"Treat me like a joke, i'll leave you like it's funny"
-unknown-Kim Ji Won's Point Of View
Tak kusangka, seorang Ji Chang Wook yang memprioritaskan pekerjaannya akhir-akhir ini, ikut memasak bersama kami. Aku terus saja menahan diri untuk bicara atau mengomel tentang wanita bernama Chloe itu. Aku akan lihat sejauh mana mereka bisa bersama.
B.I yang bertindak sebagai detektifku selalu memberikan informasi tentang wanita itu dan B.I mengikuti mereka serta melihat apa yang mereka lakukan.
Benar saja, mereka sering bersama. Wanita itu juga sering meminta waktu berduaan bersama suamiku.
Nanti pada saat yang tepat, aku akan menampar wajah wanita itu. Lihat saja nanti.
Aku yang masih marah pada suamiku hanya mau bicara pada Seo Joon dan anak-anak saja. Tapi, sikap cemburu suamiku dengan kedekatan Seo Joon dan anak-anak mulai terlihat sekarang. Dia mungkin merasa, anak-anak tidak mudah menyukai orang lain. Tapi anehnya mereka menyukai Seo Joon.
Chang Wook dan Seo Joon memasak sambil tertawa, terlihat seperti dua orang teman lama yang sudah tak berjumpa. Tapi dari yang kulihat sorot mata Chang Wook mengisyaratkan bahwa dia tak mau kalah dan juga bisa punya waktu untuk anak-anak.
Ironis memang, ada orang lain yang lebih peduli pada anak-anakmu dibandingkan dengan suamimu sendiri. Anak-anak yang bermain denganku sedang membicarakan dua pria itu.
"Daddy dan uncle sedang memasak, coba kalian lihat" Ae Ri memberitahu Ae Ra dan Chang Jun.
"Kalau kau besar nanti, kau mau cari pria seperti daddy atau uncle?" Ae Ra bertanya.
"Tak tahu, mereka berdua kesukaanku" Ae Ri menjawab.
Akupun juga bingung dengan sikap dua pria itu. Tapi, aku akan memilih suamiku saat ini. Ya, karena dia suamiku.Tapi jika suamiku berkhianat, maka aku akan memilih pria lain. Walaupun kemungkinannya adalah Seo Joon.
Sesekali aku melihat Seo Joon melirik ke arahku. Dia seolah-olah mengisyaratkan bahwa dia pantas untuk dilihat sebagaimana aku melihat suamiku. Ya, karisma seorang Seo Joon tak lekang oleh waktu.
Terkadang, dia mengirimiku hadiah di tempat kerja. Dengan bantuan office boy dikantor, dia bisa dengan mudah meninggalkan beberapa kejutan untukku. Aku terkesan.
Saat makan siang dia juga sering menelponku hanya untuk bertanya bagaimana kabarku, apa yang sedang kulakukan, dan bagaimana kabar anak-anak. Itu pertanyaan yang harusnya ditanyakan oleh suamiku. Apakah aku selama ini terlalu banyak menuntut?.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wish We Never Met (END)
RomanceKisah ini bukan lagi tentang kita... Kisah ini tentang aku, kau, dan melibatkan dia. Seperti waktu yang lalu, aku masih menyesap rindu. Perlahan, namun membuat hatiku terus berdarah-darah. Sedangkan dia sudah tahu tentang kita yang tengah hilang a...