Hallo guys ini chapter 7 akhirnya selesai diedit. Hope you guys like it!!!😍
When the party is over...
.
.
“Hyuuga-san, boleh bicara sebentar?”
Hinata menatap gadis pirang itu dengan pandangan yang sulit diartikan. Ini pertama kalinya Shion mengajaknya bicara duluan – yah, secara teknis bukan yang pertama sih. Dulu waktu Hinata berangkat pagi bersama dengan Naruto, Shion juga akan menyapanya, tapi cuma sebatas itu. Tidak lebih. Dan sekarang gadis itu menghampiri Hinata di bangkunya.
Jam istirahat masih ada beberapa menit lagi. Hinata yang kembali pada kesadarannya, langsung menjawab, “b-boleh Miroku-san.”
Shion duduk di bangku samping Hinata, yang biasanya ditempati oleh Ino. Ino sedang pergi ke kantin bersama Tenten, dan Hinata malas untuk mengikutinya.
Gadis itu tampak ingin mengatakan sesuatu, namun seperti bingung ingin mengatakannya atau tidak. “Ahh.... sebenarnya aku bingung harus bertanya bagaimana.” Shion tertawa canggung.
“Silahkan tanya saja Miroku-san.”
Shion masih tersenyum.
“Hyuuga-san sedekat apa dengan Naruto-kun?”Hinata tidak pernah mengira bahwa pertanyaan seperti ini akan terlontar dari mulut Shion.
Sedekat apa dia dan Naruto?
Ini bukan pertanyaan yang tak pernah ditujukan pada Hinata. Faktanya pertanyaan seperti ini sering ditanyakan pada Hinata sejak dulu. Dulu Hinata akan menjawab dengan kalimat seperti, ‘aku dan Naruto-kun hanya teman’. Karena memang seperti itu kenyataannya.
Jujur, Hinata juga tidak tahu sedekat apa hubungannya dengan Naruto. Meskipun mereka bersahabat sejak kecil, rasanya Hinata selalu merasa bahwa ada begitu banyak hal yang tak ia tahu tentang Naruto. Dan kenyataan itu sangat mengganggunya, namun ia tak bisa berbuat apa-apa.
Jadi saat Shion menanyakan pertanyaan itu, Hinata tak tahu ingin menjawab seperti apa.
“Yaahh… kami dekat sejak kecil. Kebetulan juga aku dan Naruto-kun itu tetangga.” Jawab Hinata sambil memainkan jari telunjuknya.
“Jadi kalian bukan dekat dalam artian seperti itu?”
Hinata menatap mata Shion dalam. Ada tatapan aneh dalam matanya. Hinata tahu maksud dari pertanyaan itu, tapi ia tak tahu maksud tatapan yang diberikan Shion. Bibir Shion masih tersenyum.
Namun, matanya tidak.
Hinata menggelengkan kepalanya. Suaranya tercekat seperti tak bisa keluar. Ada begitu banyak pertanyaan yang ingin ia tanyakan pada Shion.
‘Kenapa Shion bertanya seperti itu?’
‘Apa selama ini dia tahu kalau aku suka dengan Naruto-kun?’
“Aah begitu… baiklah aku hanya ingin bertanya itu saja, Hyuuga-san.”
Shion berdiri tepat saat bel istirahat berakhir. Tangannya menyelipkan rambut ke belakang telinganya, senyuman masih bertahan di wajahnya. Tak lupa mengucapkan terima kasih, Shion kembali ke bangkunya.
Saat Hinata mengalihkan pandangannya ke depan papan tulis, ia menemukan Sasuke yang memandangnya. Sepertinya Sasuke melihat ia berbincang dengan Shion tadi.
Sepanjang sisa pelajaran hari itu, Hinata tak bisa berkonsentrasi barang sedikit pun. Pikirannya masih melayang ke pertanyaan Shion tadi. Pertanyaan itu memang untuk memastikan sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
when the party is over
FanfictionHinata dan Sasuke tahu bahwa hubungan keduanya terjalin karena perasaan masing-masing yang tak terbalas. Hubungan simbiosis mutualisme dengan kedok pertemanan. Akankah bertahan? "Kita masih tetap berteman 'kan, Hinata?" "Tentu saja. Kita teman sehid...