[Tujuh Belas]

198 29 4
                                    

"Hmm"

Dikelas, (Name) sedang bergumam sendiri sembari membaca baca buku catatannya

Sedangkan yang lainnya berada diluar ruangan, sibuk membuat contekan dan tebak tebakan materi

"Hoi, nanti pas ujian, jangan lupa kasih tahu gue semua jawabannya" Ujar Hikari tanpa disadari (Name) sudah berdiri di depan mejanya

"Apa memberi contekan padamu memberi manfaat untukku?"

"Cukup beri contekan padaku maka kau akan ku ampuni"

"Ampuni? Memang aku mempunyai masalah? Seingatku selalu kau yang memulainya"

"Ingat ya gadis brengsek! Ini adalah wilayahku! Siapapun yang menginjakkan kaki disini harus mendengarkanku, kalau tidak..."

"Apa?"

"Aku akan menyebarkan foto foto memalukanmu yang sudah ku ambil ke seluruh sekolah. Ah, beberapa foto diantaranya ada yang dada dan pahamu terlihat, bahkan seluruh tubuhmu hampir tercetak" Hikari terkikik puas, ia kira ancaman itu sudah sangat kuat untuk membuat (Name) diam

"Kau..." Dengan cepat (Name) menyambar handphone milik Hikari

Tak kalah cepat dari (Name) juga, Hikari mundur ke belakang menghindari serangan mendadak (Name)

Tanpa sadar tubuh Hikari mengenai seseorang dibelakangnya, "Ah! Maaf!" Ujar Hikari sambil membungkuk

Rupa rupanya Iwaizumi dan Oikawa yang baru datang. "Ohayo (Name)!" Sapa Oikawa

"Hm" Balas (Name) singkat

Memanfaatkan kesempatan itu dengan Hikari yang memandangi Oikawa, gadis itu langsung mengambil handphone Hikari dengan mudah

"Eh-! Kembalikan!" Hikari melompat lompat berusaha meraih handphonenya dari tangan panjang (Name)

Mengingat tubuh (Name) yang tinggi, Hikari jadi kesulitan dibuatnya, "(Name), kenapa mengambil handphonenya?" Tanya Iwaizumi

"O-Oikawa-san! L-lihat gadis ini, ia sudah mengambil handphone ku, padahal aku tak berbuat apapun..."

Hikari dengan keahliannya segera berakting seakan ia yang disalahkan, Hikari pikir dengan ini Oikawa akan memihak padanya

"Lihat saja (Name)! Oikawa pasti tak akan menyukaimu setelah ini! Gadis rajungan! Lihat siapa yang lebih cantik dan imut, hahahaha!"

"Memang kenapa (Name) mengambil handphone mu? Pasti kau melakukan sesuatu" Ujar Oikawa menimpali

Yup, jawabannya sangat jauh dari yang diperkirakan Hikari membuatnya cukup tersentak

"Tepat, ku beri seratus poin pada Oikawa" Seru (Name) dengan mata tajam menatap Hikari

"Seratus poin untuk si tampan ini" Oikawa menyisir rambutnya menggunakan tangan dan berkacak pinggang

"Sudah kuduga aku merasa pernah bertemu..." (Name) meneguk berat salivanya melihat perilaku Oikawa sama seperti seseorang yang ia temui semalam

"Hapus foto yang sudah kau ambil ya, sekarang juga, atau ku hancurkan alat elektronikmu ini"

"Foto apa sih?" Tanya Oikawa

*fush fush* (Name) mengayunkan telapak tangannya di udara pertanda Oikawa untuk mendekat

Tanpa diberitahu pun Oikawa juga mendekat ingin mendengar (Name). "Jadi itu foto... *wosh wosh wosh*"

(Name) membisikan sesuatu, ia tahu betul apa yang membuat Oikawa tersipu atau dalam kata lain malu, memalukan

Iwaizumi hanya bisa mengernyitkan dahi mengira ngira apa yang dibisikkan (Name) pada Oikawa

"Huh?!" Oikawa menutup mulutnya, wajahnya sedikit memerah setelah mendengar yang (Name) katakan

"Maaf, tapi sebaiknya kau menghapus foto foto itu sekarang juga"

"Permisi Hikari-chan~" (Name) membuka galeri di handphone Hikari

Disana ia melihat banyak sekali foto memalukan tentang dirinya, segera (Name) menghapus nya tak lupa dari penyimpanan file Hikari agar tak dapat muncul lagi

"Baiklah selesai, silahkan ambil kembali~"

"Hmph! Lihat! Aku akan memberitahukan ini pada guru!" Ujar Hikari sembari berlari menjauh dari trio tubuh tinggi itu

Bagi Hikari mereka terlihat seperti raksasa tapi dimata Iwaizumi, Oikawa, dan (Name), Hikari hanya seorang gadis pendek kecil yang imut

Ekhem, imutnya bagi sebagian orang, (Name) tak termasuk berpikir seperti itu

Setelah Hikari pergi (Name) hanya bisa terkikik kecil, "(Name), kalau bener bilang ke guru gimana?" Tanya Oikawa

"Emang dia ngomong apa?" Tanya Iwaizumi balik

"Iwa-chan mending jangan tahu deh, bener bener memalukan sih kalau didenger"

"Ga bakal bilang guru dia, tenang aja"

(Name) kembali duduk di bangkunya melanjutkan bacaan nya tadi sedangkan Iwaizumi duduk di depan bangku Oikawa

Katanya sih Oikawa ngajak tebak tebakan, dari pada rewel yaudah ladenin aja, pagi pagi gini juga Iwaizumi males marah marah

Tak lama setelah mereka duduk, terdengar suara terompet dan drum dari luar

Tentu saja mereka heran, "Siapa yang main kaya gitu di area sekolah?"

Setelah bunyi terompet dan drum selesai, bel pemberitahuan berbunyi

"Pada seluruh siswa dan siswi diberitahukan agar segera keluar dari kelas dan menuju lapangan bawah, terimakasih"

(Name) yang malas untuk keluar lebih memilih melihat dari koridor depan kelasnya yang menghadap ke halaman

Betapa terkejutnya ia melihat...

DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang