[Tiga]

364 46 8
                                    

Sembari mencuci muka, Oikawa diam diam melirik (Name) untuk melihat apa yang terjadi

"Tangannya agak biru"

Oikawa mengernyitkan dahinya, ia bermaksud menghampiri (Name) tapi tertahan, melihat (Name) yang sudah selesai membersihkan dirinya

"Oh ya, kenapa dia gak melirikku? Gadis kaya apa dia? Aku penasaran"

Memang dari awal (Name) tidak tertarik dengan Oikawa, ia sudah berkali kali melihat Oikawa mendapatkan sesuatu dengan hanya sekejap mata

Ia selalu melihat Oikawa menangis, tertawa, bingung, senang, dimarahi, berpura pura dan banyak lagi

Banyak yang mengkhawatirkannya, tak banyak mendapatkan kejadian buruk

Teng Teng Teng....

Bel masuk berbunyi, pelajaran terakhir dimulai, pelajaran ini adalah pelajaran yang sangat disukai (Name)

Bukan karena teori maupun percobaannya tapi karena gurunya, guru kali ini adalah tipikal orang yang suka bercanda, jadi beban (Name) bisa sedikit ringan karena mendengar candaannya

Seisi kelas tertawa karenanya, (Name) juga sedikit tersenyum mendengarnya, tapi pernah diwaktu tertentu ia berpikir

"Apa guru nya punya beban? Atau memang dari diri sendiri?"

Sensitif, perasaan (Name) itu sensitif, hanya dengan beberapa kata saja sudah dapat membuat hatinya hancur

"Kalau begitu, Sensei punya tugas yang harus kalian kerjakan, tugas ini harus dilakukan dua orang, jadi carilah pasangan ya. Boleh laki laki maupun perempuan"

"Ha'i, Sensei"

Jika mencari pasangan, tentu saja para siswi langsung mengerumuni Oikawa

"Oikawa-san! Mari pergi bersamaku!" "Oikawa-kun! Aku akan mengantarmu!" "Oikawa-san! Tugas akan ku kerjakan jika bersamaku!"

Oikawa sendiri, malah tersenyum, mendapati dirinya dapat mencari pasangan tanpa mengajaknya

(Name)? Tentu dia bisa melakukannya tanpa bantuan orang lain

Gadis itu bergegas pergi meninggalkan kelas yang keadaannya sudah seperti orang orang yang akan menerima sembako, selain itu (Name) juga harus kerja part time

***

Cling Cling

"Yo, (Name)-chan"

"Siang, Hayate-san"

Hayate adalah manager di tempat kerja (Name), sudah beristri memiliki anak satu yang masih balita, Hayate merupakan orang yang baik dan halus saat berbicara dengan orang lain

Sikapnya juga sopan dan penyabar, salah satu orang favorit (Name) dalam bertanya tentang emosi, (Name) juga belajar banyak dari Hayate

(Name) segera menuju ruang ganti lalu mempersiapkan diri untuk memulai sift nya

Sementara (Name) bekerja, disisi lain, Oikawa sedang mengikuti kegiatan klub nya

Sepertinya ia tidak mengambil bagian tugas dari segerombolan anak permepuan tadi, maksudnya tidak ikut

***

Sore harinya, dengan waktu yang bersamaan, (Name) menyelesaikan sift nya, kegiatan klub Oikawa juga sudah selesai

Dan...

"Ah..." --both

"Halo, (Name)"

"Halo juga, permisi"

Baru saja (Name) melangkah, tapi dihentikan oleh Oikawa

"Tunggu! Apa... Kamu sudah dapat teman tugas?"

"Aku bisa ngerjain sendiri"

"Tapi Sensei minta buat dikerjain sama sama"

"Lalu kalau ku bilang aku gak punya pasangan kamu mau apa?"

"Bagus, aku akan buat dia blush!" Batin Oikawa, "Aku... Aku ingin mengerjakannya bersamamu"

"Kamu punya banyak fans dan memilihku? Stress?"

STABB!

Baru saja kata kata itu menusuk hati Oikawa yang sudah berbangga, "Ga gitu, aku cuma mau"

"Ngarep apa? Nilai bagus? Apresiasi karena udah ngebantu siswi dengan image rendah kaya aku? Pujian?"

JLEP!

Kata kata itu menusuk Oikawa sekali lagi, "Uhuk-, ga, sebenernya aku penasaran tentang kamu"

"Kamu kira aku kotak jawaban? Aneh, ga jelas"

CRACK!

Belum pernah ada perempuan yang menusuknya bertubi tubi, tapi Oikawa tak kehabisan harapan

"Tolong lah, ini tugas dari Sensei"

(Name) menghela napasnya, ia juga tahu jika Oikawa tak pernah ditolak, jadi mungkin ini sedikit menyakitkan untuknya

"Datang"

"Eh– apa?"

"Datang ke rumahku nanti malam, jam setengah tujuh"

"Tapi aku ga tau rumahmu"

Gadis itu memberikan selembar kartu berisi alamat dan ciri ciri rumah, "Jangan telat, aku duluan"

Beberapa langkah (Name) berjalan, tapi ia baru ingat ada sesuatu yang ingin disampaikan

"Oh ya, jangan harap aku akan terpukau atau berbunga bunga hanya dengan kita bicara empat mata" Ujarnya dengan wajah sedatar triplek, lalu melanjutkan jalannya

Oikawa diam ditempat, masih mencerna kata kata (Name) yang tak pernah diucapkan walau oleh gadis garang sekali pun, "Kayaknya angin dari kutub utara habis lewat"

DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang