Hai guys, ini chapter terakhir dari when the party is over. Semoga kalian suka, ya 😊
Aku saranin sebelum baca chapter ini, coba dengerin lagunya Turnover yang judulnya Cutting My Fingers Off, yang aku jadikan judul chapter ini.
(Rate 18+)
.
.
When the party is over...
.
.
Sasuke masih memandang Sasori yang terkekeh di depannya. Pemuda berambut merah itu menyugar rambutnya ke belakang, berusaha menghilangkan sisa-sisa tawa elegannya. Membuat Sasuke semakin tak suka akan kehadirannya. Tapi, hal itu tidak penting sekarang.
Naruto bersama Hinata, sekarang?
Apa maksudnya?
Mereka menjalin hubungan?
Secepat itukah?
Kerlip lampu disko yang berputar membuat kepalanya sedikit pening. Mungkin juga efek alkohol yang ditenggaknya dua gelas sebelum berbicara dengan Sasori. Atau mungkin Sasuke memang tak pernah merasa nyaman di acara-acara seperti ini. Ia alihkan pandangannya ke sekitar, mencari-cari Shikamaru dan Kiba. Namun, kedua orang itu tak berada di sana.
"Mencari Hinata, eh?" Tanya Sasori.
"Aku mencari kedua temanku." Jelas Sasuke. Namun, ia tahu setelah ini, ia akan melihatnya sendiri. Apakah Hinata benar-benar memang bersama sahabat pirangnya itu.
"Kurasa sekarang kau merasakan hal yang sama, seperti yang kurasakan dulu."
"..."
"Aku mendekati Hinata karena aku ingin membalasmu, Sasuke. Membalasmu karena menyakiti Sakura bertahun-tahun lalu."
Meski kemungkinan itu selalu ada, Sasuke masih saja marah saat mengetahui alasan itu keluar dari mulut Sasori. Matanya nyalang ke arah pemuda itu. Tanpa sadar tangannya reflek menarik kerah Sasori, menatap pemuda itu tajam. "Brengsek!"
Beberapa pasang mata menatap ke arah dua orang tersebut. Bisik-bisik mulai terdengar. Tentu saja semua merasa penasaran. Seorang Uchiha Sasuke dan Akasuna Sasori. Salah satu dari murid-murid paling populer di angkatan masing-masing. Mereka tak pernah menyangka jika Uchiha dan Akasuna memiliki masalah sampai seperti itu.
"Tapi aku serius dengan perasaanku pada Hinata, kau tahu. Aku tidak sepertimu."
"Berhenti membandingkan diriku denganmu." Jawab Sasuke.
"Kenapa? Kau marah karena tak pernah bisa mengungkap perasaanmu pada Hinata?"
Aku...
"Aku berani bertaruh sekarang kau sudah sadar akan perasaanmu sendiri. Bagaimana rasanya?"
"..."
"Kau tahu apa yang paling menyedihkan?"
Sasuke melepas kerah Sasori, berusaha menjauh dari pemuda merah itu. Ia tak mau lagi mendengar sepatah kata pun keluar dari mulutnya. Lebih-lebih ia tak mau menarik perhatian lagi, saat semua mata memandang ke arah mereka. Ia butuh keluar dari sini.
"Sekarang kau kehilangan dia! Dan kau masih sama pengecutnya!"
Teriakan Sasori membuat langkahnya berhenti.
Sekelebat wajah Hinata menghampiri pikirannya. Bayangan gadis itu yang tersenyum, menangis, tertawa, marah, sedih dan berbagai macam pergolakan emosi. Sasuke tahu ia memang pengecut. Ia tahu semua kesedihan yang ia rasakan, merupakan hasil dari apa yang ia tanam. Segala keterlembatan yang terjadi, karena ia yang tak pernah berani melangkah lebih dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
when the party is over
FanfictionHinata dan Sasuke tahu bahwa hubungan keduanya terjalin karena perasaan masing-masing yang tak terbalas. Hubungan simbiosis mutualisme dengan kedok pertemanan. Akankah bertahan? "Kita masih tetap berteman 'kan, Hinata?" "Tentu saja. Kita teman sehid...