Sebulan yang lalu sebelum pernikahan Jungkook dan Jimin, bayi yang pernah dirawat oleh keduanya itu akhirnya dijemput orangtua kandungnya yang baru saja selesai ujian. Mereka berdua menangis terisak-isak dihadapan Jimin dan Jungkook, mereka bahkan membungkukkan badannya berulangkali guna berterimakasih banyak, terutama kepada Jimin. Waktu itu Jimin hanya tersenyum menunjukkan giginya dengan tatapan bangga, tentu saja terhadap dirinya sendiri.Jungkook masih ingat, saat itu Jimin mengatakan, "Aku seperti malaikat, kan?" dengan nada sombong khas miliknya.
Lalu dengan polos, kedua pasangan atau orang tua kandung bayi itu dengan antusias menganggukkan kepalanya berkali-kali, "Eonni memang seperti malaikat! Terimakasih sudah membiayai sekolahku dan merawat anak kita! Aku tidak akan melupakanmu!"
"Ya. Noona cantik seperti malaikat penolong!" sahut si ayah kandung bayi itu.
Jimin mengibaskan rambutnya jumawa, "Jangan lupa datang ke pernikahanku kalau begitu!"
Ya, kemarin mereka datang. Tapi hanya sebentar karena bayi itu semakin besar terlihat semakin menyebalkan, karena terus-terusan menangis keras hingga Jimin menyarankan supaya mereka pulang saja. Bukan bermaksud mengusir, tapi mungkin bayi itu tak nyaman berada ditempat ramai seperti ini, yang langsung disetujui oleh kedua remaja yang sudah memiliki anak tersebut.
Pagi ini, setelah kemarin melewati hari resepsi pernikahan yang sangat melelahkan, Jungkook bangun terlebih dahulu untuk meregangkan otot-otot tubuhnya yang terasa kaku. Pandangannya jatuh kearah seonggok daging yang tidur memeluknya erat dengan meringkuk dan bibir mengerucut. Ah menggemaskan!
Jungkook menyeringai menatap istrinya itu, dia mungkin membiarkan Jimin lolos tadi malam karena tak dapat dipungkiri ia juga sangat lelah. Tapi pagi ini, haha! Kau tidak akan bisa lolos, Jeon Jimin! itulah yang dipikirkan Jungkook saat ini.
Pemuda tampan itu menundukkan kepalanya. Mendekatkan bibir tipisnya ke bibir tebal Jimin dan menyapukan lidahnya dipermukaan bibir istrinya main-main membuat Jimin merengek pelan. Dan karena mulut Jimin terbuka saat itu, Jungkook menggunakan kesempatannya untuk memasukkan lidahnya kerongga mulut sang istri serta menggodanya dengan memainkan lidah pemuda itu diatas langit-langit mulut Jimin.
"Uh~"
Gadis itu hanya melenguh dengan mata yang semakin terpejam erat. Dia baru bisa sadar sepenuhnya saat mendapati Jungkook dengan seringai lebarnya sedang berada diatas tubuhnya. Suaminya itu sudah berhasil membuat tanda dimana-mana, juga sudah berhasil melucuti pakaian Jimin yang membuat gadis itu memekik malu. Dia meronta sehebat angin topan pun tak berefek apapun pada Jungkook.
"YAK!!! AAAH— KAU SEDANG MELAKUKAN APA?"
"Membuat anak!"
"Aku tidak siap! Yak!!! Sialan! JUNGKOOK- aaahh—"
Malam gagal. Pagi pun jadi. Hehe.
Pagi pertama!!! Yuhu~
^^^
"Aish. Lihat wajah tak berdosa si brengsek ini setelah melakukan yang iya-iya padaku!" umpat Jimin. Tak peduli suaminya itu kelaparan atau tidak, salah sendiri dia menggempur Jimin terus-terusan disaat ia bilang ia belum siap! Ya setidaknya kan biarkan dia mandi dulu tadi.
Sangat kotor lah badan mereka saat ini!
Jimin berjalan tertatih-tatih menuju kamar mandi. Dia merasa badannya sangat lengket, membuatnya tak nyaman. Setelah mengambil pakaian bersih untuk ganti baju, ia mulai membersihkan badannya. 15 menit kemudian, ia keluar dari kamar mandi dengan keadaan yang lebih fresh. Dan Jungkook masih betah mendengkur di ranjang mereka dengan mulut sedikit terbuka menampakkan gigi kelincinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ᴋᴏᴏᴋᴍɪɴ ɢꜱ (ᴇɴᴅ) ✔
Fanfiction[ BOOK 2 DARI I'M YOU ] Jimin dan Jungkook tidak tau, sebenarnya apa salah mereka? Mengapa mereka sangat sulit untuk bersama? Semua masalah mereka lalui dan semua usaha juga sudah mereka lakukan. Lantas, apa lagi yang kurang? Jadi, sebenarnya siapa...