Part 11 || Interogasi

24 3 0
                                    

Kring...
Bel diseluruh SMA Bramawijaya telah berdering. Putri dan Chelsie segera membereskan barang-barang mereka.

"Bareng gue ngak?" tawar Putri pada Chelsie. Chelsie yang masih membereskan buku-bukunya pun menoleh pada Putri.

"Ngak usah Put. Gue lagi ada urusan sama anak jurusan sebelah. Gue duluan ya," ucap Chelsie lalu segera keluar ke kelas dengan terburu-buru.

Putri mengernyitkan dahinya heran. Sejak kapan sahabatnya itu memiliki masalah atau urusan dengan anak IPS? Jika memang ada, kenapa Chelsie tidak pernah cerita kepadanya. Putri curiga jika Chelsie menyembunyikan sesuatu dari dirinya.

"Gue ngak tau dia punya urusan apa. Tapi kayaknya dia sembunyiin sesuatu," ucap Putri pada dirinya sendiri sambil menatap curiga kepergian Chelsie.

Putri tak mau ambil pusing. Dia memilih untuk mengambil kunci mobilnya dan segera keluar kelas. Saat keluar kelas, dia melihat Fino berjalan dari arah yang berlawanan. Putri tak menghiraukan keberadaan Fino. Dia memilih untuk terus berjalan.

"NENG PUTRI. TUNGGU ABANG FINO MU INI," teriak Fino dari arah belakang Putri.

Dengan malas Putri menghentikan langkahnya. Dia menunggu Fino. Dia dapat melihat Fino berlari kecil menghampirinya.

"Mau ngapain? Gue ada urusan hari ini," ucap Putri kepada Fino sambil memutar bola matanya malas.

"Nih," ucap Fino sambil menyodorkan sebuah novel pada Putri.

Putri mengernyit heran menatap Fino. Kenapa Fino memberikan sebuah novel pada dirinya?

"Kok ngasih ke gue?" tanya Putri heran kepada Fino.

Fino tersenyum sambil menatap Putri. "Kemarin kan lo ngak mau gue bayarin. Jadi gue berinisiatif buat beliin lo. Gue juga mau bilang makasih soal kemarin. Makasih lo udah mau habisin waktu bareng gue," ucap Fino sambil tersenyum menatap wajah cantik Putri.

"Gue cukup kok 2 kemarin. Ini lo kasih ke Avi aja. Dia juga kan suka novel," ucap Putri sambil memberikan novel pemberian Fino kepada sang pemilik.

"Tidak sayang. Ini milikmu. Jaga dia sebaik mungkin. Abang Fino baru bisa membelikanmu 1 anak. Jika nanti sudah menikah, abang Fino akan memberikanmu 20 anak pun bisa," ucap Fino menggoda Putri.

Putri mendengus kesal mendengar ucapan Fino tadi. "Dih, anak matamu. Nih, gue balikin lagi," ucap Putri sambil memberikan novel pemberian Fino. Dia meletakkannya di telapak tangan Fino.

"Neng Putri sayang. Abang Fino ini tidak memerima pengembalian barang. Abang Fino pergi dulu. Babay sayangnya Fino," ucap Fino lalu segera meninggalkan Putri.

Putri menggelengkan kepalanya. Dia sudah tidak asing lagi dengan tingkah Fino yang satu ini. Dia sudah hafal semua tingkah Fino. Putri membolak-balikan novel yang ada di tangannya lalu tersenyum simpul. Putri memilih untuk memegang novel pemberian Fino dan segera melangkahkan kakinya menuju ke parkiran dan segera pulang ke rumah ayahnya.

***
Putri sedang berada di kamarnya sambil menatap langit-langit kamarnya dan memutar musik. Sembari menunggu ayah dan kakaknya pulang, dia memilih untuk menghabiskan waktunya di kamar. Putri tersenyum simpul saat mengingat kejadian kemarin saat bersama Fino.

Matanya melirik ke arah jam yang terpasang di dinding kamar. Sudah pukul 7 malam tetapi ayah dan kakaknya belum juga pulang.

Putri memilih untuk kembali melamun dan mengingat semua kejadian yang pernah dia alami. Mulai dari kelas 9 dia kehilangan kakak laki-laki yang dia sayangi dan mengetahui kebusukan ibunya. Berlalu ke kelas 10 ada lelaki yang mendekatinya setelah 1 minggu MOS. Lelaki yang rela menanti jawaban dari nya hingga sekarang.

Peismatáris (Spin-off HS) [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang