Chapter 23

72 15 8
                                    

"Love is like art, heartbroken on the canvas"
-Tyga-

Ji Chang Wook's Point Of View

Musim semi sudah berakhir. Musim panas mulai menjalar disekujur tubuh dengan cepat.
Akhir-akhir ini isteriku senang mengajakku untuk pergi dating berdua. Entah menghabiskan waktu untuk touring, memasak bersama, bermain skateboard, berenang bersama, menonton pertandingan basket atau NBA di hall besar dan mendukung tim favorite kami atau pergi menjelajah tempat baru di sekitaran New York.

Hari ini, aku akan memberikan kejutan untuknya. Sebuah canvas untuk dilukis bersama. Mungkin weekend ini, akan kami habiskan dirumah saja. Agar anak-anak juga bisa bermain dirumah.

Jika diingat, kami memang suka mencoba hal-hal baru. Tak ada yang lebih menyenangkan selain berbagi waktu yang berkualitas dengan keluarga, walaupun kadangkala aku dipenuhi dengan kesibukan pekerjaan.

Isteriku masih belum bangun, kuputuskan untuk membuatkannya makanan dan menyiapkan kejutan untuk melukis bersama hari ini. Sungguh, aku tak sabar.

Jika hari minggu tiba, aku akan mematikan ponsel. Terserah siapapun yang menelepon, akan kutanggapi di hari senin karena aku tidak ingin waktu yang hanya bisa digunakan satu minggu sekali, habis hanya untuk bekerja.

"Isteriku, lovely Ji, baby, bangunlah. Kau akan menyukai kejutanku" Aku duduk dipinggir tempat tidur sambil menciuminya.

"Terlalu pagi, aku masih mengantuk" Dia masih melanjutkan tidurnya.

"Bangunlah, sarapan dulu. Sebelum anak-anak terbangun" Ujarku lagi menggendongnya menuju dapur.

Sudah kusiapkan beberapa cheese eggroll dengan tumis sayuran yang dicampur dengan nasi hangat untuk dinikmati sebagai sarapan pagi.

"Terlihat sedap, apakah kau yang memasaknya?" Dia melihatku dengan kagum.

"Tentu, haruskah aku membuka restoran seperti teman-temanmu?" Ujarku sambil tertawa kecil.

Dia menyantap masakan buatanku, terlihat dia menyukainya.

"Selanjutnya, kita akan pergi kemana?" Ji Won bertanya tentang trip yang akan kami lakukan hari ini.

Aku tersenyum dan menutup kedua matanya. Ruangan kosong disisi belakang kamar dekat balkon kujadikan tempat untuk melukis bersama.

"Voilaaa!" Aku membuka mata Ji Won yang ditutupi dengan telapak tanganku.

"Wah! Aku sudah lama ingin melukis. Aku sangat suka ini. Terima kasih suamiku" Dia memelukku bahagia.

Sambil melukis, kami juga bersenang-senang berdua. Kurasa, menghabiskan waktu di akhir pekan bisa membuat rasa cinta kami semakin tumbuh.

"Bagaimana jika kita juga mengambil poto untuk kenang-kenangan?" Aku terdengar penuh semangat.

"Tentu, aku tak sabar untuk berpoto!" Dia terdengar sangat senang sekarang.

"Tentu, aku tak sabar untuk berpoto!" Dia terdengar sangat senang sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Wish We Never Met (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang