Chapter 19

84 14 10
                                    

"A successful marriage requires falling in love many times, always with the same person."
-Mignon McLaughlin-

Park Seo Joon's Point Of View

"Hampir saja kau ketinggalan pesawat. Kenapa datang sangat telat?" Hyung Sik menyenggol lenganku.

Aku yang sejak tadi menatap langit dari jendela menoleh kearah Hyung Sik.

"Aku rasa ada yang tertinggal" Jawabku, mengeriyitkan dahi.
"Apa?"
"Hatiku" Sambil memegang dadaku, memang rasanya perih. Tapi aku mencoba bercanda.

Seketika Hyung Sik menarik nafas dalam dan memutar matanya. Aku tertawa melihat reaksinya.

"Kau akan kembali ke Amerika?" Dia menahan sabar.

"Sepertinya begitu, aku harus mengejar cintaku" Sahutku santai.

"Cinta sih boleh, bodoh jangan!" Hyung Sik mencoba membangunkanku dari mimpi indah.

"Akan ada saatnya nanti, dia jadi milikku. Percayalah" Aku tak tahu apa yang kubicarakan, tapi aku begitu yakin.

"Nikahilah wanita yang tidak memiliki suami, menyerahlah dengan perasaanmu. Kurasa cintamu padanya bertepuk sebelah tangan. Pakailah akal sehatmu!" Nada bicara Hyung Sik mulai ketus.

Mungkinkah wanita itu tak pernah ada rasa padaku? Tapi, selama ini aku membaca matanya dan aku menemukan perasaan yang sama tentang kami. Aku memang tak begitu yakin dengan perasaannya padaku, tapi aku tak mau menyerah begitu saja.

-----

Ji Chang Wook's Point Of View

Aku sudah tiba di Amerika sejak pagi tadi. Namun, aku belum sempat untuk pulang ke apartemen. Kurasa isteriku masih di kantornya, bekerja. Aku kadang terpikir apa yang sedang dilakukan anak-anakku dirumah bersama nanny Lanny. Kupikir sore saja aku pulang, harus kuselesaikan beberapa pekerjaan dulu.

"Franco, kau yakin dengan keputusanmu keluar dari proyek ini?" Aku mencoba meyakinkan Francois.

"Tak perlu kau tanya lagi, keputusanku sudah bulat" Dia berlalu begitu saja menjauh, aku bahkan tak mengerti dengannya.

Aku duduk di sisi jendela kantor, melihat jalanan sekitar. Aku merasa keadaan akhir-akhir ini semakin tidak beres, apa yang tengah terjadi? Firasatku mengatakan hal itu.

Kring...
Chloe menghubungiku lewat sambungan telepon. Dia memintaku datang ke hotelnya, dia orang asli Jerman dan menginap di Amerika karena proyek pembangunan tower di Lexington Avenue dan tower yang ada di Dubai. Proyek besar yang tengah kami kerjakan.

"Ada apa?" Aku bertanya padanya.
"Datanglah dulu, nanti aku jelaskan. Aku tak bisa bicara di telepon. Aku tunggu di lobby hotel, jemput aku. Aku akan ceritakan saat makan siang" Jelasnya.

Haruskah aku datang? Tapi, suaranya terdengar serius. Sebenarnya apa yang ingin dia bicarakan dari kemarin?.

-----

Kim Ji Won's Point Of View

Aku menahan amarahku saat tahu suamiku tak pulang kerumah usai tiba di Amerika pagi tadi. Setidaknya dia menyapa anak-anak atau beristirahat sejenak. Tapi saat aku tanya nanny Lanny apakah suamiku pulang sebentar saja, dia menjawab tidak ada Chang Wook pulang. Memberi kabar bahwa dia sudah di Amerika pun tidak.
Tampaknya, kami bukan prioritas baginya lagi.

Wish We Never Met (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang