Chapter 21 (18+)

363 18 10
                                    

-Jangankan untuk lupa, menjauh darinya saja aku sudah tak bisa-

Kim Ji Won's Point Of View

Masih kuingat hangat pelukannya dimalam itu. Tak ada alasan aku menangis lagi. Sampai pada saat dia memelukku, bukan semakin tenang. Perasaanku semakin tak karuan. Aku malah menangis sejadi-jadinya.

Untuk apa dia menawarkan pelukan? Tapi, sayangnya hal itulah yang kubutuhkan.

"Ji Won, ada tamu untukmu. Temuilah tamu itu di lobby bawah" Mr. Greg datang ke ruanganku tanpa mengetuk pintu.

Aku yang daritadi melamun, tersentak kaget mendengarnya.

"I..iya" Sambil berdiri dari kursi duduk dan melaju ke lobby.

Aku juga tak tahu, siapa atau tamu darimana yang harus kutemui. Sedangkan pertemuan dan meeting dengan beberapa brand sudah kuselesaikan minggu lalu. Besok hanya ada jadwalku dengan beberapa model untuk perpanjangan kontrak.

Aku tak melihat siapapun duduk dikursi tamu lobby, benarkah lobby bawah? Atau lobby di lantai atas gedung?.

"Chagiya!" Suara suamiku memudarkan kebingunganku.

"Bicaralah padaku, aku tak tahu harus kemana lagi. Aku sangat merindukanmu. Kau tahu aku tak salah apapun, bagaimana bisa kau seolah-olah mencampakkanku?"

Deg..
Benar, suamiku berkata benar. Aku tak lagi menaruh curiga padanya. Tapi aku masih tak ingin bertemu dengannya.

"Ayo, ikut aku keluar saja. Aku tak ingin rekan kerjaku mendengar" Kutarik lengannya dan menjauh ke kedai kopi seberang jalan.

"Maaf, aku hanya ingin bertanya satu hal sekarang" Aku enggan menatap matanya.

"Ya? Apa itu? Bahkan aku akan berkata jujur dan aku berani bersumpah" Dia sangat yakin dengan kalimatnya barusan.

"Apakah Chloe ikut dalam perjalananmu ke Dubai?" Aku hanya bertanya saja.

"Tidak, dia di Amerika. Perusahaan tempatnya bekerja memang membangun dua tower yang sama tapi berbeda managemen. Untuk Dubai mr. Mustofa yang bertanggungjawab atas itu. Sedangkan proyek di Amerika, ya Chloe yang mengurusnya. Aku tak berdusta, aku jujur. Lihatlah mataku" Suamiku memegang tanganku, tapi aku enggan melihat dua bola matanya.

Masih kubuang wajahku dan memandang keluar jendela. Entah kenapa, jika aku melihatnya sekarang aku bisa menangis. Terbayang Seo Joon dalam ingatan. Sial, aku benar-benar menangis kali ini.

"Apa aku tak bisa dipercaya? Mungkin aku pantas mendapatkan perlakuanmu yang kecewa denganku" Dia terlihat kesal dengan dirinya sendiri saat ini.

"Apa aku tak bisa dipercaya? Mungkin aku pantas mendapatkan perlakuanmu yang kecewa denganku" Dia terlihat kesal dengan dirinya sendiri saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Wish We Never Met (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang