Tok! Tok! Tok!
"Ya!!"
Cklek
"Eh- Halo...?"
"Halo kak, cari siapa?"
"Ehm, (Name) nya ada?"
"Ada! Kak! Kak! Temenmu!"
"Ya!"
(Name) berlari kecil kedepan sembari mengikat rambutnya, "Oh, masuk"
Oikawa mengangguk, ia melepas sepatunya lalu masuk mengikuti (Name), "Beda banget kalau dirumah" Batin Oikawa
"Siapa?" Tanya Ibu (Name)
"Halo bibi, saya teman (Name), saya kesini untuk mengerjakan tugas kelompok"
"Halooo, ternyata (Name) punya teman setampan dirimu ya"
"Hehe, terimakasih"
"Ayo" (Name) menuntun Oikawa ke kamarnya, disana ia sudah menyiapkan meja, camilan, dan minuman
"Maaf kalau ga nyaman"
"Nyaman kok, btw tadi siapa?"
"Adik, ga usah peduliin, cukup kerjain tujuan mu datang kesini" Ucap (Name) to the point
Sejenak, Oikawa memperhatikan kamar (Name). Terdapat beberapa poster di dinding, action figure, laptop, juga setumpuk buku di rak buku dan sebelah tempat tidurnya
"Dia suka kaya ini?"
Baru saja ingin mengambil buku di tasnya, tapi mata Oikawa terhenti saat tak sengaja melihat play station di bawah meja belajar (Name)
"Play Station 5?!"
"Oh..."
"Kenapa? Mana bukunya?"
"Eh, ini ini"
***
Sudah satu jam sejak mereka memulai. Oikawa juga sepertinya sudah kewalahan dengan soal yang tak henti hentinya ia kerjakan
"(Name)... Aku capek... Udah sampai nomor berapa?"
"Tiga puluh tujuh"
"Ack- aku ketinggalan jauh"
"Sampai nomor berapa?"
"Dua puluh"
"Kerjain, jangan harap aku ngasih waktu tambahan"
"Jahat banget~ ah, (Name), aku punya beberapa pertanyaan"
"Apa berhubungan sama pelajaran?"
"Gak, agak menyimpang"
"Lalu buat apa bertanya kaya itu?"
"Aku cuma penasaran"
"Bodoh... Pikirin dulu pertanyaanmu"
"Jadi... Perhatiin pas aku tanya"
"Ku dengerin sambil nulis"
Oikawa memajukan bibirnya, mengambil minumannya lalu meneguknya beberapa kali
"Kenapa kamu gak main sama yang lain?"
"...Gak tertarik"
"Kamu benci mereka? Memang apa yang mereka lakuin?"
"...Gak, gak ada, aku juga gak, mungkin ga membencinya"
"Apa itu? Kenapa sama 'mungkin'?"
"Gapapa, lanjutin kalau pertanyaannya masih ada"
"Hm... Kenapa kamu bisa pintar? Aku aja belajar terus tapi ga pinter pinter"
"Hah? Ini udah dari kecil"
"Beruntung banget... Ah! Tentang perkataanmu... Itu nusuk lo, apa kamu ga mikirin perasaan orang?"
Mendengar itu (Name) diam, memang dia menyadari kata katanya sangat tajam, tapi entah kenapa pada saat tertentu kata kata itu terlontar begitu saja
"Saking kerasnya memikirin perasaan mereka, aku jadi gila tahu"
Oikawa memperhatikan (Name), "Sepertinya aku salah bertanya"
Ia menunduk sebentar lalu melanjutkan pekerjaannya tanpa mengatakan sepatah kata pun
"Bahkan saat ditanya hal seperti itu wajahnya tetap datar..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Different
Random⚠TRAUMATICK WARN⚠ Beberapa char mungkin ooc, maafkan saya Bahasa campur aduk, baku, tidak baku masuk semua TvT Sebenernya mau dibikin pendek, tapi takut ga nge feel ©Haikyuu by Haruchii Furudate © ? × Reader Ongoing Story! Super slow up! Part not se...