Ini chapter 22 buat kalian yang mau nungguin. Mudah-mudahan gak fail ya chapter ini😭😭 Aku sempetin update karena sebenernya tanganku gatel dari kemaren2 wkwkwkwk...
.
When the party is over...
.
.
Sasuke masih memandang jejak bayangan Hinata, saat gadis itu masuk ke dalam rumahnya. Pikirannya benar-benar kalut, meski wajahnya tak menampakkan hal itu. Seorang Uchiha Sasuke bukanlah laki-laki yang bisa mengeskpresikan apa yang ia rasakan. Setidaknya itulah yang ia rasakan saat ini.
"Sasori menyatakan perasaannya padaku."
Jantung Sasuke serasa berhenti berdetak untuk sesaat, mendengar perkataan Hinata di dekat sungai tadi. Ternyata apa yang selama ini ia perkirakan dan takutkan benar terjadi. Sasori memang memiliki perasaan pada Hinata.
Pemuda itu memutuskan untuk berkeliling mengendarai vespanya sebelum pulang ke rumah. Entah apa yang ia inginkan dengan berkeliling seperti ini. Ia merasa isi kepalanya benar-benar penuh. Dan Sasuke tahu jika ia pulang sekarang, bertemu dengan Itachi - yang entah nanti akan mengucapkan apa - dan memancing emosinya, ia akan lepas kendali. Jadi sebelum pulang ke rumah, Sasuke harus benar-benar meyakinkan dirinya sendiri, bahwa ia sudah cukup tenang.
Udara malam menghembuskan helaian rambutnya yang keluar dari celah pelindung kepala. Sengaja tak menutup kaca helmnya agar lebih leluasa melihat sekitar.
Tiba-tiba ia tersenyum miring. Merasa aneh dengan apa yang ia rasakan sekarang. Sasuke tahu bahwa ia sudah mengalami perasaan ini beberapa kali. Dan perasaan itu semakin sering datang, pasca liburannya bersama Hinata minggu kemarin.
Sebenarnya jika dipikir, hubungannya bersama Hinata memang lucu. Mana ada teman yang berhubungan sejauh ini?
Dan juga, memangnya mereka ini teman?Tidak, tidak. Tentu saja kami ini teman.
Kami teman sehidup semati.
Sasuke terus mengulang-ulang kalimat itu dalam pikirannya. Menolak gagasan absurd yang datang ke otaknya. Sedari dulu ayahnya selalu mengajarkan padanya, bahwa ia harus bertanggung jawab pada segala keputusan yang diambil. Sasuke mengambil keputusan untuk berhubungan dengan Hinata, karena ia pikir gadis itu sama dengan dirinya. Dan ia juga tak melihat penolakan dari gadis itu.
Kenapa kau selalu mengulang gagasan itu di kepalamu, Sasuke?
Kau ingin diyakinkan bahwa keputusanmu selama ini benar?
Sasuke memejamkan matanya barang sejenak. Berusaha tak memikirkan hal ini lagi. Persetan jika Sasori menyatakan perasaannya pada Hinata. Bukan urusan Sasuke, 'kan?
Meski Sasori menyatakan perasaannya pun, Hinata masih tetap memilih Naruto. Perkataan Hinata tadi di depan rumah juga menegaskan hal itu. Tak ada yang perlu dikhawatir -
Tunggu! Tidak. Dia tak khawatir sama sekali.
Sial.
Sasori sialan.
Naruto sialan.
Hinata sial -
"Awas Nak!!"
Suara rem yang bergesekan dengan aspal mendecit. Kemudian terdengar tabrakan yang cukup keras.
Sasuke bisa melihat pria paruh baya yang meneriakinya tadi berbicara dengan terburu-buru, sembari menggeret tubuhnya ke pinggir jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
when the party is over
FanfictionHinata dan Sasuke tahu bahwa hubungan keduanya terjalin karena perasaan masing-masing yang tak terbalas. Hubungan simbiosis mutualisme dengan kedok pertemanan. Akankah bertahan? "Kita masih tetap berteman 'kan, Hinata?" "Tentu saja. Kita teman sehid...