-membual tentangmu dalam diam adalah caraku menyampaikan rasa dengan seni. Rasa yang tak pernah terkatakan dan rasa yang harus dirahasiakan-
Park Seo Joon's Point Of View
"This song hits hard when you have someone special on your mind. But, listen carefully. How poor this man, when he can't hold her on his hand" Kim Ji Won memutar lagu Labrinth lebih nyaring dari seharusnya.
"I'm jealous of the wind that ripples through your clothes" Woo Shik memegang handphonenya dan membuatnya seolah-olah sebuah microphone.
"cause i wished you the best of all this world could give..." Ji Won menyanyi tak kalah nyaringnya.
Mereka pikir apartemenku ini apa? tempat karaoke? venue konser? aku hanya berbaring di sofa dengan kesal. Beberapa botol juice jeruk sudah habis. Aku memutuskan bangkit dari sofa coklat yang sedari tadi menjadi tumpuan tubuhku dan memutuskan mengambil beberapa juice jeruk lagi dari dalam kulkas.
"Bagaimana tuan? cintamu bertemu dalam genggaman atau bertepuk sebelah tangan?" Woo Shik menepuk pundak Seo Joon.
"...." tak ada yang bisa kukatakan saat ini. Nara mencampakkanku begitu saja.
"Kau lihat saja wajahnya, lebih masam daripada ketekmu oppa hahaha" Ji Won tertawa.
Woo Shik menatap Ji Won sinis. Mereka sebentar lagi akan saling berkejar-kejaran di apartemenku. Niat mereka menghiburku kali ini menjadi ide yang cukup buruk.
Masih rapi diingatan, saat Nara mengatakan bahwa tidak bisa menerimaku karena menganggapku sebagai sahabat saja. Sahabat? Bahkan dia tak kuanggap sahabat sama sekali. Ji Won dan Woo Shik baru sahabatku, ini yang benar. Sahabat tidak akan saling jatuh cinta.
Hal yang paling menyakitkan bagiku kali ini adalah mendengarnya mengatakan bahwa dia telah bertunangan dengan pria lain. Bahkan aku tak ingin tau siapa pria itu. Walaupun akhirnya aku tahu dia adalah atasan Nara di kantor. Setelah mencampakkanku, dia malah memilih pergi dan menjauh begitu saja. Tanpa meminta maaf.
"Ji Won, memangnya kau pernah mencampakkan pria?"
"Lumayan sering. Kenapa?" Jawab Ji Won sambil memainkan handphone miliknya.
"Kau merasa bersalah?" Woo Shik bertanya lagi.
"Tergantung, jika pria itu tampan aku akan merasa bersalah. Tapi, kalau biasa saja ya aku akan semakin merasa bersalah. Tapi kebanyakan pria yang kupacari membuatku kesal hahaha" Dia tertawa kecil.
"Siapa? Lee Min ho salah satunya?" Woo Shik menggoda Ji Won.
Seketika mata Ji Won terbelalak lebar saat mendengar nama itu. Siapa dia? Mantan Ji Won?
"Dia kemarin meminta kontakmu padaku, kenapa kau tak mau jadi pacarnya lagi?" Woo Shik iseng.
"Aku? Lebih baik mencari pria lain saja. Oppa, kau saja carikan aku pacar, seorang pria baik ya" Ji Won menyahut santai.
"Semacam blind date? Aku punya beberapa teman yang cocok untukmu. Kau pasti akan suka. Akan oppa dan Seo Joon aturkan blind date mu, babe!" Woo Shik berjanji.
Kenapa membawa-bawa namaku? Aku tak ingin membantu. Aku hanya ingin merenungi diri saat ini! Aku berujar dalam hati sambil memejamkan mata.
--------
Kim Ji Won's Point Of ViewNicole, Joanna, Naomi, Woo Shik, dan Seo Joon duduk disebuah cafe dengan interior yang bisa dikatakan full of simplicity. Konsep design cafe yang cukup segar menurutku. Ya, aku disini di cafe yang sama dengan mereka. Bedanya, aku duduk didekat jendela dan mereka jadi mata-mataku dari kejauhan. Woo Shik dan Seo Joon sudah mengatur blind date hari ini untukku, aku tidak terlalu terkesan karena aku sedang tidak ingin berpacaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wish We Never Met (END)
RomansaKisah ini bukan lagi tentang kita... Kisah ini tentang aku, kau, dan melibatkan dia. Seperti waktu yang lalu, aku masih menyesap rindu. Perlahan, namun membuat hatiku terus berdarah-darah. Sedangkan dia sudah tahu tentang kita yang tengah hilang a...