Chapter 28

513 58 43
                                    

(foto jikook aku ambil dari wattpad: yongchan_)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(foto jikook aku ambil dari wattpad: yongchan_)

"Bagaimana menurutmu?" tanya Jungkook pada Jimin yang sedang bertopang dagu menatapnya. Nampaknya suara Jungkook itu juga berhasil menarik atensi Yoonhee, Somi, dan Yooncheol yang sedari tadi membantu memilih undangan pernikahan Jimin dan Jungkook agar bisa segera disebar.

"Haruskah menikah saja merepotkan diri seperti ini?" tanya Jimin jengah. Gadis itu tidak banyak membantu sama sekali, dia hanya mengoceh dan memberikan berbagai macam pertanyaan yang menyebalkan seperti kenapa menikah harus semewah ini? kenapa harus mengundang orang sebanyak peserta upacara? bukankah poin pentingnya itu yang penting aku dan Jungkook menikah dengan sah? tidak cukupkah saksinya jika hanya sepuluh orang?

Somi hanya melongo, Yoonhee mengelus dada, dan Jungkook hanya tersenyum kalem menanggapinya.

Apakah gadis barbar ini yang akan menjadi menantuku? tanya Yooncheol dalam hati, pria setengah baya itu masih tidak percaya karena baru kali ini ia bertemu langsung dengan calon istri Jungkook itu. Tak dapat dipungkiri, dia juga menilai Jimin itu unik dan penuh kejujuran.

"Oke. Aku tidak akan meminta pendapatmu lagi jika saranku itu kau balas dengan gerutuan tak jelas!" kata Jungkook kemudian, "Kau hanya perlu duduk manis seperti ratu!" imbuhnya dengan nada menyindir.

Jimin mencibir, "Ya sudah! Terserah kalian saja, aku mau berpendapat pun tidak mengerti apa-apa! Asalkan kalian yang memilih, aku juga suka!"

^^^

Setelah satu minggu penuh berada di Swiss, kini mereka sudah berada di Seoul lagi.

Jimin saat ini sedang tiduran dengan lengan kekar Jungkook sebagai bantalan. Gadis itu tidur menyamping menghadap tubuh Jungkook yang sedang terlentang dipinggirnya.

"Haruskah kita mengundang Taehyung dan Yoongi?" tiba-tiba Jungkook bertanya dengan suara rendahnya yang membuat Jimin segera mendongak. Kebetulan sekali, disaat yang bersamaan pula, Jungkook menunduk. Hingga bibir tipis itu menempel tepat dikening Jimin.

Awalnya, Jimin tersipu, tapi lima detik kemudian ia menggosok keningnya dengan gerakan yang sangat lambat menurut Jungkook, "Kau ini berniat menghapus jejak bibirku atau malah ingin mengelus bibirku?" ejek Jungkook sembari terkekeh geli.

"Nanti kalau aku menggosoknya dengan kasar keningku kan memerah dan tidak seksi lagi!" elaknya.

Jungkook tertawa, merasa terhibur, "Kupikir kau tidak bisa malu atau tersipu."

"Siapa yang—"

"Berkacalah! Wajahmu merah!" tawa Jungkook semakin terdengar menggelegar didalam kamar tidur apartemennya saat Jimin benar-benar mencari handphonenya untuk berkaca, "Tidak apa! Kau semakin terlihat cantik saat malu-malu!"

ᴋᴏᴏᴋᴍɪɴ ɢꜱ (ᴇɴᴅ) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang