before the epilogue

3.3K 252 33
                                    


Oke gais, ini cerita sebelum SasuHina nikah wkwkwk...

Sebenarnya aku gak pingin update cerita ini, tapi yaudah lah ya dari pada cuma nangkring di folder. Kali aja kalian suka baca cerita ini. 

Jangan lupa vote dan komen :)

.

.

Ino terbatuk saat ia mendengar kalimat yang dilontarkan perempuan indigo di depannya. Matanya melotot sembari membersihkan beberapa bekas muncratan makanan yang bertebaran di meja. Perempuan itu sedikit meringis melihat reaksi yang Ino berikan. Ino meminum air putih dengan perlahan, sesekali menepuk-nepuk dadanya agar batuknya segera hilang. Matanya masih melotot saat ia mendengar apa yang dikatakan Hinata beberapa saat lalu. Bagaimana mungkin?

"Kalian... tinggal bersama?" Ulangnya.

Dan Hinata hanya bisa mengangguk malu. Ia gigit bibirnya, berusaha menahan berbagai macam penjelasan yang ingin ia sampaikan pada Ino. Namun, sepertinya ia harus menunggu dulu. Teman pirangnya itu masih terlihat kaget dengan semua ini.

Ino menghela napas lelah. Ia gelengkan kepalanya pelan, kemudian suara tawa kecil terdengar dari mulutnya. Ia bisa lihat Hinata yang menatapnya bingung. Apakah ada hal yang lucu? Tentu saja! Demi Tuhan! Ia tak pernah menyangka bahwa sahabat indigonya ini akan kembali pada laki-laki Uchiha itu. "Aku tak pernah menyangka kalau kau akan kembali padanya, Hinata-chan."

Ino ingat bagaimana hancurnya Hinata saat perempuan itu menjelaskan semuanya pada Ino, di liburan semester sebelum kenaikan kelas tiga. Ia ingat bagaimana Hinata yang menangis di kamarnya. Memghabiskan tiga kotak tisu milik Ino, yang membuatnya terheran-heran. Karena sebelumnya, sesedih apapun Hinata, dia tak pernah menampilkan keadaan kacau seperti itu. Meskipun mereka tak sekelas lagi, namun, Ino bersyukur karena ada Satsuki yang menemani Hinata ― Hinata dan Satsuki sekelas saat kelas tiga. Ia merasa lega karena paling tidak, Hinata memiliki Satsuki untuk menguatkannya selama sisa kehidupan sekolah sebelum kelulusan. Dan lebih bersyukur lagi saat tahu bahwa Hinata tak satu kelas dengan Sasuke. Bisa mati anak itu jika bertemu Sasuke tiap harinya.

Sejujurnya Ino tahu apa yang terjadi di antara kedua orang itu. Ayolah, ini Yamanaka Ino yang kita bicarakan. Matanya tahu segalanya meski bibir tetap bungkam. Namun, sekali lagi, yang kita bicarakan di sini ialah Hyuuga Hinata, sahabatnya yang paling pendiam, yang paling tak ingin merepotkan temannya, yang paling sabar, yang paling introvert. Ino tahu jika Hinata tak ingin cerita, maka tak ada alasan untuk memaksa sahabat indigonya itu bicara. Dan Ino sangat paham jika Hinata ingin seprivat mungkin menjaga hubungan romantisnya bersama orang lain. Termasuk hubungan Hinata yang absurd dengan Sasuke ― yang sampai sekarang masih saja membuatnya terheran-heran.

Ino masih tersenyum penuh arti melihat sahabatnya yang masih diam. "Kubilang juga apa? Kau itu masih sayang dengannya. Buktinya kalian memutuskan tinggal bersama sekarang."

"Aku juga tidak tahu mengapa aku mengijinkannya tinggal bersamaku." Kilah Hinata.

"Cinta! Itu namanya cinta, Hinata-chan!! Kenapa kalian bebal sekali, sih!" Kesal Ino melihat tingkah kedua orang itu. Ia sampai heran, bagaimana mungkin Hinata dan Sasuke tinggal bersama, namun, tetap egois dengan perasaan masing-masing.

"Apa lagi yang kau tunggu? Kau tahu jika Sasuke jauh-jauh ke Kyoto demi bertemu denganmu. Bahkan, dia melobi pamannya agar diterima di tempat yang sama denganmu." Ino tahu ini dari Midorima dua balun lalu, saat mereka bertemu di Sendai. Mantan ketua kelasnya itu berkata, jika selama di Tokyo, Sasuke bahkan tak pernah terlihat dekat dengan perempuan satu pun. Bahkan si Uchiha terus bertanya tentang Hinata padanya.

when the party is overTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang