Chapter 25

77 15 8
                                    

Sejak lama aku sudah hilang rasa, sejak lama aku sudah tak merasakan apa-apa.
Sejak ada dia aku lupa bahwa kamu ada, sejak ada dia aku hanya melihat hatimu berduka.

-kau terbunuh sepi-

Kim Ji Won's Point Of View

Aku sepanjang jalan menuju rumah hanya bisa terdiam dan menangis. Seon Ho yang terlihat begitu kecewa dengan sikapku membuatku semakin terpojok dengan beberapa kalimat yang dia lontarkan.

"Apa yang kau lakukan? Kau tak ingat suami dan anak-anakmu?"

"Jika memang Seo Joon pilihanmu, pergilah. Jangan membuat Chang Wook dan anak-anakmu bersedih jika mereka mengetahui ini"

"Kau kehilangan akal sehat atau bagaimana? Aku tidak mengerti apa yang akan terjadi jika Chang Wook tahu semua hal ini"

"Anak-anakmu pasti menangis jika tahu kau pergi dengan pria yang bukan ayah mereka"

"Sadarlah! Buka matamu! Apa kesalahan suamimu? Jika itu hanya kesibukan pekerjaannya maka bersabarlah" Ujar Seon Ho lagi.

Mendengar kalimat terakhir yang dilontarkannya, aku mulai angkat suara.

"Oppa, kau tidak akan mengerti. Chang Wook mendewakan pekerjaannya dan menganggap aku serta anak-anak hanyalah tempat membuang lelah" Aku mencoba menjelaskan.

"Kenapa tak kau bicarakan baik-baik? Kenapa malah pergi dengan pria lain yang bahkan kau tak ada perasaan dengannya? Jangan menyakiti kedua pria itu. Berhentilah bermain-main, kau bukan anak kecil lagi" Dia semakin marah.

"Aku terkadang bicara dan dia tetap sibuk dengan pekerjaannya. Sikapnya pada orang lain dan rekan kerjanya bahkan lebih baik daripada sikapnya kepadaku dan anak-anak" Ujarku sambil menangis.

"Aku tak akan menceritakan ini pada Chang Wook dan siapapun. Hanya saja, kurasa kau perlu mengakhirinya dengan Seo Joon. Berteman dengannya pun jangan lagi" Seon Ho menahan suaranya yang marah.

Aku hanya terdiam membayangkan anak-anakku. Aku tak ingin berpisah dengan suamiku serta kehilangannya. Aku juga tak ingin anak-anak kecewa dengan sikapku selama ini.

Di sisi lain, aku hanyalah seseorang yang perlu perhatian dan kasih sayang. Aku memang tak mencari itu pada Seo Joon, aku hanya menemukan kehangatan dan perhatian dari Seo Joon. Sekarangpun aku tak yakin aku benar-benar mencintainya. Tapi aku sangat menyayanginya sekarang, entahlah.

Tak bisa kubayangkan jika harus melihat anak-anak menangis dan berpisah dengan Chang Wook. Aku juga tak bisa membayangkan jika harus melihat Seo Joon sakit hati untuk kesekian kalinya.

Aku membenamkan wajah di pelukkan oppa. Dia mulai tenang dan berhenti marah padaku. Hanya saja, aku mendengar suara tangisnya.

"Kau memang pantas bahagia, tapi bahagialah dengan cara yang benar. Jangan kau bahagia dengan mengorbankan perasaan orang lain" Seon Ho memelankan suaranya, sambil menyetir.

Aku melepaskan pelukanku dan menatapnya yang tengah menyetir.

"Aku memang menyukai Seo Joon oppa, lalu aku harus bagaimana?" Aku masih saja ingin mengorek luka ini.

"Berhentilah, gunakan akal sehatmu. Pikirkan Ae Ra, Ae Ri, dan Chang Jun. Mereka butuh kau" Seon Ho menyapu air matanya.

"Malam ini, suami dan anak-anakmu pulang ke Seoul. Sambutlah mereka dengan hati yang tenang dan pandangan yang menghangatkan. Jangan lagi kau memikirkan Seo Joon, biarkan saja dia pergi dari hidupmu. Dia juga pantas berbahagia, walaupun bukan kau orangnya" Seon Ho oppa masih enggan melihatku.

Wish We Never Met (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang