Chapter 4

733 80 10
                                    


"Cepat keluar dari ruangan ku!"

Jimin membentak pria tampan dihadapannya dengan kesal. Bagaimana tidak kesal? Pria itu sudah 2 jam hanya diam diruangannya. Oh, hanya bibirnya yang terkunci rapat, tetapi matanya tidak. Dia sibuk memandangi apapun yang dilakukan Jimin sampai gadis itu sudah tidak tahan lagi sekarang.

Sebenarnya, tadi Jimin sudah mengusir Jungkook. Tetapi, malah dibalas pria itu dengan wajah yang seperti menahan tawa. Dasar pria bodoh tidak waras!

"Aish, orang ini!" gumamnya. Jimin benar-benar bingung dengan situasi ini. Ayolah, dia tidak bisa bekerja dengan serius jika pria ini terus menatapnya.

Jimin memejamkan mata dan menarik nafas dalam-dalam sebelum menatap tajam Jungkook, "Keluar sekarang! Atau aku benar-benar akan membunuhmu dengan pisau bedahku!"

"Kau masih mencintaiku kan? Kau bisa saja langsung membunuhku sejak tadi. Tetapi apa yang kau lakukan? Kau membiarkanku disini sejak tadi!"

Bagus, Jungkook! Pancing saja terus amarah gadis itu! Setelah tidak bersuara sejak tadi, sekalinya bersuara dia malah berkata omong kosong yang membuat Jimin berdecak tak suka.

"Tuan, kau—"

"Dan omong-omong, rambutmu tumbuh dengan indah."

Setelah mengatakan hal itu, Jungkook pamit undur diri. Meninggalkan Jimin ditempatnya yang menatap kepergian Jungkook dengan tatapan tak percaya. Apakah mengatakan hal tersebut butuh waktu persiapan selama dua jam?

Jimin tidak paham dan tidak mau memahami!

^^^

Jimin membereskan semua barang-barangnya yang berserakan dimeja. Kemudian, gadis itu merenggangkan otot-ototnya yang terasa kaku karena dia hanya duduk saja sedari habis makan siang tadi. Dan sekarang sudah menunjukkan pukul 8 malam.

Dia ingin cepat-cepat menyelesaikan pekerjaannya. Maklum saja, sedari dulu Jimin adalah tipe orang yang selalu mengerjakan sesuatu itu tidak mau ditunda-tunda. Kalau tidak langsung dikerjakan sekarang, memangnya yakin esok hari masih mampu mengerjakannya? Jadi, selagi bisa, langsung tuntaskan saja!

"Hah. Capeknya! Eonnie sudah pulang belum, ya?" gumamnya. Dia memejamkan matanya sejenak. Setelah dirasa sudah sedikit enjoy, dia beranjak pulang.

Suasana rumah sakit di jam segini masih ramai sekali. Jimin yang mukanya sudah kusut sekali itupun hanya membalas sapaan orang-orang dengan senyuman tipis.

Kadang Jimin merasa kesal disaat seperti ini. Mengapa semua orang harus menyapaku, sih?  Apa mereka tidak melihat aku sudah kucel begini ingin cepat-cepat pulang? Ya, tapi wajar sih. Wajahku tidak pernah terlihat jelek! batinnya.

Ya sudah. Tinggalkan saja gerutuan Jimin itu!

Akhirnya, dia berhasil keluar dari gedung besar tersebut. Ia bersenandung kecil sembari berjalan menuju tempat mobilnya diparkir.

Give me a sign
Hit me baby one more time
If you wanna run away with me
I know a galaxy and I can take you for a ride

[ Baby one more time X Levitating ]
[ Britney Spears X Dua Lipa ]

Jimin tertawa kecil setelahnya, "Setelah satu minggu akhirnya aku bisa menghapalkan satu baris lagu ini. Besok aku akan melanjutkan menghapal lirik selanjutnya, huh menyebalkan! Kenapa liriknya sangat susah, sih?"

Bibirnya tambah dikerucutkan saat dinginnya angin malam menembus masuk melalui kemejanya menuju kulitnya, "Apa sudah memasuki musim dingin? Sial sekali, aku hanya memakai kemeja!" gerutunya kesal.

Dia mempercepat langkahnya agar segera sampai dimobilnya untuk menghangatkan sebentar tubuhnya sebelum pulang. Tetapi, baru saja akan membuka pintu mobil, bahunya ditepuk seseorang hingga membuat Jimin terperanjat kaget.

"Astaga! Jantung kesayanganku, kau tidak apa-apa?" ucapnya mengelus dada.

"YAKK!!! KAU— AISH! APA LAGI?!" teriaknya kesal. Semakin kesal saja Jimin saat melihat orang tersebut yang ternyata adalah Jungkook.

"Jimin, aku merindukanmu." ucap Jungkook pelan.

"Terimakasih, aku tidak!" balas Jimin cepat.

"Aku tau kau masih marah padaku. Tapi—" Jungkook sengaja menggantungkan ucapannya, karena dia sibuk melepaskan jasnya untuk dipakaikan ditubuh mungil milik Jimin.

Jimin beringsut mundur. Dan Jungkook semakin merapatkan jas miliknya yang sudah terpakai ditubuh Jimin.

"Marah itu butuh tenaga ekstra. Kau akan mudah melemah jika marah dalam keadaan tak baik. Nah, karena sekarang kau sudah sedikit lebih hangat, kau bisa melanjutkan marahmu ke aku." kata Jungkook. Asal kalian tau, dia sangat bersusah-payah mengatakan ini. Pria kelinci itu belajar daritadi pagi hingga beberapa menit yang lalu.

Jimin memicingkan matanya. Mencoba menyelami mata hitam kelam milik Jungkook yang sedang menatapnya dalam. Tapi, Jimin tidak menemukan apa-apa. Dia tidak mempunyai ilmunya. Ya kan dia itu dokter spesialis onkologi, bukan dokter spesialis mental atau dokter psikologi. Jimin mendengus kasar memikirkannya.

Tangannya hendak melepas kembali jas Jungkook yang langsung ditahan oleh sang pemilik.

"Pakailah! Sudah memasuki musim dingin. Tenang saja, aku tidak akan menyuruhmu mencucinya!" sahut Jungkook langsung.

Kenapa merusak suasana, sih? Padahal Jimin hampir saja terharu tadi!



Kenapa merusak suasana, sih? Padahal Jimin hampir saja terharu tadi!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ngeblur aja cakep, heran😭

ᴋᴏᴏᴋᴍɪɴ ɢꜱ (ᴇɴᴅ) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang