[Tiga Puluh]

100 16 2
                                    

"Aku ke kamar kecil dulu"

" 'Key, jangan lama lama"

(Name) mengacungkan ibu jarinya dan berlenggang pergi, awalnya sih baik baik saja di kamar mandi

Setelah buang air kecil, lalu bercermin kegiatan biasa yang dilakukan wanita di kamar kecil

"K-kau?!"

Kata itu terlontar dari seorang wanita yang baru masuk ke daerah kamar kecil, suara yang kerap (Name) dengar

"Eh-?"

Kedua gadis muda itu saling adu pandang selama beberapa saat, mencoba memahami keadaan yang sedang mereka hadapi

"Hai, bagaimana hasil tes mu?"

Itulah pertanyaan pertama yang (Name) lontarkan pada ratu di sekolahnya, siapa lagi kalau bukan Hikari?

"Kau-! Kau (Name)?!"

Wajah gadis blasteran itu masih terkejut, tak dapat disangka siswa bully favoritnya ada di restoran mewah

"Oh? Kau mengenaliku? Aku terkejut" Ujar (Name) sembari mengeringkan tangannya

"Kenapa kau bisa ada disini?! Ah! Kau pasti pelayan disini kan?! HAHAHAHA"

"Eh? Pelayan? Tentu, aku pelayan para pria tampan yang menempati ruang VIP, mereka bahkan memberiku hadiah"

Gadis itu tersenyum miring melihat gelagat Hikari saat mendengar basa basinya, "Bermain sebentar mungkin bukan masalah"

"Hah? Pfft- kau pasti murahan ya?" Jawab Hikari

"Sayang sekali sampah membicarakan dirinya sendiri, oh ya aku baru ingat, terimakasih untuk kue nya, itu sangat manis"

(Name) memperlihatkan tangannya yang hampir sembuh dari bekas luka, "Kau pikir aku tak melihat apa yang kau lakukan di belakang sekolah?"

"Ap- untuk apa aku dibelakang sekolah?! Tempat seperti itu hanya untuk siswa terkucilkan sepertimu!"

"Terkucilkan? Iya aku terkucilkan, terkucilkan dari orang munafik sepertimu"

Hikari hanya diam, ia kehilangan kata kata melihat penampilan dan sifat seorang (Name) yang berubah drastis dari yang terakhir ia temui

"Ada apa? Apa kau akan mengadu pada ayahmu? Adukan saja, putri kecil"

"Dasar! Bajingan kotor!" Hikari berlari kearah (Name) hendak memukulnya tapi dengan cepat ditahan dan dipojokkan

"Tak perlu terlihat kuat dan angkuh untuk diakui, kau pikir aku lemah karena tak pernah melawan? Jika demikian, terbukti bahwa kau tak memiliki otak"

"Apa maksudmu..?!"

"Hey teman... Aku sedang menjalankan kehidupan normalku disini, aku bisa menghentikanmu dengan mudah jika aku mau, entah itu dengan kekerasan atau logika, tapi jika saja aku melawanmu maka reputasi ku akan rusak..."

"...dan bukan hanya reputasiku, reputasimu juga ikut rusak saat aku melawan jadi berterimakasihlah okay? Aku duluan"

Tanpa menoleh kebelakang (Name) meninggalkan Hikari yang sudah terduduk

Gadis bersurai blonde itu mengepalkan tangannya geram, giginya saling bergesekan, dan kelopak matanya menyipit

Entah cara apalagi yang akan ia lakukan untuk menghancurkan saingannya sepenuhnya, "Haha! Lihat saja nanti!"

***

"Aku kembali"

"Kok lama?"

"Ada sesuatu sebentar tadi"

"(Name), lo ga nyoba minum?" Tanya Atsumu

"Ga dulu deh" Ujung garis bibirnya ditarik membentuk senyuman tipis pada wajahnya

(Name) mengambil sepiring pencuci mulut yang disediakan, kebetulan itu puding dengan eskrim diatasnya jadi ia membuat waktu menjadi lambat untuk menikmati makanan manisnya

Sesekali ia dikejutkan dengan kelakuan teman temannya yang sama sekali tak dalam dugaannya

Walau begitu mereka masih bersenang senang kok, agak berbahaya juga karena yang ikut mabuk itu yang tenaganya kuat

Coba mereka tak sadar nanti saat pulang, bagaimana cara membawa mereka?

Diseret? Lebih baik tinggalkan saja, siapa yang kuat mengangkat beban dua kali dari berat tubuhnya? Hadehhh

DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang