Different

[Delapan Belas]

"Aku tak percaya ini..." (Name) melotot melihat kedatangan seorang murid dengan perayaan besar

"Wow..." Tak kalah terkejutnya dengan (Name), Iwaizumi dan Oikawa pun dibuat kaget

"BERI SAMBUTAN UNTUK TUAN SAIKO"

"(Name)!" Teriak Saiko dari bawah, tak cukup berteriak bahkan melambaikan tangan sampai melompat lompat

"(Name), kamu kenal di– eh..."

Gadis itu sudah terduduk sembari menutupi wajahnya menahan malu, bukan malu senang tapi malu tidak suka

"Eeee... Udah masuk aja kuy" Ajak Oikawa dibalas anggukan singkat dari (Name)

Kebetulan juga bel sekolah sebentar lagi berbunyi, jadi Iwaizumi juga masuk ke kelasnya

Tak lama setelah mereka masuk, siswa siswi yang lainnya pun juga ikut masuk

Sungguh pagi yang seharusnya tenang karena ujian malah menjadi seperti ini

Parahnya, Saiko masuk di kelas (Name) berada, sepertinya ia benar benar menyusunnya dengan matang

***

"Metori Saiko, pewaris keluarga konglomerat, aku pindah kesini karena memiliki keperluan khusus, tunduklah padaku wahai rakyat miskin maka aku akan memberikan yang kalian inginkan" Ujar Saiko dengan bangganya

"Kalau begitu... Saiko silahkan duduk di bangku yang kosong"

"Tidak, aku ingin duduk di sebelah (Name)"

"Tapi bangkunya sudah digunakan"

"Pindahkan dia, akan ku bayar sepenuhnya"

"Dipindahkan" (Excited)

"Tuhan... Tolong selamatkan hariku..." (Name) rasa masa masa sekolahnya tak akan pernah menjadi tenang lagi karena kedatangan mereka ini

"Baik, kita mulai ujiannya, untuk Saiko tolong ikuti materi yang berlangsung" Guru mulai membagikan lembar lembar kertas ujian

Pelajaran pertama adalah matematika, pelajaran yang ditakuti hampir seluruh anak di sekolah ini, termasuk (Name)

Yah, karena jika jawabannya tak ditemukan bahkan saat sudah dihitung berulang kali maka ia akan kesal

(Name) mengambil kacamata nya karena angka angka di kertas terlalu kecil untuknya

Unik, dampak kecantikan (Name) akan bertambah berkali kali lipat saat ia menggunakan kacamata, apalagi saat poninya jatuh

Saiko dan Oikawa yang duduk di sebelah kiri dan kanan (Name) tentu saja dengan mudah menyaksikan pemandangan indah itu

"Cantik..."    –*berbunga bunga*

***

Sudah 50 menit sejak ujian dimulai, artinya waktu mengerjakan sisa 10 menit lagi

Dengan otaknya yang hampir encer, tentu (Name) bisa menyelesaikan soal soal itu dengan cepat

Ia mengedarkan pandangan ke seluruh sudut kelas, hendak memperhatikan siswa yang sedang kesulitan mengerjakan

Dan pandangannya berhenti saat melihat Hikari, ia tersenyum miring saat melihat Hikari sedang bergelut dengan angka angka juga otaknya

Mungkin aneh untuk dibicarakan, tapi menurutku menyenangkan melihat ekspresi seseorang yang cepat berubah

Beralih pada Saiko dan Oikawa, mereka juga belum selesai padahal waktu tinggal sedikit lagi, bahkan bel pemberitahuan waktu ujian hampir selesai pun sudah berbunyi

"Yang sudah selesai bisa kumpulkan sekarang, yang belum cepat selesaikan, waktu tiga menit lagi" Ujar guru pengawas

Beberapa siswa beranjak dari bangkunya menuju meja guru, termasuk (Name)

Satu persatu mereka menumpuk kertas ujiannya dan pergi keluar kelas menuju kantin

"Lah, lah, (Name)..." Saiko memperhatikan (Name) yang sudah pergi duluan

"(Name) tu anak pinter jadi keluar duluan, btw gue duluan yeah, bayyy" Oikawa beranjak dari duduknya meninggalkan kissbye perpisahan dalam rangka siapa lebih cepat menyusul (Name)

"Agghhh!"

Corat coret

Itung itung

Pikir...

"Selesai!" Saiko segera mengumpulkan kertas ujiannya dan menyusul Oikawa yang ngacir hendak menghampiri (Name)

Ia termasuk orang orang awal dalam menyelesaikan ujian karena hampir lebih dari setengah kelas belum selesai

Ada untung dan ruginya juga sih bagi (Name). Untungnya kantin sepi jadi bisa pesan leluasa, ruginya ia harus makan ditemani duo berisik ini

Beruntung ada Iwaizumi yang sudah singgah di meja kosong. Untuk menghindari kebirisikan Saiko dan Oikawa, (Name) memilih untuk duduk di sebelah Iwaizumi

"Yo, Iwaizumi"  –(Name)🖐🏻

"Yo, (Name)"  –Iwaizumi👋🏻

"(Name)!!"  –Saiko&Oikawa

"Jangan teriak teriak Shittykawa!"  –Iwaizumi

"Jangan lari lari..."  –(Name)