festival

1.8K 207 14
                                    

Cuss langsung aja ini part 8 buat temen2 yang udah mau nunggu...

Mungkin sebelum baca part ini kalian bisa liat2 di google bagaimana keadaan Sendai Aoba Festival yaa...

Dan sekali lagi aku jelasin kl aku lbh memfokuskan hubungan antara SasuHina di sini. So of course ceritanya gantian diceritain dari tiap2 karakter.

Ps : ati2 ada adegan 18+ di sini wkwkwk

When the party is over…

.

.

Kesan pertama Sasuke saat bertemu dengan keluarga Hinata adalah…

‘Kenapa mereka menatapku seperti itu?’

Pertama, ada ibu Hinata yang sedari tadi terus tersenyum berlebihan – bahkan tertawanya kelewat ceria menurut Sasuke – mendengar segala hal yang Sasuke katakan. Bibi Hikari seperti tidak pernah tertawa selepas itu selama bertahun-tahun, dan akhirnya suatu malam ia menemukan bongkahan harta karun bernama ‘Sasuke’ yang dibawa oleh Hinata pulang.

Kedua, ada ayah Hinata yang sifatnya gampang berubah-ubah. Sedetik yang lalu ia hanya tercenung melihat Sasuke memperkenalkan diri. Kemudian memekik yang membuat Sasuke juga bingung harus bereaksi seperti apa. Saat Hinata mengambil handuk untuknya di kamar, Sasuke duduk di ruang tv bersama dengan Paman Hiashi dan juga Hanabi. Sasuke sedikit melirik ke arah ayah Hinata dan tatapan mereka bertemu. Tatapan itu seakan menusuk, namun kemudian seperti tatapan yang Sasuke tak bisa artikan.

Ketiga, yang tak kalah penting adalah Hanabi – adik Hinata. Sasuke merasa yakin bahwa ia baru pertama ini bertemu dengan Hanabi. Namun yang membuatnya heran adalah, respon Hanabi saat melihat wajah Sasuke. Hanabi menutup mulutnya dengan tatapan tak percaya yang kemudian dihadiahi tatapan tajam oleh Hinata. Saat Hinata membantu Bibi Hikari di dapur, Hanabi menyelamatkan Sasuke dari tatapan tajam Paman Hiashi. Namun kata ‘menyelamatkan’ sepertinya tidak sesuai. Hanabi bertanya mengenai hubungan Sasuke dengan Hinata, yang Sasuke sadari seperti sebuah interogasi.

“Sasuke-nii sejak kapan berteman dengan Nee-chan?” Tanya Hanabi.

Eto… kami sudah sekelas semenjak kelas satu kemarin.” Jawab Sasuke berusaha mengingat perjumpaan pertamanya dengan Hinata.

“Kok aku baru tahu kalau Sasuke-nii temannya Nee-chan? Ini juga pertama kali ‘kan, Sasuke-nii main ke rumah?” Tanya Hanabi beruntun.

Kening Sasuke berkedut.

Adiknya Hinata sialan!’

Sasuke terlihat berpikir sebelum memberikan jawaban. “Yah waktu itu kami hanya sekedar teman kelas saja.”

“Memang sekarang teman apa?”

Skak mat.

Sasuke tak menyangka dengan pertanyaan Hanabi itu. Bocah itu pasti sengaja bertanya seperti itu padanya. Lihat! Bahkan tatapan polosnya sengaja dibuat agar Sasuke mau menjawab. Sasuke mengalihkan pandangannya ke arah dapur dan tanpa sengaja tatapannya bertemu dengan Hinata yang juga sedang menatapnya.

‘Selamatkan aku!’

Hinata hanya tersenyum canggung melihat tatapan Sasuke. Panggilan Bibi Hikari dari arah dapur menyelamatkan Sasuke dari pertanyaan Hanabi. Sasuke pasrah saat Bibi Hikari mengajaknya untuk sekalian makan malam bersama. Lagi pula hujan masih lebat di luar sana, dan sepertinya tanda-tanda reda masih belum nampak.

Sudah lama Sasuke tak merasakan makan malam bersama keluarga lengkap seperti ini. Ayahnya yang memang bekerja di Tokyo hanya pulang seminggu sekali. Jika tidak pulang, ibunya yang akan pergi ke Tokyo untuk melepas rindu. Ibunya sering kali pulang telat jika ada pekerjaan lembur di kantor, maklum ibunya seorang akuntan. Itachi sendiri sudah meninggalkan rumah hampir dua tahun yang lalu untuk meneruskan pendidikan di Skotlandia. Praktis Sasuke hampir setiap hari selalu sendirian di rumah.

when the party is overTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang