[Dua Belas]

263 35 2
                                    

"Udah mau siap semua, sekarang juga udah jam setengah enam, harusnya udah pada bangun"

"Tapi kayaknya masih pada molor semua deh, dingin dingin kaya gini maklum ga ada yang mau bangun"

"Kumpulnya jam setengah tujuh, ayo bangunin, takutnya malah telat nanti"

"Sensei, saya mau balik dulu"

"Eh, iya! Kalau boleh sekalian bangunin yang laki laki ya!"

"Iya"

(Name) bergegas kembali ke ruang tidurnya, dirinya sudah cukup segar untuk memulai kegiatan lagi di pagi hari

Sepertinya gadis ini akan sedikit berterimakasih pada para pengawas, pagi ini disambut dengan obrolan hangat dan secangkir coklat panas

Jika dirumah, tentu ia tak akan mendapatkan yang seperti itu

Sampai di depan pintu ruangannya, dilihat saja, kamar masih gelap, sudah dipastikan jika belum ada yang bangun

Penginapan bergaya rumah tradisional jepang ini sangat awet dan hangat, tiap ruangan pasti terdapat beberapa pintu agar memudahkan penghuninya untuk keluar

Dengan hati hati, (Name) berjalan ke sudut ruangan dimana terdapat tombol lampu

"Ekhem, bangun semua... Sudah pagi..."

Bisa dikatakan, suara (Name) itu bulat. Sebenarnya bukan 'bisa dikatakan' tapi memang kata teman lama (Name) kalau suaranya itu bulat, seperti laki laki

Tapi suaranya juga bisa melengking seperti perempuan, karena (Name) yang malas untuk mengeluarkan banyak suara, jadilah ia selalu menggunakan suara bulatnya

Mata demi mata terbuka, beberapa anak sudah mendapat kesadaran mereka kembali

Tak perlu diperintah dua kali, mereka dengan cepat bergegas untuk membersihkan tubuh

Tinggal 5 orang yang belum beranjak. Iwaizumi, Oikawa, Hanamaki, dan satu lagi tokoh yang belum muncul, termasuk (Name)

"Oi! Shittykawa! Bangun! Oi!"

Iwaizumi terus meneriaki Oikawa yang bersembunyi di balik selimutnya, sesekali menyenggol Oikawa menggunakan punggung kakinya

"Masih belum bangun? Ini sudah mau jam enam, setengah jam lagi kita berkumpul" Ujar (Name)

"Hm? Siapa kamu? Sepertinya kita belum pernah bertemu"

"Oh, perkenalkan, aku (FullName)"

"Aku Issei Matsukawa, jadi kau yang dikabarkan akan ikut bersama kelompok putra?"

"Ya, begitu kira kira"

"Flattykawa!!" Sepertinya kesabaran Iwaizumi sebentar lagi akan mencapai batasnya

Sejak tadi mendengar Iwaizumi berteriak, sama saja dengan mendengar ibunya mengomel. Sekarang perempatan sudah muncul di dahi (Name)

Gadis itu meremas tangannya geram karena yang dipanggil panggil belum juga menampakkan batang hidungnya

Dengan kuat, (Name) menarik selimut Oikawa hingga terlihatlah orang yang dimaksud

"Memang dingin, tapi kalau kau seperti itu tubuhmu akan tambah dingin"

Didapati Oikawa yang meringkuk memegangi tubuhnya, badannya menggigil

(Name) mengernyitkan dahinya karena dirasa seperti ada yang tidak beres dari Oikawa

Gadis itu mendudukkan diri di sebelah Oikawa, tangannya menyentuh dahi lelaki itu pelan

"Hangat..."

"Demam dia?" Tanya Hanamaki

"Nggak" (Name) menggeleng

"Kaya gini normal, karna berubahan suhu yang cepat jadi panas dingin tubuhnya, tapi ini normal. Kalau udah bangun gitu biasanya suhunya balik kaya awal"

"Kalau gitu cepet bangun!" Iwaizumi menarik lengan Oikawa, yang semakin bermalas malasan

"Hng... Bentaran Iwa-chan~"

Oikawa mengambil posisi duduk, ia memegangi kepalanya yang pening. "Adu-duh, kepalaku agak pusing"

(Name) sih tak heran melihat Oikawa seperti itu. Tepat saat ia bangun tadi, (Name) melihat kepala Oikawa tertindih kaki seorang anak yang tidur di atasnya

"(Name), kamu ga mandi??"

***

PRRRIIITTT!!

Peluit ditiup, menandakan bagi pada setiap murid untuk berkumpul setelah sarapan dan persiapan

"Sudah lengkap?! Saya absen dulu!"

Karena jumlah murid yang cukup banyak, jadi saat pengabsenan akan memakan waktu sedikit lama

Di pagi yang cerah ini (Name) cukup senang karena belum ada satupun anak yang mengganggunya

Setelah pengabsenan, para siswa diperintahkan untuk membawa barang yang sekiranya perlu dibawa untuk berangkat ke pantai

Sebenarnya letak pantai dan penginapan tidak jauh, mungkin hanya berjarak beberapa meter

Bahkan dapat ditempuh hanya dengan berjalan kaki, jadi tak perlu kendaraan tambahan untuk mencapai tempatnya

Untuk (Name) yang simpel, mungkin ia hanya membawa baju ganti satu, handphone, dompet, dan papan selancarnya

Selebihnya tak perlu, terlalu merepotkan membawa semuanya

Sampai di pantai, mereka langsung mengganti baju menggunakan baju renang yang sudah mereka bawa

Termasuk (Name), karena baju renangnya simpel, jadi ia tak perlu waktu lama untuk menggantinya

"Mataharinya sangat menyengat..." Gumam (Name)

Sebelum bermain, sekali lagi mereka semua dikumpulkan untuk satu pemberitahuan

"Jangan bermain di air yang dalam jika tidak bisa berenang! Walau yang bisa berenang tetap hati hati karena gelombang yang besar! Jangan lupa pemanasan agar tidak keram!" Perintah seorang pengawas yang menjadi ketua tour saat itu

Perintah itu disambut anggukan oleh mereka, tak sampai lima menit, mereka membubarkan diri untuk bersenang senang di bibir maupun mulut pantai

DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang