-Matamu tempatku menyaksikan semesta, dadamu merebak cinta, hangat tubuhmu api membara, dalam dekapanmu aku terlelap mesra-Kim Ji Won's Point Of View
Hari ini hari kedua pernikahan kami. Tidak ada yang berbeda dari tadi malam. Hingga siang ini hanya kami habiskan berdua bermesraan. Sungguh, aku betah di kamar hotel walaupun hanya berduaan dengannya menonton film. Mulai dari horror, thriller, action, hingga film romantis yang berakhir dengan adegan romantis. Kemudian kami sebagai pemerannya.
Kami hanya sesekali keluar kamar, saat jam makan pagi, siang, dan malam. Waktu terasa begitu singkat meskipun hanya berdua dengannya. Ketika berjalan keluar, kami hanya berkeliling hotel sejenak atau berendam dengan air hangat di jacuzzi bersama.
Aku menatapnya dalam diam kali ini, suamiku sangat baik dan tampan. Setelah makan siang, kami duduk sebentar berbincang dan dia mengatakan jika matanya lelah dan ingin tidur.
Masih segar dalam ingatanku, satu tahun setengah yang indah bagi kami. Pertemuan pertama, kencan pertama, hingga kencan 'resmi' pertama kami saat di Amerika. Aku kira pertemuan pertama kami pada saat acara pesta kostum beberapa tahun lalu dimana aku menumpahkan amarah dan memuntahkan minuman diatas celananya, ternyata tidak.
Dia berkata jika dia pernah melihatku pertama kali saat dia baru selesai bermain basket dilapangan dekat taman jalanan sekolahku. Dia hanya kembali sebentar ke Korea Selatan dan besoknya harus pergi ke Amerika untuk berkuliah. Saat itu aku masih SMA, saat pulang sekolah aku duduk di bangku panjang bersama Sung Kyung dan Krsytal hanya untuk duduk menikmati ice cream rasa green tea di siang yang panas itu.
Aku bahkan tak sadar dengan hal itu, tapi mengingat dengan samar beberapa potongan kisah itu.
"Apakah kau tahu milik siapa dompet ini?" Ji Chang Wook yang saat itu tak kukenal menatapku dan menanyaiku perihal dompet.
"Kau menemukannya dimana? Tapi itu bukan milikku. Apakah kau melihat pria yang meninggalkan dompet itu?" Aku malah bertanya balik.
"Kurasa pria yang berjaket biru malam itu yang memilikinya" Ji Chang Wook melihatku lagi.
"Lalu kau tunggu apalagi? Cepat hampiri dia dan lihatlah dulu tanda pengenal didompet itu apakah memang benar pemiliknya" Aku kebingungan dengan sikapnya saat itu. Jika dia sudah tahu bahwa dompet itu milik pria berjaket biru malam itu kenapa dia malah menanyaiku. Aneh.
Aku akhirnya tahu alasannya sekarang. Dia ternyata hanya ingin mengajakku bicara tanpa tahu harus bicara apa. Entah kenapa aku masih ingat perbincangan aneh itu, padahal aku sudah melupakan bahwa dia yang bicara. Suamiku mengatakan bahwa dia melihatku pertama kali dan langsung jatuh cinta padaku. Apakah cinta pada pandangan pertama benar-benar ada?.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wish We Never Met (END)
RomansKisah ini bukan lagi tentang kita... Kisah ini tentang aku, kau, dan melibatkan dia. Seperti waktu yang lalu, aku masih menyesap rindu. Perlahan, namun membuat hatiku terus berdarah-darah. Sedangkan dia sudah tahu tentang kita yang tengah hilang a...