Chapter 6

158 23 14
                                    

Chapter 6

-aku yang dekat dipelupuk mata bahkan tak terbaca olehnya. Dia yang jauh disana tak pernah dilewatkan olehnya-

Mobil sport Bentley berwarna hitam tengah melaju ditengah jalanan Brooklyn yang cukup ramai. Terlihat seorang pria tengah berada di bangku setir, disampingnya seorang wanita muda tengah meneguk caramel macchiatonya.

"Oppa, antar aku didepan restoran yang menyajikan masakan Korea itu" Ji Won menunjuk restoran yang tampak ramai pengunjung.

"Restoranmu?"

"Bukan, milik temanku Woo Shik dan Seo Joon oppa"

"Terlihat ramai, apa disini enak?" Ucapnya melepas kacamata hitamnya.

"Tentu, mau coba?"

                                ---------

Kim Ji Won's Point Of View

Kami masuk ke dalam restoran dengan penuh gaya. Beberapa orang memandang ke arah kami. Termasuk Nicole, Joanna, Naomi, dan Seo Joon.

"Selamat datang" Seo Joon menyapa dengan nada keheranan. Mungkin dalam benaknya, dengan pria mana lagi aku pergi. Aku bukan seperti yang kau pikirkan oppa, hidupku memang dikelilingi pria tampan. Lalu aku bisa apa? Hahaha.

"Buddies, ini lawyerku yang akan membantu proses sidang di pengadilan melawan Jerome. Oppa ini teman-temanku, Naomi,Nicole, Joanna, dan ehm Seo Joon" aku mengecilkan suara saat menyebut nama Seo Joon.

"Hai, aku Song Jong Ki. Lawyer Kim Ji Won, senang bertemu kalian. Oh aku ingat ketiga wanita ini. Mereka begitu repot tadi malam karena ulahmu" Jong Ki tersenyum licik padaku.

"Sial, kau ada disana tadi malam? Bahkan aku tak melihat batang hidungmu oppa" sahutku kesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sial, kau ada disana tadi malam? Bahkan aku tak melihat batang hidungmu oppa" sahutku kesal.

"Aku datang terlambat karena ada urusan dengan client, saat aku datang kau sudah mempermalukan diri sendiri dihadapan seorang pria" Jongki agak tertawa.

"Tutup mulutmu oppa, kumohon" seraya meraih lengannya untuk menjauh dari teman-temanku.

"Oh silahkan duduk, mau pesan apa?" Woo Shik tiba-tiba datang.

"Ah, kau malam tadi yang berguling dilantai" Jongki semakin terkekeh seraya memegang pangkal matanya.

Woo Shik yang bingung menatapku lama. Baiklah, aku harus merubah topik yang memalukan ini.

"Oppa, pesanlah apapun yang kau suka dan aku yang akan bayar" aku merebut buku menu dari tangan Woo Shik oppa dan menyerahkannya pada Jong Ki oppa.

"Baiklah, setidaknya biarkan aku duduk wahai adikku South Korean Goddess" ucapnya lagi sambil tertawa.

Teman-temanku ikut tertawa mendengarnya, kecuali Seo Joon dan Woo Shik yang saling menatap tak mengerti. Woo Shik oppa tampaknya bangun dengan perasaan nyaman setelah berguling dilantai, sampai-sampai dia tak menyadarinya. Kurasa tidak ada yang memberitahunya perihal tadi malam.

Wish We Never Met (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang