summer holiday

1.9K 201 16
                                    

Hallo guys ini chapter 17 buat kalian yang nungguin SasuHina liburan😁😁

When the party is over…

.

.

Pemuda pirang itu tertawa sambil mendengarkan obrolan dari Bibi Hikari yang menurutnya lucu. Hinata juga ikut tertawa mendengar tawa Naruto. Pemuda itu memang selalu menularkan keceriaan pada orang di sekitarnya. Siang itu Bibi Kushina datang bersama dengan Naruto. Tak lupa Naruto membawa oleh-oleh Tokyo Banana yang terkenal itu.

Hinata baru saja pulang dari kegiatan klub saat mereka berdua sudah berada di ruang keluarga. Senyumnya langsung merekah, mengingat hari ini adalah salah satu hari yang ingin ia lewati. Perbincangan dengan Sasori tempo hari, nyatanya membuat Hinata mati kutu berhadapan dengan pemuda itu. Mereka tetap melakukan rutinitas untuk berangkat dan pulang bersama. Namun tentu saja suasananya sangat canggung. Hinata merutuki dirinya sendiri karena membiarkan Sasori yang selalu memulai percakapan.

Naruto baru saja pulang dari pelatihannya bersama klub sepak bola di Universitas Olahraga Tokyo beberapa hari yang lalu. Pemuda itu berada di Tokyo sedikit lebih lama sekalian mengunjungi beberapa saudaranya yang tinggal di Tokyo – keluarga dari ayahnya yang telah tiada. Bibi Kushina masih sering mengunjungi keluarga mendiang suaminya itu meski sudah pindah ke Sendai. Toh, hubungan mereka masih terjalin dengan erat.

“Wah.. jika Naruto kuliah di Tokyo, tak perlu repot memikirkan tempat tinggal.” Cetus Hikari.

“Iya Bibi. Kemungkinan besar aku akan tinggal di rumah Pamanku.” Naruto sudah dipastikan akan meneruskan karir sepak bolanya di Universitas Olahraga Tokyo. Rasanya seperti dia tidak perlu susah payah belajar lagi.

“Kalau nanti Hinata pergi ke Tokyo, tolong jaga dia ya, Naruto.”

“Ibu apaan sih? Aku ‘kan belum tahu mau ke Tokyo atau tidak.”

“Tentu saja Bi. Aku akan selalu menjaga Hinata jika dia di sampingku.” Timpal Naruto. Membuat Hinata merona.

Selepas makan malam bersama, Kushina dan Hikari memutuskan untuk menikmati waktu mereka di dapur sambil meminum sake. Hanabi pergi ke kamar karena ingin mengerjakan tugas musim panas. Jadi di sinilah Naruto dan Hinata. Duduk berdua di teras belakang rumah Hyuuga.

Hinata melirik pemuda itu. Kulitnya menjadi lebih coklat setelah pulang dari Tokyo. Tapi entah kenapa aura Naruto semakin bertambah. Rasanya sulit sekali untuk mengalihkan pandanganmu barang sejenak dari si pirang itu. “Kau suka Tokyo?”

Sambil meminum jus limunnya pemuda itu menjawab. “Uhm! Aku sangat suka dengan Tokyo. Kau tahu aku selalu suka hidup di daerah metropolitan, Hinata-chan.”

Satu hal yang Hinata sangat tahu dari Naruto ialah, pemuda itu sangat menyukai suasana perkotaan. Mungkin karena dulu dia sudah tinggal di Tokyo, jadi Naruto lebih terbiasa dengan suasana metropolitan. Meskipun Sendai yang sekarang dapat dikatakan sebagai kota besar, rasanya jika dibandingkan dengan Tokyo, Sendai belum ada apa-apanya. Setidaknya itu yang dipikirkan oleh Hinata. Dulu saat pertama kali pindah, Hinata ingat Naruto sangat pendiam. Bahkan dia selalu menolak jika teman-temannya mengajak bermain. Mungkin saat itu Naruto sangat merindukan Tokyo dan ingin kembali ke sana.

“Bagaimana dengan kegiatan klubmu?” Tanya Naruto.

“Biasa saja. Sedang sibuk dengan turnamen musim panas.”

Naruto manggut-manggut. “Kau berencana ingin menekuni renang, Hinata-chan?”

“Sejujurnya aku tidak berharap sama sekali dengan itu.”

when the party is overTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang