangnya menyenggol kaleng susu milik Oikawa yang masih tersisa ¾ nya

Alhasil, rok coklatnya memiliki sisi noda berwarna putih cukup luas

Mungkin tak apa karena jika cepat dicuci warnanya akan memudar

Tapi ini masih pelajaran pertama, jika dicuci sekarang, (Name) akan memakai apa?

"Duh..."

"Maaf (Name)..." Ujar Oikawa, "bawa ganti rok ga?"

"Ga, tsk..."

"Coba tanya sama guru, mungkin aja ada cadangan" Usul Iwaizumi

"Tapi ya masa kesana kesini kaya gini, dilihatin terus lah"

"Biar aku sama Flattykawa aja yang ambil"

"Hikari, temenin (Name)" Ujar Oikawa

"Iya, ayo (Name)"

***

Di luar kamar mandi putri Hikari menunggu (Name) yang sedang sibuk dengan rok nya

(Name) sendiri juga masih membayangkan bagaimana cara ia mencuci sebagian noda itu

Tentu ia belum melepaskan bawahannya sebelum Oikawa datang membawa gantinya, bisa bisa (Name) keluar dengan bertelanjang kaki

Kebetulan juga tak ada siapapun yang kesana kemari di daerah situ jadi (Name) dapat bebas bercermin

Gadis itu melirik kearah jam tangannya, "Lama banget... Udah 10 menit juga"

Seperti sepi sekali diluar, tak ada suara. Ia pikir bel masuk sudah berbunyi hanya saja tidak terdengar karena berada pada ruangan kedap suara

"Eh kok"

Dag Dag Dag

Berkali kali pintu ditarik, didorong, dan digeser oleh (Name) tapi tak bisa terbuka

Mencoba mengetuk dan meminta tolong juga percuma, tak akan ada yang dengar

Didobrak? Yang ada kakinya sakit karena pintu terbuat dari besi, "Apa tunggu sampe istirahat selanjutnya?"

No, melewati pelajaran memang menyenangkan tapi tidak dengan matematika, sekarang jadwalnya

Jika saja ia sampai tertinggal satu pertemuan maka akan sangat sulit mengejar ketertinggalan walau (Name) anak pintar

Matanya sibuk mencari jendela maupun sela yang bisa ia lewati, dan ketemu. Satu di atas tembok yang tinggi

Jalan keluar sudah ditemukan, sekarang bagaimana menggapainya?

"Hmm..."

Memanjat pintu toilet? Nanti patah

Lompat? Memang sampai?

Merambat dipinggir jalur? Sakit tangan

Memanjat tempat cuci tangan? Terlihat mustahil, takut patah, takut retak, takut pecah

Tapi mari coba

"Ayo sampe...." Sambil berpegangan tembok disebelahnya, tangan (Name) yang lainnya coba meraih ventilasi kecil diatasnya

Kalau dilihat lihat sih tubuh (Name) muat lewat situ

Setelah kedua tangannya berhasil mencapai tempat yang dituju, salah satu kakinya coba mendobrak pelan kaca plastik yang menghalanginya

Toh kalau dia memecahkan sesuatu yang jarang dilihat tak akan ketahuan dalam waktu dekat

"Lah tinggi banget" Ujarnya saat melihat jarak tanah dengan dirinya

Ya bagaimana tidak tinggi, memanjat jendela saja harus pakai alat bantu

Tapi untungnya juga tubuh (Name) tinggi jadi resiko jatuh terluka tak terlalu besar

Setelah berhasil turun, (Name) segera berlari ke kelas dan benar saja, pelajaran sudah dimulai

Karena kedatangan yang tiba tiba tak heran seketika (Name) menjadi sorotan satu kelas

Si guru juga menatap (Name) dengan death glare nya

"Kemana aja kamu? Tahu sekarang udah jam berapa?"

"Euh... Maaf pak, tapi..."

_______________________________________
Please leave a coment, thank you!!

DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang