When the party is over...
.
.
Sasuke ingat pertama kali ia merasakan perasaan lain pada Shion.
Saat itu bulan Desember sedang dingin-dinginnya. Kakaknya - Itachi - sedang asyik sendiri dengan ponselnya. Seperti biasa Itachi akan menghabiskan waktunya untuk berbincang dengan pacarnya dan mengabaikan Sasuke.
Ibunya pergi ke acara makan malam bersama dengan ayahnya. Hari itu mood Sasuke buruk setelah ia pulang sekolah tadi sore, ditambah badannya yang meriang menjadikan moodnya semakin hancur. Hal ini diperparah dengan perutnya yang keroncongan. Rencananya Sasuke ingin memasak, namun ia urungkan niat itu. Memasak telur saja ia tak bisa.
Salahkan Itachi yang dititipi ibunya untuk menjaga Sasuke namun malah berakhir mengabaikan adiknya itu.
Sasuke menggedor pintu kamar Itachi dengan keras. "Nii-san aku lapar!"
Tak ada sahutan dari dalam.
Sasuke menempelkan telinganya ke pintu, yang ia dengar hanya cekikikan Itachi dan suara musik melatarbelakanginya.
"Nii-san!!!"
Kesal karena tidak mendapat respon akhirnya Sasuke memutuskan untuk keluar mencari makan. Persetan dengan udara bulan Desember yang dingin ini! Perutnya lapar dan ia tidak akan bergantung lagi pada kakaknya yang sinting itu!
Dasar Sinting!
Sasuke mengayuh sepedanya menuju supermarket di dekat komplek perumahan mereka. Di sepanjang jalan yang ia pikirkan hanya roti lapis telur kesukaannya yang dijual di supermarket dekat rumahnya.
Roti lapis telur dan susu pisang sepertinya enak.
Namun matanya melihat gadis itu. Gadis yang tak asing bagi Sasuke.
Tanpa berpikir dua kali ia membelokkan arah sepedanya ke taman komplek. Dari kejauhan Sasuke tahu gadis itu tengah menangis sesenggukan karena bahunya yang bergetar.
"Shion..."
Shion tersentak kaget mendengar suara Sasuke. Mata mereka bertemu untuk beberapa saat. Sasuke dapat melihat sepertinya Shion sudah menangis sejak tadi melihat matanya yang begitu sembab dan merah.
Ada apa?
Kenapa dia menangis?
Sasuke dan Shion merupakan teman sepermainan semenjak kecil. Ibunya dan ibu Shion sudah berteman semenjak duduk di bangku SMA, tak heran mereka akrab sekali.
Hampir sebagian masa kecil Sasuke dihabiskan dengan bermain bersama Shion. Jarak umur Itachi dan Sasuke yang lumayan terpaut jauh membuat Sasuke sering menghabiskan waktunya bersama Shion. Maklum di komplek perumahan mereka tidak begitu banyak anak seusia mereka berdua.
Jadi saat Itachi pergi ke sekolah, sedangkan ayah dan ibunya pergi bekerja, Sasuke kecil akan dititipkan di rumah Shion. Tentunya ibu Shion merasa tak keberatan. Jadi Sasuke akan menghabiskan waktunya seharian penuh di rumah Shion. Terkadang ibu Shion akan mengajak mereka ke supermarket besar di pusat kota, lalu pulangnya makan es krim di dekat stasiun.
Ada hal yang lucu sebenarnya tentang masa kecil Sasuke dan Shion. Ibu Shion sering memanggil Shion dengan sebutan 'Hime-sama'. Saat Sasuke hadir di tengah-tengah mereka, terlintas ide jahil di kepala ibu Shion dan ibu Sasuke.
"Ne, bukankah Shion-chan dan Sasuke-kun terlihat seperti Hime-sama dan Ouji-sama, Mikoto?"
"Ehh.. benarkah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
when the party is over
FanfictionHinata dan Sasuke tahu bahwa hubungan keduanya terjalin karena perasaan masing-masing yang tak terbalas. Hubungan simbiosis mutualisme dengan kedok pertemanan. Akankah bertahan? "Kita masih tetap berteman 'kan, Hinata?" "Tentu saja. Kita teman sehid...