Haloo guys sori banget baru aplod cerita ini sekarang hehehe... Aku lagi sibuk akhir-akhir ini😅 Sebenernya tinggal ngedit aja si, cuma kadang males banget, dan aku nungguin cerita Country Roads kelar, biar apdetnya tetep bisa barengan😭😭
Makasi banyak buat kalian yang udah nungguin dan menanyakan kelanjutan cerita ini. Sori banget gabisa bales komen kalian semuanya, tapi aku tetep baca kok biar semangat buat nulis lagi🥰🥰
Oke guys mudah2 an kalian suka chapter ini😇🥰 ps : include adegan 18+
When the party is over…
.
.
“Kau suka dengan es krimnya?”
Pemuda berambut merah itu bertanya pada gadis indigo yang terdiam sambil menikmati es krimnya. Suasana taman malam itu sepi. Udara musim gugur yang terkadang menjadi lebih dingin membuat beberapa orang enggan untuk keluar di malam hari. Satu jam yang lalu Sasori mengajak Hinata untuk bertemu di taman dekat rumah gadis itu. Membawa es krim rasa baru untuk dicoba bersama Hinata.
Hinata sendiri tak memiliki alasan untuk menolak ajakan Sasori. Ia tahu bahwa pemuda itu pasti meluangkan waktunya di sela-sela kesibukannya sebagai siswa tingkat akhir. Hinata tak akan tega untuk menolak kebaikan Sasori.
“Hmm.. rasanya lumayan.” Jawab Hinata setelah keheningan yang begitu lama. Ia mengayunkan ayunannya sedikit demi sedikit agar suara karatannya terdengar, demi membunuh keheningan ini.
“Aku baru tahu kau bertetangga dengan Uzumaki.” Celetuk Sasori.
“Senpai kenal dengan Naruto?”
“Tentu saja. Dia begitu terkenal di kalangan anak kelas tiga. Kau tahu, bintang Sendai Ikuei yang telah diterima di Universitas Olahraga Tokyo karena sepak bola. Siapa yang tak kenal.” Jawab Sasori panjang.
Faktanya memang begitu. Berita terkait Uzumaki Naruto yang telah diterima di Tokyo tentu saja sudah didengar oleh hampir semua warga sekolah. Kepala Sekolah sendiri dengan bangganya selalu memuji Naruto akan hal itu. Padahal Naruto masih kelas dua, namun ia sudah tak perlu khawatir tentang pendidikan kuliahnya.
“Tentu saja. Dia begitu hebat.” Hinata tersenyum jika membayangkan wajah Naruto yang begitu sumringah dengan pencapaiannya. Ia turut bangga dengan pemuda itu.
Omong-omong soal Naruto, semenjak perbincangan mereka berdua di depan toko Kakek Jiraiya, pemuda itu terlihat lebih sering mengajaknya bicara. Di sekolah terutama. Hinata pikir, mungkin karena Naruto sudah tak bersama Shion jadi pemuda itu sedikit kesepian. Tampaknya Naruto juga belum menemukan pengganti Shion.
Hinata tidak tahu apakah ia harus senang atau tidak dengan ini semua. Rasanya begitu ambigu setelah Naruto tak lagi bersama Shion. Lagi pula rahasia apa sih, yang dimiliki Naruto sehingga membuat Shion menjadi kecewa pada pemuda itu, dan berujung pada kandasnya hubungan mereka. Hinata tak menampik bahwa ia begitu penasaran.
Shion sendiri sekarang mengabiskan waktunya bersama Tenten. Gadis itu juga sering Hinata dapati berangkat bersama Sasuke — yang, entahlah.. Hinata tak menyukainya — pasca tragedi pertengkarannya dengan Hinata beberapa minggu yang lalu. Tapi untunglah sekarang ia dan Sasuke sudah baikan. Pertemuan di UKS siang tadi benar-benar merubah segalanya. Tak menyangka bahwa Sasuke akan meminta maaf terlebih dahulu. Bahkan mereka besok akan makan siang bersama di atap. Hinata tersenyum jika membayangkannya.
Namun, ada hal yang begitu mengganggunya. Pikiran ini datang beberapa saat setelah pembicaraanya dengan Naruto tempo hari. Tiba-tiba Hinata berpikir, apakah Shion juga bercerita terkait putusnya hubungan dengan Naruto kepada Sasuke.
KAMU SEDANG MEMBACA
when the party is over
FanfictionHinata dan Sasuke tahu bahwa hubungan keduanya terjalin karena perasaan masing-masing yang tak terbalas. Hubungan simbiosis mutualisme dengan kedok pertemanan. Akankah bertahan? "Kita masih tetap berteman 'kan, Hinata?" "Tentu saja. Kita teman sehid...