tournament

1.6K 209 17
                                    

Hallo guys aku balik dengan chapter 11 hehehehe....

Cus langsung aja. Hope you guys like it🤗

When the party is over...

.

.

Moshi moshi… Hinata-chan?

Hinata tak dapat menahan senyumannya saat Naruto meneleponnya sore itu. Ia baru saja  dari kolam renang bersama dengan Hanabi. Sepulang sekolah tadi Hinata sempat mampir ke klub renang untuk bertemu dengan Satsuki. Tak ia sangka bahwa Satsuki benar-benar diangkat menjadi sekretaris klub renang.

Ternyata Sasori benar-benar mendengarkan sarannya tempo hari. Menjelang perlombaan renang musim panas, banyak hal yang harus dipersiapkan oleh pengurus inti klub renang. Hinata yang bertugas menjadi bendahara harus memberikan rancangan anggaran untuk pelatihan intensif yang sudah direncanakan oleh Kurenai-sensei.

Hari itu Sasori agak pendiam tak seperti biasanya. Ia hanya menyapa Hinata di awal bersama dengan teman-teman lain, kemudian fokus kepada rapat mereka. Yah sebenarnya tidak aneh sih, hanya saja…. entahlah. Hinata merasa lelaki itu tidak seramah biasanya. Bahkan Satsuki berkata mungkin mood Sasori-senpai sedang buruk. Hinata sadar diri dan langsung bersikap profesional. Tidak menghiraukan rasa penasaran untuk lelaki itu.

Hanabi hari itu menjemputnya di dekat sekolah. Seperti janjinya beberapa hari lalu, ia akan menemani Hanabi untuk berenang. Kegiatan yang disukai kakak-adik tersebut. Biasanya mereka akan pergi berenang bersama dengan ibunya. Namun karena ini bukan akhir pekan, ibunya masih berada di sekolah.

Sedari kecil Hinata sudah hobi berenang. Kata ibunya itu hobi yang diturunkan oleh ayahnya. Malahan ayahnya yang sekarang jarang berenang dikarenakan sibuk dengan urusan kantor. Karena seringnya berenang, Hinata menjadikan renang sebagai salah satu aktivitas rutinnya. Ia sangat percaya diri bahwa ia cukup jago jika masalah berenang. Yah walaupun tak sejago atlet di sekolahnya.

Ia baru saja membersihkan rambutnya, saat telfon dari Naruto mengalihkan atensinya. “Ada apa, Naruto-kun?”

Besok kita jadi menonton pertandingan voli Sasuke, ‘kan?” Tanya Naruto.

“Iya, Naruto-kun.”

Seperti janjinya kemarin pada Sasuke, ia akan menonton pertandingan lelaki itu walau harus bersama dengan Naruto dan Shion. Hinata tentu tak bisa menolak, bagaimana pun ia telah berjanji. Lagi pula ia pikir mungkin Naruto akan fokus pada jalannya pertandingan, dan tak akan bermesraan terus bersama Shion.

“Aku akan membawa mobil ibuku. Nanti kita berangkat bersama.”

Hinata tak dapat menahan senyumannya yang langsung merekah. Ah sudah berapa lama ia tak berangkat bersama Naruto? Semenjak kedekatan Naruto dan Shion, Hinata mengurangi intensitas berangkat bersama dengan lelaki itu. Semuanya bermula dari Tenten. Tenten – yang memang teman baru Hinata di kelas dua – bertanya terkait hubungan Hinata dan Naruto suatu hari. Hinata menjawab bahwa ia dan Naruto hanya sahabat dan kebetulan mereka sudah bertetangga sejak kecil. Tenten mengangguk paham. Namun semuanya berubah saat Hinata bercerita perihal percakapannya dengan Shion. Perihal Shion yang menanyakan status hubungan Hinata dan Naruto. Ino menyuruh Hinata untuk tak terlalu memikirkannya. Sedangkan Tenten berkata sebaliknya. Gadis bercepol itu mengatakan hal yang membuat Hinata sadar akan sesuatu.

Ia dan Naruto hanya sekedar teman. Dan Hinata harus membuat batasan jelas terkait hubungannya itu.

Tenten bilang, “mungkin sebaiknya kamu menjaga jarak dengan Uzumaki-kun, Hina-chan. Sepertinya Shion salah paham dengan hubungan kalian.”

when the party is overTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang