Halo again guys...
Ini chapter 4 aku aplod sekalian karena udah diedit, chapter lainnya nunggu lagi hahahah karena aku lagi ngerjain skripsi juga...
Anyway hope you guys like it!
.
When the party is over…
.
.
“Kita teman sehidup semati.”
.
Hari itu suasana Mall S-PAL Sendai cukup ramai. Selain itu di salah satu sudut mall sepertinya sedang ada acara untuk menyambut festival musim semi. Sasuke mengelap sedikit keringat yang jatuh di lehernya. Kalau saja bukan demi Shion, Sasuke malas sekali pergi ke tempat ramai dan berdesak-desakan dengan pengunjung lain.
Sasuke menatap Hinata yang berjalan di depannya sambil melihat-lihat etalase toko. Mata Hinata berbinar setiap kali melihat barang yang menarik perhatiannya.
Seperti yang sudah Sasuke janjikan tadi saat kelas olahraga, ia akan mengajak Hinata ke S-PAL untuk membeli hadiah ulang tahun Shion. Mereka memutuskan naik kereta dan berhenti di stasiun terdekat.
“Sasuke, kau sudah memutuskan mau beli apa?” Tanya Hinata menoleh ke belakang.
“Ano… sebenarnya aku belum ada ide,”
Hinata kemudian tersadar dan berkacak pinggang, “jadi kau menyuruhku memilih hadiah untuk Miroku, begitu?”
Sasuke menggaruk belakang kepalanya, “aku memang sengaja mengajakmu karena kau ‘kan cewek. Jadi pasti tahu banyak soal kesukaan Shion.”
Hinata terlihat sedang berpikir sebelum ia kembali bertanya. “Kalau misal tadi aku nggak ikut, bagaimana?”
Sasuke memandang Hinata bingung. “Kita teman. Sudah pasti kau nggak akan menolak.”
Hinata mencibirkan bibirnya, “apaan jawabanmu itu.”
Setelah berdebat cukup lama, akhirnya Sasuke dan Hinata memasuki toko pernak-pernik yang menjual aksesoris untuk wanita.
Awalnya Sasuke ngotot ingin membelikan Shion sebuah baju, tapi Hinata bilang, “Jangan baju! Shion nggak bakal sering memakainya. Berikan hadiah yang bisa dipakai Shion setiap hari.”
Akhirnya setelah menimbang-nimbang – dibarengi dengan sedikit drama Hinata ngambek karena Sasuke tetap berpendirian teguh soal hadiah baju – Sasuke memutuskan untuk memberi hadiah sebuah gelang untuk Shion. Hinata yang menemukan hadiah itu.
Saat pertama melihatnya, Sasuke pikir Shion memang akan suka dengan hadiah itu. Sebuah gelang dengan bandul piano kecil perak. Sasuke tidak bisa menyembunyikan senyumannya saat hadiah itu selesai dibungkus. Tidak salah keputusannya mengajak Hinata jauh-jauh ke S-PAL.
Hinata menoleh kepada Sasuke yang sedari tadi tersenyum. Pemuda itu kelihatan bodoh sekali jika tersenyum dengan wajahnya yang biasanya super duper kaku!
“Jangan senyum-senyum terus, kau terlihat seperti orang sinting.” Celetuk Hinata saat ia melihat Sasuke terus-terusan tersenyum sambil memandang paper bag di tangan kanannya.
“Apa sih! Aku kan lagi senang.” Jawab Sasuke ketus.
“Baiklah, sekarang aku lapar.”
Sasuke melihat jam tangan, pukul 06.00 sore. Perutnya dari tadi juga berbunyi tanda minta diisi. “Kau mau apa?”
“Kau yang bayar?” Tanya Hinata sambil cengengesan. “Aku sedang menabung untuk membeli baju renang, jadi… onegai, Sasuke-kun.” Hinata menyatukan tangannya di depan dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
when the party is over
FanfictionHinata dan Sasuke tahu bahwa hubungan keduanya terjalin karena perasaan masing-masing yang tak terbalas. Hubungan simbiosis mutualisme dengan kedok pertemanan. Akankah bertahan? "Kita masih tetap berteman 'kan, Hinata?" "Tentu saja. Kita teman sehid...