-Pertemuan mungkin saja jalan Tuhan untuk memisahkan agar aku bisa belajar memaafkan-
Prolog:
Kisah ini bukan lagi tentang kita...
Kisah ini tentang aku, kau, dan melibatkan dia. Seperti waktu yang lalu, aku masih menyesap rindu.
Perlahan, namun membuat hatiku terus berdarah-darah. Sedangkan dia sudah tahu tentang kita yang tengah hilang arah.
Berkali-kali aku kembali mencari jalan pulang, selalu namamu terpatri dalam ingatan.
Kitapun semakin tahu perihal kehilangan. Sebab, aku selalu berharap semoga pertemuan kita bukanlah kesalahan.---------
Angin bertiup kencang, aku memutuskan untuk rehat sejenak dari perkuliahan di siang itu sambil membawa beberapa buku dan majalah fashion edisi terbaru dengan foto Frederikke Sofie dan Sienna Miller sebagai sampul majalah di bulan ini.
"Yaaaa ampun perutku terasa lapar, rupanya mata kuliah Mr. Philip tadi begitu menguras tenagaku" keluhku sambil memegang perut yang agak berbunyi sedari tadi.
"Ji Won, sedang apa disana?" suara itu terdengar dari kejauhan, ah nampaknya Joanna akan mengajak makan siang bersama.
"Perutku terasa lapar, ayo makan siang"
"Ahh, maaf aku ada janji makan siang dengan Arthur" ujarnya dengan nada menyesal.
"Oh lord, yasudahlah aku makan sendiri saja" seketika aku bangkit sambil mencubit pipi Joanna dengan gemas dan berjalan menuju parkiran.
"Alright, see you on the next day baby Jo!" sambungku sambil melambaikan tangan pada Joanna sahabat baikku yang terlihat begitu jatuh cinta dengan Arthur pacar barunya.
"Ah, don't be sad pretty. You can find the better man for sure" Joanna memberiku semangat dari kejauhan seraya melambaikan tangan.
Entah harus pergi kemana aku siang ini, makan sendiri di apartemen atau makan sendiri di restoran? Hei, perkenalkan namaku Kim Ji Won, aku mahasiswi jurusan desain mode di sebuah universitas di New York. Disini aku hidup sendirian dan tinggal di sebuah apartemen yang cukup luas di Morton Square, perlu 9 menit untuk perjalan pulang kampus menuju apartemen. Tapi, kurasa aku tidak ingin pulang ke apartemen dulu dan ingin pergi jalan-jalan.
Ciiiiitttt...
Mobilku melaju kearah Brooklyn. Salah satu temanku yang tinggal di Brooklyn merekomendasikan restoran yang baru saja buka, lagipula rasanya aku sangat ingin makan Korean-style wings dan soju cocktails. Uh, membayangkannya saja membuat perutku semakin lapar. Aku harus bergegas sampai kesana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wish We Never Met (END)
RomanceKisah ini bukan lagi tentang kita... Kisah ini tentang aku, kau, dan melibatkan dia. Seperti waktu yang lalu, aku masih menyesap rindu. Perlahan, namun membuat hatiku terus berdarah-darah. Sedangkan dia sudah tahu tentang kita yang tengah hilang a...